Pertunjukan Seni di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Setelah
menjelajah Houay Xai di Laos dan Chiang Khong di Thailand kami berencana untuk
berkunjung ke kota Chiang Mai, kota terbesar kedua di Thailand setelah Bangkok.
Perjalanan dari Chiang Khong menuju Chiang Mai dapat ditempuh selama 5 jam
perjalanan. Dalam perjalanan ini kami bertemu dengan sepasang backpacker dari Meksiko yang sama-sama
memiliki tujuan ke Chiang Mai. Namanya Mr. Branco & Mrs. Dione, mereka
sedang berpetualang selama enam bulan ke negara Asia dimana dalam satu bulan di
antaranya mereka akan menjelajah Indonesia dari kota Medan.
Sepanjang perjalanan
menuju Chiang Mai, kami membicarakan Indonesia karena mereka belum mengetahui
kota mana saja yang akan mereka jelajahi, yang mereka tahu Indonesia itu negara
yang besar dan indah yang harus dikunjungi, itulah kenapa khusus Indonesia
mereka meluangkan waktu minimal satu bulan. Walau demikian mereka pun menyadari
satu bulan bukanlah waktu yang lama untuk dapat menjelajah Indonesia yang
memiliki lebih dari 17.000 gugusan pulau, itulah mengapa mereka memiliki
rencana untuk menambah lama tinggal pada visa mereka setibanya di Indonesia.
Minivan yang kami tumpangi dari Chiang Khong ke Chiang Mai |
Kami mencoba untuk
memberikan rekomendasi dan estimasi ke suatu kota di Indonesia sesuai dengan
keterbatasan waktu mereka. Begitu juga halnya dengan moda transportasi yang
akan digunakan. Beberapa kali mereka menghela nafas dan sempat tak terucap satu
kata pun ketika aku menunjukan foto-foto tempat yang aku rekomendasikan untuk
dikunjungi, terkadang hanya kata wow yang terucap setelah mereka menghela
nafas.
Foto-foto tersebut aku
tunjukan yang sesuai dengan rencana jalur perjalanan mereka mulai dari kota
Medan, Danau Toba, Palembang, Jakarta, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Jawa
Timur, Bali, Lombok sampai Nusa Tenggara. Foto-foto yang kutunjukan yang
membuat mereka speechless di
antaranya pantai di Pulau Belitong, Sunrise
di Gunung Bromo, Kawah Ijen, Gunung Rinjani, Pulau Gili Lombok, serta Pink
Beach di kepulauan Komodo. Tak ketinggalan kamipun merekomendasikan mereka
untuk mengunjungi tanah Papua yang memiliki kekayaan budaya dan keindahan alam
seperti Raja Ampat.
Ini merupakan salah
satu hal yang aku sukai saat perjalanan, bertemu dengan petualang kemudian
berbagi pengalaman. Dan hal yang paling menyenangkan adalah mempromosikan
negara Indonesia agar dikenal dimata dunia dimana seringnya menjumpai pejalan
yang belum memiliki rencana mengunjungi atau bahkan tidak tau dimana letak
negara kita.
Sekitar pukul dua belas siang minivan yang kami tumpangi baru memasuki distrik Mae Suai. Pak
sopir menghentikan perjalanan kami untuk rehat sejenak di sebuah rumah makan.
Semua penumpang turun, ada yang makan siang, ada yang sekadar buang air kecil
ke toilet dan ada juga yang berbelanja oleh-oleh. Aku yang ikut turun ke dalam
rumah makan untuk melengok sajian menu makanan yang tersedia hanya dapat
menelan ludah ketika melihat semua makanan yang dihidangkan tidak halal.
Tembok bata merah yang menjadi ciri khas kota Chiang Mai |
Perjalanan kembali dilanjutkan sesaat semua telah selesai
makan siang. Minivan yang kami
tumpangi melaju di bawah teriknya matahari yang membuat jalan rayanya terlihat
bergelombang kalau dipandang dari jauh. Sementara itu keadaan sepi menjalari
jalan raya yang mengarah ke kota Chiang Mai ini. Sekitar pukul empat sore minivan yang kami tumpangi mulai
memasuki kota Chiang Mai, hal ini ditandai wilayah yang berbentuk bujur sangkar
yang dikelilingi parit dan tembok bata merah yang menjadi ciri khas kota
ini.
Tiba di kota Chiang Mai langsung mencari penginapan |
“So, where do you stay in Chiang Mai?” Tanyaku kepada mereka.
“Actually we don’t know yet, or maybe we can join you to find cheap
hostel. Do you have any recommendation?” Balasnya.
Berdiskusi menentukan dimana kami akan menginap |
“That’s good!, I read from internet that Chada House in Ratchamanka Road
near Tha Phae Gate is recommended and good value for money.” Jawabku seraya
membaca catatan kecil yang kubawa mengenai beberapa rekomendasi tempat menginap
dari internet.
Naik tuk-tuk mencari Penginapan di Chiang Mai |
Dengan tuk-tuk kami
tiba di sebuah bangunan berlantai tiga dengan susunan kamar menyerupai kos-kosan.
Mr. Jojo sebagai manager Chada Guesthouse menyambut kedatangan kami dengan
senyum ramah. Mr. Branco & Mrs. Dione diberikan kamar private room seharga 250 Bath. Sedangkan untuk kami diberikan satu
kamar dormitory yang seharusnya untuk
empat orang menjadi dormitory khusus untuk kami bertiga saja dengan harga yang
sama seorangnya 100 Bath permalamnya.
