Keindahan 2 Chedi Doi Inthanon di Thailand |
“Hari
ini kita rencana kemana Her?” Tanya Yayan yang tengah mengaitkan kancing kemeja
panjang flannel nya yang berwarna biru.
“Belum
tau Yan enaknya kemana, yang gw tau cuma ada kuil Doi Suthep. Nanti dibawah
kita bisa minta peta sama rekomendasi tempat yang bagus untuk dikunjungi ke Pak
Jojo.” Jawabku ke Yayan yang sudah berpakaian rapih dan sudah siap untuk
berpetualang.
“Terus,
kita naik apa Bang Her?” Tanya Novel yang juga sudah rapih mengenakan kaos
berwarna kuning.
“Rencananya
kita sewa motor aja, bisa pesan lewat penginapan ini aja.” Jawabku kepada
Novel.
Di hari kedua di Chiang Mai kami belum tau mau menjelajah
tempat yang mana terlebih dahulu, namun yang pasti semalam teman seperjalanan
kami Mr.
Branco & Mrs. Dione telah berpamitan dengan kami karena mereka hendak pergi
ke kota lain yaitu Pai yang lokasinya dekat dengan perbatasan Myanmar.
Ketika kami menyewa
sepeda motor dari Pak Jojo beliau merekomendasikan kami untuk mengunjungi Doi
Inthanon. Dan rencanapun berubah yang awalnya kami hanya tau ada kuil Doi
Suthep yang menjadi salah satu lanskap utama kota Chiang Mai, tetapi setelah
mendapat rekomendasi dari Mr. Jojo mengenai Doi Inthanon membuat kami berubah
pikiran.
Doi Inthanon adalah
sebuah taman Nasional yang terdapat bangunan dua chedi/ stupa besar untuk Raja
dan Ratu Thailand yang dibangun di puncak gunung tertinggi di Thailand. Mr.
Jojo menjelaskan untuk mencapai Doi Inthanon dengan cara murah tidak ada
pilihan lain selain dengan sepeda motor. Belajar dari
pengalaman saat di Chiang Rai, sebelum melakukan perjalanan panjang ini kami
hendak mencari sarapan dan membeli sedikit persediaan makanan dan minuman untuk
di jalan nanti.
Dengan mengandalkan
selembar peta yang diberikan Mr. Jojo, kami mulai meluncur dari pusat kota Chiang
Mai ke arah selatan menuju Taman Nasional Doi Inthanon. Dipertengahan jalan
kami dikejutkan oleh sebuah marka jalan berwarna biru yang menginformasikan
jarak untuk menuju Doi Inthanon sekali jalannya mencapai 100 kilometer, jarak
yang tidak dekat untuk ukuran naik sepeda motor.
Sarapan pagi di Pasar Chiang Mai Untuk Mengisi Perut Dan Tenaga |
“Minggir sebentar Yan”
Ucapku dari atas motor untuk menepikan sepeda motorku.
“Kenapa Her?” Tanya
Yayan yang kemudian memperlambat laju motornya.
“Ternyata jaraknya gak
sedekat yang gw kira, tadi lo lihat ngga petunjuknya 100 Kilometer!. Terus
gimana nih? Mau lanjut?” Ujarku.
“Tanggung lah, jalanin
aja kayak kemarin di Chiang Rai” Ujarnya. Yayan yang menyukai gunung tidak
masalah dengan jarak yang terbentang untuk bisa mencapai Taman Nasional Doi
Inthanon yang merupakan tempat dimana
gunung tertinggi di Thailand berada.
“Iya Yan, ini bahkan
lebih jauh dari kemarin pas ke Mae Sai.” Balasku.
“Gw sih ngikut aja, kan
gw dibonceng hehe” Ucap Novel ikut menyetujui.
Perjalananpun
dilanjutkan menyusuri jalan aspal yang mulus dan lengang ini. Kami menganggap
perjalanan ini seperti melakukan touring
saja yang jika dihitung jarak pulang perginya lebih dari dua ratus kilometer
sama halnya seperti melakukan perjalanan pulang pergi dari Jakarta ke
Padalarang Bandung. Setelah lebih dari dua jam setengah mengendarai motor
akhirnya kami sampai di pintu masuk Taman Nasional Doi Inthanon.
