|
Menu Ekstrem Yang Saya Lihat di Vietnam Utara |
Kalau disuruh milih, mau menu yang mana? Yang digantung atau
yang masih hidup di kandang? Hehehe. Ini adalah salah satu dari sederetan
warung makan di Perfume Pagoda dekat kota Hanoi, Vietnam. Ada beberapa jenis
daging yang ditawarkan di tempat ini mulai dari landak, kucing hutan, ular,
rusa, tikus hutan, anjing, babi hutan dan sebangsa binatang pengerat lainnya.
Semua daging yang disajikan disini begitu segar dan sebagian diantaranya baru
akan dipotong ketika ada customer yang hendak membeli untuk menyantap daging
tersebut.
Sumpah pertama kalinya mencium aroma dagingnya yang amis dan
sangat menyengat ketika dimasak atau dibakar langsung membuat perut terasa
mual, kepala rada pusing dan seketika nafsu makanpun langsung hilang. Ya
mungkin ini yang dinamakan culture shock karena perbedaan dari gaya hidup kita
sehari-hari. Ini adalah salah satu lokasi yang sukses membuat saya begitu mual
ingin muntah, terlebih lagi saat itu kondisi saya memang sedang menahan rasa
lapar karena ketika di Vietnam khususnya di daerah terpencil sangat sulit untuk
menemukan menu halal disini.
Ketika berada di Saigon Ho Chi Minh City dan kota Manila di
Philipina saya juga pernah ditawari untuk mencoba balut, yaitu sebuah embiro
telur bebek yang setengah jadi yang berumur sekitar 18 hari. Ketika janin bebek
dalam telur sedang masa pembentukan paruh, bulu, badan dan ceker kemudian sebelum
menetas telur tersebut dioleh dan dimasak untuk menjadi makanan khas yang
berprotein tinggi. Orang banyak mengenak balut ini merupakan makanan khas dari
Filipina, namun saya dengan teman saya mencoba ini ketika berada di Saigon
Vietnam. Namun ketika melihat penampakan isi telurnya yang berwarna putih
kecoklatan dan melihat isi embrio janin bebek seketika membuatku untuk
mengurungkan niat untuk mencobanya karena memberikanku sugesti untuk mual.
|
Menu telur balot di Vietnam dan Filipina |
Teman saya yang berani mencobanya mengikuti tata cara makan
balut yang benar dari orang lokal yang terlihat begitu menikmati balut ini
yaitu membuka setengah cangkang telur dengen perlahan kemudian menaburkan
sedikit garam keatas selaput air berwarna abu-abu tua yang ada di dalam balut.
Ketika sudah merasa siap kemudian mulai menyantap isi balut tersebut hingga ke
bagian kuning telurnya yang mulai terlihat memutih kecoklatan.
Lain halnya ketika berada di Kamboja dan Thailand dimana saya
bisa menemukan dengan mudah beragam kuliner extreme yang menjual serangga baik
yang umum yang kita temui di persawahan maupun lahan perkebunan seperti
belalang, jangkrik, kecoa besar, ulat hingga serangga beracun seperti
kalajengking. Untuk penyajian serangga di Thailand umumnya ada yang hanya di
goreng garing baik yang diberikan bumbu tambahan atau hanya sekedar garam dan
penyedap rasa.
|
Menu serangga yang bisa ditemukan di Thailand dan Cambodia |
|
Menu serangga yang bisa ditemukan di Thailand dan Cambodia |
Karena tidak semua orang berani mencoba namun ingin mengabadikan
gambar kuliner extreme serangga maka kini sebagian besar penjual serangga
goreng khususnya di pasar-pasar malam memberlakukan kalau ingin mengambil foto
dan merekam dalam video harus membayar sekitar 30-50 Bath.
|
Menu serangga yang bisa ditemukan di Thailand dan Cambodia |
|
Menu serangga yang bisa ditemukan di Thailand dan Cambodia |
Ketika saya berada di Beijing pernah singgah ke pasar malam
Wangfujing dan Donghuamen Night Food Street saya menemukan sebuah kedai pinggir
jalan yang menjajakan kuliner extreme mulai dari bintang laut, serangga,
kalajengking hingga ular. Uniknya hidangan tersebut disajikan dengan ditusuk
pada sebuah lidi bambu menyerupai sate. Karena masalah faktor kehalalan tentu
saja saya tidak mencoba menu tersebut di Beijing, Cina.
|
Menu ular goreng yang mudah di temui di China |
|
Menu ekstrem di China |
|
menu kuda laut goreng di China |
|
bintang laut dan kalajengking |
|
Menu ekstrem di China |
|
Bintang laut goreng |
Ketika saya berada di Korea Selatan tepatnya di kota Busan
kami pernah ditawari untuk mencoba menu extreme khas korea yaitu Sannakji,
Sebalnakji dan Gaebul. Untuk Sannakji yaitu tentakel gurita yang disajikan
dalam kondisi hidup-hidup dan disajikan dengan minyak. Sensasinya ketika mulut
mulai mengunyah bagian tentakel tersebut kita bisa merasakan kaki gurita yang
seperti merambat di kerongkongan. Untuk bagian tubuh gurita hidup lainnya
dikenal sebagai Sebalnakji yang juga digemari oleh orang Korea untuk
dikonsumsi. Satu lagi menu yang tidak kalah extreme yaitu Gaebul yang merupakan
hidangan sejenis cacing sendok yang juga disajikand alam kondisi hidup-hidup.
Kalu kamu makan ini dijamin langsung cacingan hahahaha, kan cacing dimakan
hidup-hidup, kebayang ngga sih gimana nasibnya kalo cacing itu bisa bertahan
hidup di perut kita hehe, jadi cacingan dong. Jangan lupa minum combantrin
setelah itu, eeh. #kidding.
|
Salah satu menu gurita hidup di Korea Setalan |
Kalau kamu pernah punya pengalaman melihat menu yang
terbilang 'menyeramkan' untuk dimakan saat traveling ke suatu kota tertentu?
Yuk mari sharing berbagi cerita disini 😊😄
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya.
Salam Pejalan.
Pertanyaannya untuk yang menulis ini sudah nyobain makanan extrem yang mana? Kalau belalang atau jangkrik goreng masuk makanan extrem gak sih?
ReplyDelete