Merasa sudah cukup
menjelajahi Kampung Ayer, akupun penasaran untuk mendatangi pasar tradisional
yang diceritakan ibu Dini. Dari perkampungan ini dengan perahu kayu bermesin
yang merupakan alat transportasi utama aku membaur dengan penduduk lokal menuju
ke pasar, ongkosnya pun harga lokal yaitu 1 Ringgit untuk sekali penyebrangan.
Aroma pasar selalu
spesial di hidungku, hari itu suasana di pasar tampak begitu ramai dipadati
penjual dan pembeli yang berjumpa untuk melakukan transaksi. Dari beberapa
penjual yang kulihat, tampaknya merekapun hidup cukup, hal ini dapat kulihat
dari model telepon genggam yang mereka pegang dengan layar sentuh model
terkini, bahkan beberapa di antaranya tampak mengenakan beberapa gelang emas
berukuran besar yang melingkar di pergelangan tangan mereka.
Aku menyukai suasana di
pasar ini, orang-orangnya begitu ramah hingga mempersilahkanku mencoba beberapa
hal yang asing yang belum pernah ku lihat sebelumnya, di antaranya yaitu buah
kembayau yang harus disiram air panas dulu sebelum disajikan untuk diminum
serta cemilan yang bernama inti yang merupakan ketan putih dibungkus dengan
daun kelapa yang di dalamnya diisi udang, tahai, daging, ayam, dan piasau.
Di
pasarlah aku bisa bersentuhan dengan kehidupan yang merakyat dari suatu kota
atau tempat yang aku kunjungi. Dan disinilah banyak hal yang dapat ku jumpai
yang mungkin tidak bisa ku temukan di tempat lain, sebuah wajah asli dari
kehidupan bermasyarakat di tempat tersebut.
***
Beberapa tahun
berikutnya Tuhan memberikanku kesempatan kedua untuk berkunjung ke negeri ini,
bukan untuk backpacking namun untuk menjalankan tugas kantor yang mengirim saya
untuk mengerjakan sebuah proyek IT di negeri ini. Di kesempatan tersebut aku
memanfaatkan untuk menjelajah negeri ini lebih jauh dan lebih dalam serta
mengunjungi beberapa tempat yang dulunya pernah saya jelajahi salah satunya
pasar tradisional Tamu Kianggeh ini.
Kebetulan aku melihat
sebuah proses perbaikan yang dilakukan oleh Kerajaan Brunei yang sedang
terlihat membangun sebuah bangunan baru yang kelak menjadi pasar Tamu Kianggeh
yang baru. Lokasinya masih sama hanya bersebelahan saja. Aku melihat proses
transisi dari masa pembangunan pasar ini hingga semua penjualnya telah direlokasi dari tempat lama yang terbilang lebih kecil untuk pindah ke lokasi
pasar yang lebih modern.
Keunggulan dari
bangunan baru untuk pasar Tamu Kianggeh ini telah dilengkapi fasiltias parkir
yang lebih luas, penataan penjual yang menjadi lebih teratur dan di kategorikan
berdasarkan barang dagangannya serta menyediakan beberapa meja dan kursi yang
dapat dimanfaatkan untuk tempat makan ketika para pengunjung belanja makanan
yang juga bisa ditemukan di pasar ini.
Di pasar ini juga aku
bertemu dengan beberap penjual yang fasih berbahasa Indonesia yang sebagian
dari mereka dulunya adalah warga Indonesia. Namun setelah menikah dengan
penduduk setempat telah mengganti kewarganegaraan mereka menjadi warga negara
Brunei Darussalam mengukuti suami atau pasangan mereka.
Jika kamu hendak
berkunjung ke Pasar Tradisional Tamu Kianggeh waktu terbaik untuk datang ke
pasar ini yaitu pada pagi hari dimana kita bisa bertemu banyak penduduk
setempat berbelanja disini. Di waktu pagi pasar masih ramai dan para penjual
menjajakan barang dagangannya masih dalam kondisi yang segar. Beragam kuliner
pun bisa ditemukan dan dicoba di Pasar Tradisional Tamu Kianggeh ini. Untuk
mencapai tempat ini apabila kamu menginap di sekitar kawasan Masjid Ali Omar
Saefuddin bisa berjalan kaki ke arah Klenteng atau terminal bus Bandar Seri
Begawan. Lokasinya tidak jauh dari sana.
Tonton
video kami mengenai pengalaman kami saat tinggal menetap dan berkunjung
ke destinasi wisata Brunei Darussalam di youtube channel kami ini ya.
Apabila
kamu ada rencana liburan ke Brunei Darussalam dan ingin mendapatkan
sensasi menginap dengan suasana yang berbeda dari hotel pada umumnya
saya
sarankan bisa mencari di Airbnb.com dimana kamu bisa menginap di rumah
penduduk
di Brunei Darussalam, apartement, guesthouse atau penginapan lainnya.
Bagi kamu yang belum
mendaftar Airbnb kamu bisa menggunakan kode referral saya di link Airbnb.com ini agar
bisa mendapatkan kredit / voucher hingga 40 USD yang dapat kamu gunakan untuk
memesan penginapan. Tertarik? Yuk Daftar airbnb.com
disini
Follow my instagram @travelographers , Youtube account shu travelographer
twitter account @travelographers and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya.
Salam Pejalan.
Kadang terfikir juga buat nulis pasar-pasar tradisional seperti ini.. ada hal-hal kecil menarik yang hadir saat kita di tempat seperti ini
ReplyDelete