Pintu masuk ke Taman Nasional Doi Inthanon |
Salah satu kuil yang kami singgahi sebelum masuk ke Taman Nasional Doi Inthanon |
Mengabadikan momen di Doi Inthanon National Park, Thailand |
Kondisi Jalan Yang Terus Menanjak ke Puncak Doi Inthanon |
“Yan, bensin lo masih banyak
ngga?” Tanyaku kepadanya dari atas motor yang masih berjalan. Aku sengaja
melambatkan laju motorku agar bisa berjalan berdampingan dengan motornya.
“Masih ada satu setengah strip. Kenapa?”
Balasnya bertanya.
“Bensin gw tinggal satu strip nih, sudah kedap-kedip. Minggir sebentar yuk” Balasku.
Kami berhenti sesaat
dipinggir jalan dan berdiskusi apa yang harus dilakukan. Dengan perhitungan
rata-rata motor bebek mengkonsumsi 1 liter dapat menempuh jarak 30 kilometer
dan kondisi jalanan yang terus menanjak memungkinkan ada peluang aku akan
kehabisan bahan bakar di tengah jalan.
“Novel gantian gw yang
bonceng deh, supaya lebih hemat bensin lo.” Ujar Yayan.
“Iya gw bisa pindah
dibonceng Yayan.” Seru Novel.
“Oke Yan, soalnya
tanggung juga ya sudah sejauh ini kita berjuang. “ Jawabku
“Ya, kalaupun kita
mogok semoga sudah sampai di puncak gunung itu tempat dua chedi pagoda Doi
Inthanon berada, jadi kita bisa matiin mesin di jalanan menurun ini.. Hahahaha”
Aku berkelakar seraya kami tertawa miris dengan keadaan ini, karena seingat
kami pom bensin terdekat itu di jalan besar yang cukup jauh jaraknya dari pintu
utama taman nasional ini.
Akupun kembali
menyeletuk. “Ya seandainya kita mogok, semoga ada mobil bak yang bisa kita
tumpangi lagi untuk mengangkut motor kita sampai ke pom bensin terdekat.”
Rasanya benar-benar absurd ide-ide
yang terlintas dikepala ini demi bisa mencapai Doi Inthanon. Akhirnya kami
terus nekat maju melanjutkan perjalanan dengan hati penuh harap-harap cemas.
Sesekali kami berhenti untuk berdiskusi dan mengabadikan momen perjalanan indah ini |
Setelah menempuh
beberapa kilometer yang di kedua sisi jalan hanya pepohonon, beruntung kami
bertanya kepada seseorang yang bisa menunjukan kami ada sebuah pom bensin kecil
dengan hanya satu mesin pengisian yang otomatis yang terletak di sebuah jalan
kecil. Karena dalam perjalanan kami sebelumnya
kami tidak melihat petunjuk bahwa ada pom bensin tersebut sehingga kami tadi
sempat melewatinya tanpa mengetahui di jalan tersebut itu ada pom bensin.
Beruntung saat itu ada satu orang yang membantu memberitahu cara untuk mengoperasikan mesin otomatis ini, yaitu uang dimasukan ke dalam mesin kemudian indikatornya akan menunjukan jumlah liter yang akan kita peroleh. Jika tidak ada tentunya kami harus menunggu sampai ada orang yang mengisi bensin disini untuk mencari tahu bagaimana caranya “self services”. Beres! Tangki bensin kini sudah terisi penuh, perasaan kami lebih tenang untuk melanjutkan perjalanan. Kami bersyukur dapat menemukan tempat pengisian bensin tanpa harus mogok di tengah jalan karena kehabisan bensin. Semenjak itu, aku kapok untuk menunda-nunda mengisi bensin.
Perasaan gembira setelah menemukan tempat pengisian bensin dan bisa melanjutkan perjalanan |
Setelah Perjalanan Panjang Akhirnya Stupa di Doi Inthanon Mulai Terlihat |
Ketika semakin dekat dengan Doi Inthanon, Thailand |
Sampai akhirnya kami
tiba di pintu masuk dua Stupa yang bernama Phra Mahathat Chedi Nophamethanidol
dan Phra Mahathat Noppholbhumisiri yang berada di kilometer 41,5 ini. Dilihat
dari parkiran motor yang kosong, rasanya untuk hari ini hanya kamilah wisatawan
yang nekat naik sepeda motor dari kota Chiang Mai untuk bisa sampai ke tempat
ini. Wisatawan yang cukup nekat dengan budget
terbatas. Namun semua perjuangan kami terbayar lunas sebanding dengan keindahan
tempat ini.
