Pages

Monday, December 18, 2017

Asia Overland, Penjara Rahasia S-21 dan Kuburan Masal di kota Phnom Penh

Salah satu gambar bukti kekejaman rezim Khmer Merah ketika Polpot berkuasa


Tuk-tuk mulai melaju pelan di jalan raya kota Phnom Penh yang didominasi perempatan tanpa rambu-rambu lalu lintas. Setiap kendaraan melaju sesuka hati dengan prinsip siapa yang berani maju terlebih dahulu maka akan mendapatkan jalan, sebagaimana hukum alam yang telah diatur di jalan raya. Sesekali suara klakson terdengar sedikit melengking entah untuk meminta prioritas jalan atau sekedar bertegur sapa. Sampai akhirnya tuk-tuk yang kami kendarai tiba di pemberhentian pertama yaitu Toul Sleng Genocide Museum.
Dilihat dari luar bangunan ini layaknya sebuah areal sekolah. Bangunannya berwarna putih kusam dengan cat yang sudah mulai pudar diterpa cuaca dan waktu. Keberadaan tembok pembatas yang mengelilingi bangunan ini dengan kawat berduri yang sudah berkarat di atasnya menjadi pembeda bangunan ini tidak lagi sebagai sekolah.
Bangunan yang awalnya adalah gedung sekolah ini menjadi saksi bisu kekejaman rezim Khmer Merah

Tuol Sleng yang memiliki arti bukit pohon-pohon beracun ini juga dikenal dengan nama Security Prison dengan kode S-21. Diperkirakan penjara ini menampung lebih dari 17.000 orang yang pernah ditahan dan disiksa sepanjang periode 1975 sampai tahun 1979. Mereka yang ditahan dan disiksa di tempat ini adalah orang-orang yang dianggap sebagai musuh rezim Khmer Merah.
Pada masa itu, tempat ini adalah penjara terbesar di Cambodia dimana ruang-ruang kelas yang semula untuk kegiatan belajar mengajar diubah menjadi tempat penyiksaan tahanan dengan cara biadab. Seluruh jendela ditutupi dengan batangan besi dan kawat berduri dengan sebagian besar gedung dialiri listrik untuk mencegah ada tahanan yang kabur.
Di Museum kita bisa melihat tengkorak asli para korban kekejaman Pol Pot. Sangat menyayat hati
Gedung tua dan usang ini telah menjadi saksi bisu yang menyimpan kenangan dan gambaran drama keji dan paling biadab dalam sejarah tragedi kemanusiaan di benua Asia yang dilakukan oleh rezim Pol Pot. Namun ironisnya gedung ini bukanlah satu-satunya yang menjadi neraka dunia di negara ini, sebagian besar tahanan lain dikirim ke Cheoung EK Genocidal Center / Killing Fields untuk dieksekusi mati lalu dikubur masal.
Suasana jalan raya di kota Phnom Penh, Kamboja
Sapi yang membawa barang dagangan di jalan raya kota Phnom Penh, Kamboja
Setelah menelusuri jalan kota Phnompenh kurang lebih 30 menit kami tiba di Cheoung EK Genocidal Center / Killing Fields, salah satu dari ribuan lokasi yang kabarnya menjadi kuburan masal dan saksi bisu kekejaman rezim Pol Pot. Dengan mengeluarkan kocek sejumlah 5 Dollar untuk tiket masuk foreigner yang dilengkapi dengan audio self guide berbahasa inggris, kami bertigapun langsung berjalan mengikuti jalur pada peta yang disertakan dalam brosur berwarna biru tua. Audio self guide ini memandu kami dari titik pemberhentian satu ke titik pemberhentian yang lainnya.
Sampai di depan Cheoung EK Genicidal Center, salah satu ladang pembantaian di era rezim Khmer Merah
Self Audio Guide yang bisa kita dengar untuk mengetahui sejarah kelam di kota Phnom Penh.
 Dari paduan audio ini dapat kuketahui Choeung Ek Killing Fields mulanya adalah merupakan areal pekuburan orang cina. Hal ini dapat aku lihat dari sisa-sisa bong batu nisan yang bertebaran di tempat yang memiliki luas sekitar 2,5 hektar ini. Kemudian pada rezim Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot pada tahun 1975 sampai 1979 area ini digunakan untuk mengeksekusi mati puluhan ribuan tahanan yang sebagian berasal dari penjara rahasia Tuol Sleng S-21.
Denah Cheoung EK Genicidal Center
Salah satu bangunan yang menyimpan ribuan tulang dan tengkorak para korban
Kakiku berhenti melangkah, tubuhku mulai merinding, berkali-kali menarik nafas dan menghembuskannya pelan sesaat mataku melihat satu persatu lokasi yang menyayat hati ini. Secara umum paduan dalam brosur dan audio self guide yang kami sewa membawa hati dan pikiran kami dalam kesedihan yang luar biasa. Dalam diam, bulu romaku mulai berdiri melihat semua sisa kekejaman yang telah terjadi di tempat ini.
Area killing field nomer 6, tempat dimana 450 korban dikubur secara masal
Area killing field nomer 7, tempat dimana korban tanpa kepala di kubur di ladang pembantaian ini
Beberapa sisa potongan pakaian korban yang ditemukan di ladang pembantaian ini.

