Sunday, February 4, 2018

Asia Overland, Tachileik, Kota Kecil di Perbatasan Myanmar dan Thailand Utara



Salah satu penjual makanan di Tachileik, Myanmar

City of the Golden Triangle. Kota Tachileik di Myanmar ini bersandingan dengan kota Mae Sai Thailand. Posisinya yang berada diperbatasan membuat kota ini ikut berkembang khususnya di sektor perdagangan. Disebut golden triangle karena lokasinya yang berdekatan dengan perbatasan tiga negara antara Thailand, Myanmar dan Laos yang dikenal sebagai kawasan segi tiga emas.
Lokasi pasar di Tachileik yang berdekatan dengan perbatasan Myanmar - Thailand ini membuat suasana kehidupan di pasar ini kerap ramai. Bermacam-macam orang berlalu-lalang disana dari seorang pembeli, penjual, pengemis bahkan pencopet berkumpul menjadi satu di pasar. Pasar ini menjual beraneka ragam barang mulai dari pakaian, kerajinan dari logam, tas-tas kualitas nomor dua, telpon genggam dan barang elektronik tiruan serta di bagian lain terdapat pasar tradisional yang menjual sayur mayur dan buah-buahan. Salah satu keunikan berbelanja di pasar ini kita bisa menggunakan mata uang Thailand Bath atau Myanmar Kyat saat bertransaksi di tempat ini.

Friday, January 26, 2018

Asia Overland, #CrossBorder Melewati Perbatasan Jalur Darat Thailand dan Myanmar di Mae Sai dan Tachileik



Menyebrang Perbatasan Thailand ke Myanmar dari Mae Sai - Tachileik
 Setelah menempuh puluhan kilometer dengan sepeda motor sewaan dari kota Chiang Rai melalui jalanan yang semula kiri kanannya ladang perkebunan kini berubah menjadi sederetan bangunan pertokoan yang menghiasai perbatasan ini. Di pelatarannya penuh dijejali sederetan pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam makanan dan barang lainnya.
Tak hanya perut, matapun terasa lapar untuk membeli barang yang dijual di perbatasan ini. Aku mengusap mata lantas mencium aroma makanan pinggir jalan semerbak dari beberapa gerobak kaki lima. Aku dan Novel tertuju pada satu titik yang sama, sesosok ibu yang menjual makanan seperti martabak manis dengan taburan gula putih di atasnya yang tampak menggugah selera. Sedangkan Yayan tertarik untuk membeli ayam goreng yang aromanya tak kalah menggiurkan.

Thursday, January 25, 2018

Asia Overland, Menuju Perbatasan Jalur Darat Thailand dan Myanmar dengan Sepeda Motor



Perjalanan jalur darat dari pusat kota Chiang Rai menuju Mae Sai
Setelah edisi menjelajah Chiang Rai di White Temple dan perkampungan Kayan Lahwi berleher panjang, petualangan kamipun berlanjut. Hanya berbekal peta buta yang tampak lurus dan terlihat dekat membuat kami nekat menyusuri jalan dari kota Chiang Rai menuju perbatasan Myanmar di Maesai - Tachileik menggunakan sepeda motor. Tanpa mengetahui estimasi berapa kilometer yang akan kami tempuh membuat perjalanan ini tidak memiliki beban. Kami pacu kendaraan roda dua kami dengan santai mengikuti arah ke kota Mae Sai tempat perbatasan itu berada.
Hasilnya? Sudah lebih dari 2 jam mengendarai motor melewati jalan raya yang lurus ini seperti tak berujung. Dan setelah tiba di kota ini akhirnya kami menyadari jarak dari kota Chiang Rai ke Perbatasan ini sekali jalannya mencapai 80 kilometer. Jauh juga ya ternyata jika dihitung pulang pergi dalam hari yang sama.

Asia Overland, Bertamu ke Suku Karen/Lahwi, Perkampungan orang-orang berleher panjang

Salah satu suku karen di perkampungan suku berleher panjang di Thailand

Motor matik kami melaju konstan menyusuri jalan di area persawahan. Mataku asyik memandangi sawah yang menghijau dengan latar perbukitan. Jejeran ilalang memenuhi sepanjang tepi jalan. Selama perjalanan aku tak berbicara sama sekali. Pandanganku menangkap pantulan wajah Yayan dan Novel di kaca spion yang juga tampak menikmati perjalanan ini hingga akhirnya kami menghentikan laju motor dan memarkirkannya di sebuah perkampungan kecil yang berada di kaki bukit.

Setibanya disana, suasananya begitu sepi tak banyak turis yang sedang berkunjung di perkampungan ini. Kami menduga mungkin ini bukan tempat perkampungan yang biasanya dikunjungi tur wisata, karena lokasi perkampungan ada di sisi yang berbeda dan biaya retribusi masuknya pun hanya 100 Bath atau kurang dari setengah dari harga informasi yang kami peroleh.

Asia Overland, Berjumpa White Temple dan Tersesat di Black House Chiang Rai


White Temple di Chiang Rai, Thailand
Dengan tiket promo Air Asia yang kami peroleh dari kota Bangkok kami menuju Chiang Rai sebuah kota kecil di Thailand paling utara dengan penerbangan seharga 320.57 Thailand Bath. Tujuan utama kami yaitu mengujungi kawasan Golden Triangle yang merupakan jalur sutera perdagangan tiga negara yaitu Thailand, Myanmar dan Laos yang dihubungkan oleh sebuah sungai yang bernama Sungai Mekong.
Kami naik pesawat terakhir dengan pertimbangan agar memiliki waktu lebih untuk menjelajah kota Bangkok terlebih dahulu, dan secara kebetulan kami bisa menjelajah bersama teman-teman seperjalanan dari Jakarta yaitu Yayan, Nesia, Tika, Novel, Ade, Umi dan Nisa. Namun untuk perjalanan ke Thailand bagian utara ini kini tersisa Yayan saja, ditambah personil baru yaitu Novel yang baru bertemu kemarin. Jika hidup diibaratkan sebagai perjalananan, seperti inilah kehidupan yang terus berjalan. Ada yang datang ada juga yang pergi di dalam kehidupan.

Merencanakan Liburan ke Dataran Tinggi Dieng Dengan Paket Pesawat + Hotel Dari Traveloka



Matahari Terbit dari Puncak Sikunir di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo

         Di bulan Januari ini kota Jakarta diberkahi hujan yang membuat udara terasa dingin, setidaknya untuk beberapa hari terakhir. Dari balik jendela aku mengamati hujan yang turun dari langit membahasi bumi, dan entah mengapa cuaca seperti ini senantiasa bisa membuat kenangan masa lalu kembali hadir dalam ingatan. Memori perjalananku saat backpacking menjelajah Pulau Jawa hingga ke Pulau Bali lewat jalur darat sekelabat hadir, menghadirkan rasa rindu dan perasaan melankolis.
Dari beberapa kota yang dulu sempat ku singgahi ada sebuah destinasi yang begitu kurindukan keindahan alamnya dan cuacanya yang dingin yaitu Dataran Tinggi Dieng, dataran tinggi tertinggi kedua dunia setelah Nepal. Tempat ini memiliki ketinggian 2093 meter di atas permukaan laut atau mencapai ketinggian 6000 kaki. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Suhu di Dieng Plateau sejuk mendekati dingin yang berkisar 15 sampai 20°C di siang hari dan 10°C di malam hari.

Friday, December 29, 2017

20 Tips dan Panduan Lengkap Belanja & Kuliner di Chatuchak Weekend Market di Bangkok, Thailand


Chatuchak Weekend Market di Bangkok, Thailand

Ketika bunga-bunga mulai bermekaran di negara-negara Indochina, suasana di sekitar Pasar Chatuchak Bangkok pun serasa di Seoul. Bedanya cuaca di kota Bangkok ini tropis, tidak dingin khas musim semi. Gerah!. Rasanya itulah kesan pertama yang kami lihat ketika berkunjung ke pasar tradisional terbesar dan terpopuler di ibu kota Thailand ini. Apabila kamu naik kereta skytrain (BTS) maka stasiun kereta terdekat dengan pasar Chatuchak ini berdekatan dengan Chatuchak Park. Jika kamu beruntung yaitu datang ketika sederetan pohon-pohon besar di sekitar taman ini sedang berbunga maka percayalah bahwa kamupun akan merasakan hal yang sama, seperti di negara-negara yang sedang musim semi.
Namun di artikel kali ini kami tidak membahas lebih detail tentang pohon-pohon yang bebunga tersebut, melainkan akan memberikan tips serta panduan yang bisa kamu jadi referensi ketika kamu hendak mengunjungi dan berbelanja di pasar Chatuchak Weekend market ini. Sebagai informasi pasar ini salah satu surga belanja yang ada di kota Bangkok. Banyak yang borong oleh-oleh di pasar ini. Banyak juga penjual online shop yang supply barang dari pasar ini. Banyak juga jastip-jastipan (jasa titip) barang-barang yang dibeli di pasar ini. Harganya yang murah terkadang membuat lupa diri tiba-tiba sudah belanja banyak aja. Apapun alasan kamu ke pasar ini, catat 10 Tips berikut agar wisata belanja kamu di kota Bangkok khususnya di pasar ini menjadi lebih menyenangkan.

15 Tips dan Panduan Ke Husky Café True Love @ Neverland, Tempat Bermain Bersama Anjing Siberian Husky di Bangkok, Thailand



Bermain dengan Siberian Husky di True Love Cafe @ Neverland, Bangkok

This Husky Cafe Is Probably The Cutest Place In Bangkok at TrueLove @ Neverland. Kabarnya husky cafe ini satu-satunya nya di kota Bangkok dan bahkan satu-satunya di dunia. Pas kami lagi traveling ke Bangkok kami sempatkan untuk mampir ke café yang unik ini. Sebuah tempat makan yang bisa dibilang memiliki konsep yang menarik dimana kita bisa nongkrong di café sembari berinteraksi secara langsung dengan anjing husky yang lucu dan menggemaskan. Kabarnya anjing husky ini berasal dari Siberian, salah satu tempat impian yang sudah masuk dalam bucket list untuk kami dikunjungi suatu saat nanti.
Let me tell you the story, sejujurnya aku punya sedikit phobia sama anjing, khususnya yang besar-besar seperti ukuran kambing. Semua berawal dari pas SD (Sekolah Dasar) di jam pelajaran olahraga semua murid diwajibkan lari mengelilingi luar bangunan sekolah. Karena lokasi sekolah berada di daerah perumahan dan beberapa rumah ada anjingnya di suatu hari anjingnya tidak hanya mengonggong dari balik pagar, tetapi ikut lari mengejar dimana naluri anjing akan lari kalau  melihat orang lari. Mitos untuk 'pura-pura' duduk sambil pegang batu supaya ngga dikejar anjing ngga berlaku dikejadian seperti ini, yang ada aku lari semakin kencang dan anjingpun lari mengejar semakin cepat. Akupun menjerit ketakutan. Sejak itu aku tidak terlalu suka anjing besar dan ngeri kalau disamperin oleh binatang anjing.

5 Pilihan Taman di Jakarta yang Instagrammable



 Taman Suropati Menteng, Jakarta Pusat

    Jakarta adalah kota dengan segudang keunikan yang membuatnya berbeda dari kota-kota lain di Indonesia. Dinamika kehidupannya diwarnai oleh gedung-gedung pencakar langit dan lalu lintas yang serba padat. Selain itu, banyaknya masyarakat dari berbagai etnis yang tinggal di kota ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu melting pot Indonesia.
    Namun, terlepas dari kehidupan yang sibuk dan serba cepat, Jakarta juga menawarkan surga kecil bagi siapa pun yang ingin menikmati ketenangan di tengah-tengah keramaian. Surga kecil ini hadir dalam bentuk taman-taman kota yang unik, cantik, dan rindang.

