Merasa sudah cukup
menjelajahi Kampung Ayer, akupun penasaran untuk mendatangi pasar tradisional
yang diceritakan ibu Dini. Dari perkampungan ini dengan perahu kayu bermesin
yang merupakan alat transportasi utama aku membaur dengan penduduk lokal menuju
ke pasar, ongkosnya pun harga lokal yaitu 1 Ringgit untuk sekali penyebrangan.
Aroma pasar selalu
spesial di hidungku, hari itu suasana di pasar tampak begitu ramai dipadati
penjual dan pembeli yang berjumpa untuk melakukan transaksi. Dari beberapa
penjual yang kulihat, tampaknya merekapun hidup cukup, hal ini dapat kulihat
dari model telepon genggam yang mereka pegang dengan layar sentuh model
terkini, bahkan beberapa di antaranya tampak mengenakan beberapa gelang emas
berukuran besar yang melingkar di pergelangan tangan mereka.