Pages

Thursday, April 9, 2020

Makanan dan Menu Kuliner Ekstrem di Asia. Kamu Berani Nyoba Yang Mana?


Menu Ekstrem Yang Saya Lihat di Vietnam Utara
Kalau disuruh milih, mau menu yang mana? Yang digantung atau yang masih hidup di kandang? Hehehe. Ini adalah salah satu dari sederetan warung makan di Perfume Pagoda dekat kota Hanoi, Vietnam. Ada beberapa jenis daging yang ditawarkan di tempat ini mulai dari landak, kucing hutan, ular, rusa, tikus hutan, anjing, babi hutan dan sebangsa binatang pengerat lainnya. Semua daging yang disajikan disini begitu segar dan sebagian diantaranya baru akan dipotong ketika ada customer yang hendak membeli untuk menyantap daging tersebut.
Sumpah pertama kalinya mencium aroma dagingnya yang amis dan sangat menyengat ketika dimasak atau dibakar langsung membuat perut terasa mual, kepala rada pusing dan seketika nafsu makanpun langsung hilang. Ya mungkin ini yang dinamakan culture shock karena perbedaan dari gaya hidup kita sehari-hari. Ini adalah salah satu lokasi yang sukses membuat saya begitu mual ingin muntah, terlebih lagi saat itu kondisi saya memang sedang menahan rasa lapar karena ketika di Vietnam khususnya di daerah terpencil sangat sulit untuk menemukan menu halal disini. 





Ketika berada di Saigon Ho Chi Minh City dan kota Manila di Philipina saya juga pernah ditawari untuk mencoba balut, yaitu sebuah embiro telur bebek yang setengah jadi yang berumur sekitar 18 hari. Ketika janin bebek dalam telur sedang masa pembentukan paruh, bulu, badan dan ceker kemudian sebelum menetas telur tersebut dioleh dan dimasak untuk menjadi makanan khas yang berprotein tinggi. Orang banyak mengenak balut ini merupakan makanan khas dari Filipina, namun saya dengan teman saya mencoba ini ketika berada di Saigon Vietnam. Namun ketika melihat penampakan isi telurnya yang berwarna putih kecoklatan dan melihat isi embrio janin bebek seketika membuatku untuk mengurungkan niat untuk mencobanya karena memberikanku sugesti untuk mual.
Menu telur balot di Vietnam dan Filipina


Teman saya yang berani mencobanya mengikuti tata cara makan balut yang benar dari orang lokal yang terlihat begitu menikmati balut ini yaitu membuka setengah cangkang telur dengen perlahan kemudian menaburkan sedikit garam keatas selaput air berwarna abu-abu tua yang ada di dalam balut. Ketika sudah merasa siap kemudian mulai menyantap isi balut tersebut hingga ke bagian kuning telurnya yang mulai terlihat memutih kecoklatan.



Lain halnya ketika berada di Kamboja dan Thailand dimana saya bisa menemukan dengan mudah beragam kuliner extreme yang menjual serangga baik yang umum yang kita temui di persawahan maupun lahan perkebunan seperti belalang, jangkrik, kecoa besar, ulat  hingga serangga beracun seperti kalajengking. Untuk penyajian serangga di Thailand umumnya ada yang hanya di goreng garing baik yang diberikan bumbu tambahan atau hanya sekedar garam dan penyedap rasa. 
Menu serangga yang bisa ditemukan di Thailand dan Cambodia
Menu serangga yang bisa ditemukan di Thailand dan Cambodia



Karena tidak semua orang berani mencoba namun ingin mengabadikan gambar kuliner extreme serangga maka kini sebagian besar penjual serangga goreng khususnya di pasar-pasar malam memberlakukan kalau ingin mengambil foto dan merekam dalam video harus membayar sekitar 30-50 Bath.

Menu serangga yang bisa ditemukan di Thailand dan Cambodia
Menu serangga yang bisa ditemukan di Thailand dan Cambodia


Ketika saya berada di Beijing pernah singgah ke pasar malam Wangfujing dan Donghuamen Night Food Street saya menemukan sebuah kedai pinggir jalan yang menjajakan kuliner extreme mulai dari bintang laut, serangga, kalajengking hingga ular. Uniknya hidangan tersebut disajikan dengan ditusuk pada sebuah lidi bambu menyerupai sate. Karena masalah faktor kehalalan tentu saja saya tidak mencoba menu tersebut di Beijing, Cina.
Menu ular goreng yang mudah di temui di China
Menu ekstrem di China
menu kuda laut goreng di China
bintang laut dan kalajengking
Menu ekstrem di China
Bintang laut goreng
Ketika saya berada di Korea Selatan tepatnya di kota Busan kami pernah ditawari untuk mencoba menu extreme khas korea yaitu Sannakji, Sebalnakji dan Gaebul. Untuk Sannakji yaitu tentakel gurita yang disajikan dalam kondisi hidup-hidup dan disajikan dengan minyak. Sensasinya ketika mulut mulai mengunyah bagian tentakel tersebut kita bisa merasakan kaki gurita yang seperti merambat di kerongkongan. Untuk bagian tubuh gurita hidup lainnya dikenal sebagai Sebalnakji yang juga digemari oleh orang Korea untuk dikonsumsi. Satu lagi menu yang tidak kalah extreme yaitu Gaebul yang merupakan hidangan sejenis cacing sendok yang juga disajikand alam kondisi hidup-hidup. Kalu kamu makan ini dijamin langsung cacingan hahahaha, kan cacing dimakan hidup-hidup, kebayang ngga sih gimana nasibnya kalo cacing itu bisa bertahan hidup di perut kita hehe, jadi cacingan dong. Jangan lupa minum combantrin setelah itu, eeh. #kidding.
Salah satu menu gurita hidup di Korea Setalan


Kalau kamu pernah punya pengalaman melihat menu yang terbilang 'menyeramkan' untuk dimakan saat traveling ke suatu kota tertentu? Yuk mari sharing berbagi cerita disini 😊😄




Follow my instagram @travelographers , Youtube account shu travelographer 
twitter account @travelographers  and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)



Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya
Salam Pejalan.

 

1 comment:

  1. Pertanyaannya untuk yang menulis ini sudah nyobain makanan extrem yang mana? Kalau belalang atau jangkrik goreng masuk makanan extrem gak sih?

    ReplyDelete