Sampai di Pintu Masuk Doi Inthanon, Thailand |
Salah Satu Chedi di Doi Inthanon, Thailand |
Keindahan Chedi di Doi Inthanon, Thailand |
Keindahan taman bunga yang ada di kawasan Doi Inthanon, Thailand |
Taman Bunga di Dalam Phra Maharhat Chedi Nophamethanidol dan Noppholbhumisiri |
Taman Bunga di Dalam Phra Maharhat Chedi Nophamethanidol dan Noppholbhumisiri |
Mengabadikan momen di Phra Maharhat Chedi Nophamethanidol dan Noppholbhumisiri |
Mengabadikan momen di Phra Maharhat Chedi Nophamethanidol dan Noppholbhumisiri |
Sedangkan untuk melihat
tanda titik tertinggi gunung Doi Inthanon pada ketinggian 2565 meter yang
dikenal dengan The Highest Spot In Thailand, dari Pagoda ini masih harus
menempuh jarak sejauh 7.5 kilometer yang terletak pada kilometer 48 di Taman
Nasional Doi Inthanon. Karena itulah Taman Nasional Doi Inthanon juga dikenal juga dikenal sebagai The Roof of Thailand
atau atapnya negara Thailand.
View Point, salah satu titik tertinggi untuk melihat pemandangan kota Chiang Mai dari Doi Inthanon |
View Point, salah satu titik tertinggi untuk melihat pemandangan kota Chiang Mai dari Doi Inthanon |
View Point, salah satu titik tertinggi untuk melihat pemandangan kota Chiang Mai dari Doi Inthanon |
View Point, salah satu titik tertinggi untuk melihat pemandangan kota Chiang Mai dari Doi Inthanon |
"Selingan iklan"
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. |
Telah terbit buku karya saya yang berjudul Overland. Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Baca Artikel Tentang Thailand lainnya disiniUntuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Cerita Perjalanan Darat Dari Krabi Ke Phuket Thailand
Perjalanan Menuju Pantai Patong Phuket, Thailand
Sebuah Pertemuan Dan Senja di Pantai Patong Phuket, Thailand
Menginap di Crown Hostel Backpacker di Jalan Bangla, Phuket Thailand
Sepenggal Cerita di Jalan Bangla & Kulineran Di Pasar Malam Phuket
Petualangan Menuju View Pint & Phuket Kilometer 0 Dengan Sepeda Motor
#Cross Border : Dari Kuala Lumpur Malaysia ke Hatyai Thailand SelatanPerjalanan Menuju Pantai Patong Phuket, Thailand
Sebuah Pertemuan Dan Senja di Pantai Patong Phuket, Thailand
Menginap di Crown Hostel Backpacker di Jalan Bangla, Phuket Thailand
Sepenggal Cerita di Jalan Bangla & Kulineran Di Pasar Malam Phuket
Petualangan Menuju View Pint & Phuket Kilometer 0 Dengan Sepeda Motor
Kulineran Di Pasar Muslim Krabi
10 Cara Asyik Menikmati Liburan di Krabi, Thailand
15 Kuliner Pinggir Jalan Yang Patut Kamu Coba Saat Traveling ke Thailand
Hopping Island ke Pulau Phi Phi Thailand Bersama Beyonce
10 Cara Asyik Menikmati Liburan di Krabi, Thailand
15 Kuliner Pinggir Jalan Yang Patut Kamu Coba Saat Traveling ke Thailand
Hopping Island ke Pulau Phi Phi Thailand Bersama Beyonce
Follow my instagram @travelographers , Youtube account shu travelographer
twitter account @travelographers and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya.
Salam Pejalan.
Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya.
Salam Pejalan.
Salut banget sama semangatnya, mas! Mau motoran 200 km lebih bolak balik di luar negeri, hahaha. Gue di Indonesia aja belom pernah touring sejauh itu :D
ReplyDeletePuji Tuhan nggak mogok di tengah jalan dan selamat sampai tujuan. Kalau udah gitu, rasanya nggak mau buru-buru balik hahaha.
ini karena kombinasi faktor keterbatasan uang, nekat sama ketidak tahuan kalo jaraknya ternyata jauh. jadi karena sudah terlanjur ya dilanjutin aja hehe.
Deleteiya puji tuhan dalam perjalananya dilancarkan dan selamat.
Even though our guide told us that this was 80m in cumulative height, I was thinking it was more like 40m or so. The falls was also wide, but segmented during our visit as the far right section of the falls were stringier than the left. I reckon during the wet season, this would be both wide and raging. see this here There is a lot of spray from the falls which creates a rain-like mist that flows down the valley. If you have camera gear or sensitive electronic equipment that may be prone to water damage you may wish to bring protective coverings.
ReplyDelete