Salah satu gambar bukti kekejaman rezim Khmer Merah ketika Polpot berkuasa |
Tuk-tuk
mulai melaju pelan di jalan raya kota Phnom Penh yang didominasi perempatan
tanpa rambu-rambu lalu lintas. Setiap kendaraan melaju sesuka hati dengan
prinsip siapa yang berani maju terlebih dahulu maka akan mendapatkan jalan,
sebagaimana hukum alam yang telah diatur di jalan raya. Sesekali suara klakson
terdengar sedikit melengking entah untuk meminta prioritas jalan atau sekedar
bertegur sapa. Sampai akhirnya tuk-tuk yang kami kendarai tiba di pemberhentian
pertama yaitu Toul Sleng Genocide Museum.
Dilihat
dari luar bangunan ini layaknya sebuah areal sekolah. Bangunannya berwarna
putih kusam dengan cat yang sudah mulai pudar diterpa cuaca dan waktu.
Keberadaan tembok pembatas yang mengelilingi bangunan ini dengan kawat berduri
yang sudah berkarat di atasnya menjadi pembeda bangunan ini tidak lagi sebagai
sekolah.