Monday, December 25, 2017

10 Tips dan Panduan Ke Asiatique The Riverfront, Tempat Wisata Zaman Now di Bangkok, Thailand



Asiatique the Riverfront di Bangkok, Thailand
            Wisata di kota Bangkok selain Chocolate Ville ada sebuah tempat lain yang masih populer dan semakin ramai dikunjungi parawisatawan yaitu Asiatique the Riverfront. Tempat ini memiliki konsep sebuah mall terbuka yang mengkombinasi mall dengan pasar malam serta beberapa atraksi wisata dengan salah satu ikonnya adalah kincir raksasa yang menjadi magnet kuat untuk menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini.

Mal terbuka yang berlokasi di tepi Sungao Chao Praya dan Charoen Krung Road Bangkok ini memiliki ribuan toko dan outlet, mulai dari kerajinan lokal hingga outlet yang menjual barang branded. Mulai dari kuliner pinggir jalan hingga restoran mewah yang menyajikan beragam menu hidangan. Mulai dari tempat bermain anak hingga spot foto yang instagramable. Apabila kamu sedang ke Bangkok dan hendak ke tempat ini, catat 10 tips dan rekomendasi kami mengenai Asiatique The Riverfront sebagai referensi.

10 Tips dan Panduan Ke Chocolate Ville, Tempat Nongkrong Zaman Now di Bangkok, Thailand



Chocolate Ville di Bangkok di waktu senja, Thailand

Ada sebuah tempat wisata yang semakin populer dan asik buat nongkrong anak-anak zaman now yang letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Bangkok Thailand. Tempatnya asik buat foto-foto karena banyak spot keren yang instagramable dan cocok juga buat liburan keluarga karena bisa ngajak bermain anak dan keluarga di tempat ini. Tempatnya pun romantis cocok untuk pasangan maupun foto prewedding.
Di tempat ini adalah sebuah café atau sekumpulan restoran yang memiliki area yang cukup luas dengan tema negara Eropa, konsepnya yaitu Dining in the park. Keunikannya tempat ini memiliki banyak bangunan menarik berarsitektur Eropa mulai dari bangunan restoran, kincir angin, jembatan batu, taman bunga, kolam yang dihuni angsa putih dan angsa hitam, mercusuar yang indah di tepi danau serta beberapa spot yang dilengkapi dengan berbagai property menarik untuk berfoto. Apabila kamu sedang ke Bangkok dan hendak ke tempat ini, catat 10 tips dan rekomendasi kami mengenai Chocolate Ville sebagai referensi.

35 Tips & Panduan Jalan-Jalan Liburan Pertama Kali ke Bangkok Thailand


Grand Palace dan Wat Phra Kaew di Bangkok, Thailand
 Ada banyak destinasi populer di Thailand yang mendunia diataranya Phuket, Krabi, Suratthani, Chiang Mai, Chiang Rai, Pai, Ayyutaya dan tentu sahja ibukotanya Bangkok. Untuk artikel kali ini kami mau sharing tips dan panduan jalan-jalan liburan ke Bangkok khususnya bagi kamu yang hendak pertama kali ke kota ini.
Di Ibu kota Thailand selain menjadi surga berbelanja dan wisata kuliner juga terkenal dengan ratusan candi yang menawan yang patut untuk dikunjungi. Hal itulah yang menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke kota Bangkok di Thailand. Semua itu ditambah lagi dengan biaya hidup yang murah dan cocok untuk para wisatawan yang berbudget terbatas.
Berikut kami sharing tips dan panduan Jalan Jalan Liburan ke Bangkok khususnya bagi kamu yang pergi tanpa travel agent. Semoga tips dan panduan yang dapat saya berikan dapat membuat  liburan kamu menjadi lebih menyenangkan dan terencana mulai dari mendarat di Bangkok hingga hendak terbang keluar dari Thailand.

Sunday, December 24, 2017

Asia Overland, Kesempatan kedua di Grand Palace Bangkok, Thailand

Wat Phra Kaew dan Grand Palace di Bangkok, Thailand

Masih kukuh terpatri dalam ingatanku pertama kali nekat backpacking jalur darat dari Singapura hingga Thailand, sesampainya di Bangkok Thailand budget sudah sangat minim. Hasilnya? ketika sampai di depan Grand Palace hanya bisa memandang bangunan megah ini dari luar pintu gerbang saja karena harga tiket masuk untuk ke komplek istana raja Thailand ini cukup mahal yaitu 500 Bath. Dengan jumlah uang sebesar itu setara dengan budget makan dan transport kami untuk keliling kota Bangkok untuk 2 hari. Tapi rekan perjalanan ku saat itu Bang Coy meyakinkan aku untuk melewatkan tempat ini dan harus berani bermimpi suatu saat akan kembali ke Thailand sekaligus melanjutkan perjalanan menjelajah negara Asia yang lain.
Dan benar saja 2 tahun kemudian ketika aku melanjutkan pengembaraan menjelajah Asia Tenggara hingga Dataran China akhirnya terwujud juga untuk bisa masuk dan melihat lebih dekat kemegahan Grand Palace ini.

Asia Overland, Masjid Chakrabongse, Sungai Chao Phraya dan Candi-Candi di Bangkok



Wat Arum, Salah Satu Candi Paling Populer di Bangkok, Thailand

Telepon genggamku bergetar dan memberikan sebuah notifikasi, bukan kerana alarm yang ku setting melainkan karena sebuah pesan singkat yang masuk dari teman saya yang baru tiba di Bangkok subuh itu. Beberapa hari sebelumnya aku memang sudah merencanakan dengan beberapa teman lama yaitu Ade, Umi dan Nisa yang kebetulan jadwalnya sama sedang berada di Bangkok. Kami merencanakan untuk berjalan 1 hari bersama di kota ini.
Setelah mencuci muka dan sholat subuh, aku langsung bergegas menuju Khaosan Road tempat dimana kesepakatan kami untuk bertemu. Kala itu waktu sudah menunjukan pukul 5:45, udara di luar masih teras dingin, dan sang suryapun belum tampak menyinari kota Bangkok yang masih gelap. Hingar binger suasana kafe malam telah berganti sunyi, yang kulihat hanya sisa-sisa pemabuk yang masih berada di sepanjang trotoar didepan kafe yang telah tutup. Dan mungkin sebagian dari mereka adalah tunawisma atau memang turis yang tidak bisa pulang karena kondisi mereka yang sudah terlalu mabuk.

Asia Overland, Dari Siem Riep Tiba di Ibu Kota Thailand



Tiba di Kota Bangkok Pada Malam Hari

Setelah melalui perjalanan darat sekitar 12 jam dari kota Siem Riep, akhirnya kami tiba di kota ini Bangkok. Mini van mengantarkan kami sampai ke Jalan Khao San, tempat dimana kawasan backpacker berada. Di tengah keramaian kota Bangkok yang semakin terasa sesak kami berjalan menyusuri sebuah jalan kecil. Suara kendaraan tuk-tuk khas Thailand menderu-deru dengan knalpot yang sudah dimodifikasi ikut meramaikan suasana pada malam ini. Dengan ransel dipunggung kami berempat berjalan menyusuri jalan menyibak kerumunan orang yang berlalu-lalang.
Malam itu Khao San begitu ramai, dan terasa begitu penuh bak lautan manusia karena bulan februari merupakan high season yang membuat kami harus mencari penginapan yang masih ada kamar tersisa, tentunya yang sesuai dengan budget yang kami miliki. Karena hampir semua penginapan penuh dan kami belum melakukan pemesanan sebelumnya, dengan terpaksa kami terus berjalan dari satu jalan ke jalan lain, dari satu lorong, ke lorong lain.

Ready To Explore? Let's go see and travel the world

Please do kindly subscribe to my travel blog, the place where i would share any of my travel enthusiasm there such as travel stories, travel articles and travel photos.