Gelang sebagai tanda turut berduka cita dan doa untuk para korban kekejaman rezim Khmer Merah
Beberapa lokasi yang membuat hati ini tak kuat berlama-lama di tempat ini diantaranya ketika kami melihat area nomor tujuh tempat kuburan masal berada. Dari kejauhan sepintas area ini terlihat hanya seperti tanah lapang yang ditumbuhi rumput-rumput liar di beberapa sudutnya. Namun ketika melihat lebih dekat tampak sekali lubang-lubang bekas kuburan masal lengkap dengan foto-foto yang menunjukan kondisi ketika lubang ini pertama kali dibongkar. Gundukan tanah galian tersebut bercecer di tanah ini, terlihat masih banyak serpihan tulang belulang dan potongan kain dari pakaian para korban yang berserakan di atas tanah itu.
Gundukan tanah galian tempat ditemukannya tulang belulang dari korban yang mati di ladang pembantaian ini
Di ladang ini juga ditemukan banyak korban yang tewas disaat Pol Pot berkuasa
Lokasi lain yang menyayat hati adalah di area yang diberi nomor tiga belas. Tempat ini merupakan bekas kuburan dari ratusan mungkin ribuan korban tanpa kepala. Sadis dan menyeramkan!. Satu lagi yaitu di area nomor 16 yang dikenal dengan nama Killing Tree. Dinamakan demikian karena di pohon inilah ratusan bayi dan balita dibunuh dengan cara dihempaskan kepalanya pada batang pohon yang besar hingga hancur. Biadab!

Magic Tree, tempat dimana pengeras suara untuk menyetel musik dipasang untuk menutupi suara teriakan korban ketika disiksa atau dieksekusi

Danau yang sepi dan penuh misteri di kawasan ladang pembantaian di Phnom Penh
Salah satu museum yang ada di ladang pembantaian, disini kita bisa melihat dokumentasi untuk mengetahui lebih detail tentang kekejaman yang terjadi di ladang pembantaian ini
Salah satu foto di museum yang menceritakan kondisi saat tulang-belulang para korban di kumpulkan.
Hatiku terus berdebar-debar jika membayangkan penderitaan pada korban yang disiksa dengan cara yang tidak manusiawi sebelum akhirnya dieksekusi secara perlahan dan mati dengan cara yang mengenaskan. Masih ada beberapa lokasi menyedihkan lainnya yang menjadi saksi bisu kekejaman rezim Khmer Merah, hati ini meringis perih rasanya ketika melewati satu persatu area itu. Tangis air mata pun menetes ketika membayangkan kengerian yang telah terjadi di kota ini, terlebih lagi ini hanyalah salah satu dari ribuan Killing Fields di seluruh Cambodia.

Di sekitar kawasan ini banyak anak-anak kecil yang mengemis karena kondisi kemiskinan
Di sekitar kawasan ini banyak anak-anak kecil yang mengemis karena kondisi kemiskinan
"Selingan iklan"
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina.
Telah terbit buku karya saya yang berjudul Overland. Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers,  beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak


Follow my instagram @travelographers , Youtube account shu travelographer 
twitter account @travelographers  and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)

Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di bookmarks dan di share ya. Salam.


1 comment: