Pages

Thursday, January 25, 2018

Asia Overland, Berjumpa White Temple dan Tersesat di Black House Chiang Rai


White Temple di Chiang Rai, Thailand
Dengan tiket promo Air Asia yang kami peroleh dari kota Bangkok kami menuju Chiang Rai sebuah kota kecil di Thailand paling utara dengan penerbangan seharga 320.57 Thailand Bath. Tujuan utama kami yaitu mengujungi kawasan Golden Triangle yang merupakan jalur sutera perdagangan tiga negara yaitu Thailand, Myanmar dan Laos yang dihubungkan oleh sebuah sungai yang bernama Sungai Mekong.
Kami naik pesawat terakhir dengan pertimbangan agar memiliki waktu lebih untuk menjelajah kota Bangkok terlebih dahulu, dan secara kebetulan kami bisa menjelajah bersama teman-teman seperjalanan dari Jakarta yaitu Yayan, Nesia, Tika, Novel, Ade, Umi dan Nisa. Namun untuk perjalanan ke Thailand bagian utara ini kini tersisa Yayan saja, ditambah personil baru yaitu Novel yang baru bertemu kemarin. Jika hidup diibaratkan sebagai perjalananan, seperti inilah kehidupan yang terus berjalan. Ada yang datang ada juga yang pergi di dalam kehidupan.

Mengecek jadwal penerbangan dari Bangkok ke Chiang Rai
Terkadang kita harus senejak berpisah karena setiap orang memiliki waktu dan tujuan masing-masing. Namun disetiap fase kehidupan kita akan terus bertemu dengan orang baru yang senantiasa bisa memberikan kita pengalaman dan momen hidup yang tidak akan terlupakan. Sebelum berpisah dengan mereka aku berdoa untuk perjalanan mereka agar senantiasa dilancarkan, dan tentu saja berharap bisa mengatur waktu sekembalinya kami nanti di Jakarta untuk bertukar cerita dengan pengalaman masing-masing yang diperoleh dari perjalanan ini.  
Tiba di Bandara Internasional Chiang Rai Thailand menjelang tengah malam
Setibanya di Bandara Chiang Rai di Thailand utara kami langsung bergegas mencari taksi untuk mencari penginapan di kota ini. Seketika kami sudah keluar bandara suasana bandara tersebut terlihat begitu sepi. Kini lampu-lampu pada bangunan tersebut bertahap dipadamkan menambah sepi dan gelap, melengkapi gelapnya jalan akses bandara dimana tidak ada lampu penerangan yang menyinari jalanan ini. Memasuki daerah kota pun suasana begitu sepi, tak banyak kehidupan yang terlihat, benar-benar sebuah kota yang pas untuk rehat sejenak dari kebisingan kota besar.
Taksi di bandara Chiang Rai ternyata mobil biasa seperti ini
Where is you hotel sir?” Tanya supir itu di tengah perjalanan.
Do you know City Home Hostel? 868 Phahon Yothin Road, Chiang Rai next to the Thai Airways office building & close to the Night Bazaar” Tanyaku sembari menunjukan alamat dan petunjuk arah yang kuperoleh dari internet.
Ah.. Yes I know it.” Jawabnya.
Suasana kota Chiang Rai di malam hari
 Sesampainya di penginapan, waktu sudah hampir menunjukan pukul dua belas malam. Untung saja pemilik hostelnya masih bangun untuk membukakan pintu. Kami pun langsung bertanya mengenai ketersediaan kamar dormitory untuk tiga orang. Hati ini sempat harap-harap cemas karena kami tidak melakukan reservasi sebelumnya, namun dewi fortuna kembali berpihak kepada kami dan mengatakan masih ada kamar untuk kami bertiga dengan harga 140 Bath semalam.
Penginapan kami di kota Chiang Rai, Thailand
***
Di hari berikutnya kami bertiga mulai berpetualang dengan bermodal dua motor sewaan dari sebuah ruko penyewaan motor. Kami mulai berjalan menyusuri objek wisata di kota ini, tujuan pertama kami yaitu Wat Rong Khun atau White Temple (Kuil Putih) yang mulai dibangun pada tahun 1997. Lokasinya yang tak jauh dari pusat kota dan letak bangunannya yang tak jauh dari pinggir jalan utama sehingga membuat keberadaan kuil cantik ini mudah terlihat.
Tempat penyewaan Sepeda Motor di Chiang Rai
2 Sepeda Motor Yang Kami Sewa Untuk Menjelajah Chiang Rai
White Temple ini selalu ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara
Salah satu sudut lain White Temple di Chiang Rai, Thailand
2 Biksu yang kami jumpai di White Temple