Penginapan kami selama di Chiang Mai, Thailand |
Karena selisih 50 Bath
dibandingkan kamar dormitory, Awalnya
Mrs. Dione dan Mr. Branco tidak begitu cocok dengan harga penginapannya karena
mereka lebih suka penginapan yang dormitory
yang murah seharga 100 Bath perorangnya. Padahal menurut kami kalau
dihitung-hitung dalam rupiah selisihnya tidak sampai lima belas ribu rupiah per
orang. Mereka bilang dengan harga kamar untuk double room yang setara dengan 90.000 Rupiah di kota ini seperti
menginap di hotel mewah, dimana sebelumnya mereka membayar jauh lebih mahal di
negara lain dengan kualitas penginapan yang jauh dibawah penginapan ini.
Kami mengerti alasan
mereka untuk mencari penginapan yang semurah-murahnya, karena perjalanan mereka
masih panjang masih lebih dari tiga bulan lagi menjelajah Asia sehingga perlu
menekan budget. Tapi mungkin karena
mereka sudah janji untuk menjelajah kota Chiang Mai bersama kami, akhirnya
mereka menginap di tempat yang sama.
Setelah meletakan barang bawaan di penginapan dan sudah melakukan bersih-bersih, karena perut sudah mulai lapar kami berlima berjalan menuju tembok tua yang merupakan pusat kota Chiang Mai. Di beberapa bagian, tembok yang dibangun dengan bata merah itu hanya tinggal reruntuhan.
Mencari makanan halal di Chiang Mai, Thailand |
Mencari makanan halal di Chiang Mai, Thailand |
Mencari makanan halal di Chiang Mai, Thailand |
Kami tiba di kawasan
Tha Phae Gate dilengkapi ruang terbuka yang biasa dimanfaatkan penduduk lokal
untuk berkumpul di kala senggang. Sore itu kami beruntung bisa melihat sebuah acara tari
tradisional yang diadakan di kawasan Tha Phae Gate. Acara
itu di setting sebagai bagian dari sebuah acara reality show katakan cinta versi televisi
lokal Thailand. Ada begitu banyak penari berparas cantik yang entah memang asli
perempuan atau bukan, namun melihat performa mereka beserta pakaian tradisional
yang mereka kenakan membuat kami begitu terhibur dengan penampilan mereka.
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Penari tradisional Thailand di Chiang Mai |
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Rangkaian acara katakan cinta di Tembok Merah kota Chiang mai, Thailand |
Kebahagiaan kami hari ini bertambah ketika menemukan
berbagai jenis street food yang
begitu menggugah selera ketika menyusuri Anusarn Night Market Food &
Walking Street, sebuah pasar malam yang dikenal sebagai surga belanja barang
murah dan makanan pinggir jalan yang lezat di kota Chiang Mai. Karena begitu
banyak barang serta pernak-pernik yang lucu, teman seperjalanan kami Novel pun
akhirnya kalap tidak bisa membendung naluri belanjanya.
Bersama teman seperjalanan kami dari Meksiko |
Menuju pasar malam di Chiang Mai |
Suasana pasar malam Chiang Mai |
Suasana pasar malam Chiang Mai |
Suasana pasar malam Chiang Mai |
Suasana pasar malam Chiang Mai |
Hasilnya sepulangnya
dari pasar malam di Chiang Mai ini dia berhasil membawa beberapa bungkusan yang
akan dijadikan oleh-oleh baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya. Bersambung.
"Selingan iklan"
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. |
Telah terbit buku karya saya yang berjudul Overland. Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Baca Artikel Tentang Thailand lainnya disini
Cerita Perjalanan Darat Dari Krabi Ke Phuket Thailand
Perjalanan Menuju Pantai Patong Phuket, Thailand
Sebuah Pertemuan Dan Senja di Pantai Patong Phuket, Thailand
Menginap di Crown Hostel Backpacker di Jalan Bangla, Phuket Thailand
Sepenggal Cerita di Jalan Bangla & Kulineran Di Pasar Malam Phuket
Petualangan Menuju View Pint & Phuket Kilometer 0 Dengan Sepeda Motor
#Cross Border : Dari Kuala Lumpur Malaysia ke Hatyai Thailand SelatanPerjalanan Menuju Pantai Patong Phuket, Thailand
Sebuah Pertemuan Dan Senja di Pantai Patong Phuket, Thailand
Menginap di Crown Hostel Backpacker di Jalan Bangla, Phuket Thailand
Sepenggal Cerita di Jalan Bangla & Kulineran Di Pasar Malam Phuket
Petualangan Menuju View Pint & Phuket Kilometer 0 Dengan Sepeda Motor
Kulineran Di Pasar Muslim Krabi
10 Cara Asyik Menikmati Liburan di Krabi, Thailand
15 Kuliner Pinggir Jalan Yang Patut Kamu Coba Saat Traveling ke Thailand
Hopping Island ke Pulau Phi Phi Thailand Bersama Beyonce
10 Cara Asyik Menikmati Liburan di Krabi, Thailand
15 Kuliner Pinggir Jalan Yang Patut Kamu Coba Saat Traveling ke Thailand
Hopping Island ke Pulau Phi Phi Thailand Bersama Beyonce
Follow my instagram @travelographers , Youtube account shu travelographer
twitter account @travelographers and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya.
Salam Pejalan.
Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya.
Salam Pejalan.
No comments:
Post a Comment