Dengan desain arsitektur bangunannya yang sangat berbeda dibandingkan kuil-kuil di Thailand pada umumnya, White Temple kini menjadi salah satu lanskap utama kota Chiang Rai yang ramai dikunjungi baik oleh umat Buddha yang hendak beribadah maupun wisatawan. 
White temple di Chiang Rai, Thailand
White Temple di Chiang Rai, Thailand
White temple di Chiang Rai, Thailand
Arsitektur kuil ini sangat menarik dan terkesan kontemporer namun tidak meninggalkan ciri khas kuil Buddha yang berornamen Thailand.  Dibangun dalam warna serba putih dan disempurnakan dengan detail mozaik potongan kaca yang memantulkan cahaya matahari sehingga memberi efek kilauan berlian. Warna putih melambangkan kesucian dari Sang Buddha, sedangkan kaca dipakai untuk melambangkan kebijaksanaan Buddha dan Dhamma, yang  bersinar cerah di seluruh bumi dan alam semesta.
Sebuah karya seni kontemporer yang menawan di White Temple, Chiang Rai
Sebuah karya seni kontemporer yang menawan di White Temple, Chiang Rai
Sebuah karya seni kontemporer yang menawan di White Temple, Chiang Rai
Sebuah karya seni kontemporer yang menawan di White Temple, Chiang Rai
Salah satu karya seni di White Temple, Chiang Rai
  Diawal perjalanan kami masuk ke kuil ini, beberapa patung dan karya seni dengan desain yang cenderung esktrem dan ekspresif berdiri di pelataran kuil. Di bagian tamannya terdapat kolam ikan yang di dalamnya berisi puluhan ikan koi yang didominasi warna putih dan hitam walau sebagian ikan koi ada juga yang berwarna. 
Kolam ikan koi di Kuil Putih, Chiang Rai Thailand
 Di dalam bangunan ini kamu terus berdecak kagum akan keindahan dan filosofi yang terkandung di dalamnya, bagaikan sebuah karya seni yang indah. Ketika kami terus berjalan ke arah pintu keluar kuil ini, kami tertarik untuk menghampiri sebuah kolam dengan dinding dan atap yang berwarna emas. Di dasar kolamnya terdapat ribuan koin uang yang dilemparkan oleh umat Buddha sebagai ritual melempar koin harapan dan doa. Mereka percaya jika lemparan mereka tepat jatuh di tengahnya, maka keberuntungan akan didapatkan bagi mereka yang melemparkannya. 
Tulisan harapan dan doa pada pemeluk agama Buddha yang beribadah di kuil ini
Melempar koin harapan dan doa di White Temple, Chiang Rai
Kuil ini tidak habis-habisnya membuatku berdecak kagum. Ada sebuah bangunan besar dan megah berwarna emas yang tampak mencolok di antara bangunan lain yang didominasi warna putih yang ternyata adalah sebuah toilet umum. 
Toilet umum di White Temple, Chiang Rai Thailand
Tak hanya dikenal dengan White Templenya, selama di Chiang Rai beberapa forum backpacker yang kubaca di internet merekomendasikan untuk mengunjungi Black House yang dikenal dengan Baan Dam. Kabarnya Black House ini merupakan rumah karya dari seniman yang bernama Thawan Duchanee yang kontroversial sama halnya dengan awal pembangunan White Temple. Bangunan yang didominasi warna hitam dengan suasana misterius ini tentunya berbanding terbalik dengan White Temple yang baru saja kami kunjungi.
Mengabadikan momen kebersamaan dengan teman seperjalanan
Kami tahu akan mengalami kesulitan untuk mencari tempat ini mengingat Black House bukanlah tempat wisata populer pada umumnya yang terletak di jalan yang terpencil. Hanya berbekal catatan alamat Black House Moo 13, Tambon Nang Lae, Muang, Chiang Rai. yang kutulis pada secarik kertas kami melanjutkan perjalanan dengan motor mencari tempat ini. Beberapa orang yang kami temui dijalan tidak ada satupun yang tahu mengenai tempat ini. Lokasinya yang tidak berada di jalan besar membuat kami kesulitan untuk menemukan tempat ini sampai akhirnya kami menduga posisi kami saat ini sudah terlalu jauh melewati perkiraan lokasi kuil ini dibangun.
Kami harus realistis, agar tidak tersesat terlalu jauh kami memutuskan untuk memacu motor kami ke tujuan berikutnya yaitu ke perkampungan suku Kayan Lahwi/ Karen berleher panjang, tujuan kami berikutnya. 
"Selingan iklan"
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina.
Telah terbit buku karya saya yang berjudul Overland. Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers,  beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Baca Artikel Tentang Thailand lainnya disini
           #Cross Border : Dari Kuala Lumpur Malaysia ke Hatyai Thailand Selatan

Follow my instagram @travelographers , Youtube account shu travelographer 
twitter account @travelographers  and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)


Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya
Salam Pejalan.


No comments:

Post a Comment