Pages

Tuesday, February 23, 2016

Asia Overland, Petualangan Menuju View Point & Phuket Kilometer Nol dengan Sepeda Motor


Salah Satu Pemandangan Indah Yang Tersaji Di Tengah Perjalanan Keliling Phuket

Meski baru jam tujuh pagi, jalanan di sekitar Bangla Road masih ramai. Mataku menyapu jalanan tampak beberapa gerombolan orang yang baru kembali dari dunia malam di Jalan Bangla, ada yang masih tampak segar ada juga yang berjalan terhuyung-huyung sisa efek minuman yang mereka tenggak semalam serta ada juga yang memang hidup di dunia pagi yang baru memulai kehidupan kesehariannya. Kami segera berjalan menuju tempat penyewaan sepeda motor yang direkomendasikan pemilik hostel yang letaknya masih di deretan jalan yang sama.
Harga sewanya 200 Thailand Bath untuk perharinya yang dapat dipakai 24 jam namun belum termasuk pengisian bensin. Dengan meninggalkan paspor sebagai jaminan, kami dapat membawa motor ini untuk berkeliling Phuket. Karena kami bertiga jadinya kami menyewa dua motor dari tempat penyewaan tersebut. Amin memilih motor matik berwarna kuning sedangkan Coy memilih motor matik berwarna biru.
Starter mesin motor matik yang Amin kendarai dinyalakan, menyusul Coy yang juga ikut memanaskan mesin. Suara mesinnya menggema menggelitik gendang telingaku. Kami mulai melajukan motor menuju tempat pengisian bensin pinggir jalan yang direkomendasikan pemilik penyewaan sepeda motor. Dengan kondisi motor yang telah diisi bensin, motor kamipun siap membelah jalanan untuk melaju ke beberapa destinasi wisata di Phuket.
Mengisi Bensin Eceran Di Kawasan Pantai Patong Phuket
Dengan berbekal peta hitam putih berukuran kecil yang kuperoleh dari hostel, dari Pantai Patong kami melaju menuju patung Buddha yang besar yang letaknya berada di atas bukit. Namun ketika sedang dijalan kami tak dapat memakai peta yang kami dapatkan untuk acuan perjalanan kali ini karena kenyataan yang kami hadapi dijalanan cukup berbeda. Dengan mengandalkan insting dan petunjuk jalan yang ada kami terus berjalan menyusuri pantai yang membentang luas disebelah kiri kami.
“Bang minggir bentar” Ujarku kepada Coy untuk berbelok kearah yang aku tunjuk.
“Kesini?”
“Iya, Bang”
Coy mulai berbelok ke kanan perlahan lalu berusaha menepi. Tiin Tiin, dengan suara klakson motor Coy berusaha memberi kode kepada Amin agar ikut menghentikan laju motornya.
“Tempat apaan nih bang?” Tanya bang Amin.
“Gak tau bang, kayaknya kuil karena dari luar bangunannya bagus, kita coba masuk aja”
Mengendari Sepeda Motor Keliling Phuket, Dan Ini Berpose di Depan Sekolah
Salah Satu Kuil Yang Cantik Yang Berada di Dalam Sekolah Tersebut
Kami langsung menyandarkan sepeda motor tak jauh dari pintu gerbang, ada sebuah bangunan kuil dengan atap dan ornament berwarna emas dilengkapi dua ekor naga di kedua sisi anak tangga menuju kuil kecil itu. Ketika kami berjalan kesisi sebelah kanan baru kami ketahui bahwa tempat yang kami tuju ini merupakan sekolah.
“Mungkin kalau di Indonesia ini musholanya” Celotehku.
Setelah puas mengunjungi sekolah itu kamipun melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama yaitu kilometer nol di Phuket yaitu patung Big Buddha. Namun di tengah jalan lagi-lagi kami melihat bangunan yang menyerupai kuil dengan ornament keemasan di setiap sudut bangunannya yang begitu menarik untuk dikunjungi. Kami sejenak menepi dan mengunjungi tempat yang tak dijaga itu. Setiap orang bebas berlalu lalang masuk untuk mengunjungi tempat ini. Rasanya kuil disini begitu mudah ditemui diberbagai sudut kota mengingat Buddha merupakan agama terbesar yang dianut dinegara ini, sama halnya dengan di Indonesia yang dengan mudahnya kita menjumpai mushola atau masjid karena negara kita didominasi oleh pemeluk agama islam.
Salah Satu Bangunan Kuil Yang Kami Jumpai di Tengah Perjalanan Keliling Phuket
 Motor kami kembali melaju membelah jalan yang relatif sepi, langit mulai gelap dengan awan kelam menggantung menghitamkan suasana. Sempat turun rintik gerimis membahasi sekujur tubuh namun tak cukup untuk mengurunkan niat kami untuk terus melaju. Sesaat kami kehilangan arah Coy kembali menepikan motor di tepi jalan, tepat di pertigaan jalan di salah satu deretan toko.
“Kayaknya kita salah arah deh” Ucap Coy.
“Coba lo liat peta dulu Coy” Sanggahku.
“Percuma bang, petanya susah dibaca”
“Kita ketempat lain aja dulu gimana?”
“Tadi sih gw lihat ada petunjuk ke viewpoint lewat sana, kayaknya bagus”
“Kenapa bang?” Amin turun dari motornya dan menghampiri kami.
“Salah jalan kita bang, jadi kayaknya kita mau ke viewpoint dulu”
“Ya udah kita ke viewpoint dulu aja” Jawabnya singkat.
Perjalanan kami berubah haluan menjadi ke viewpoint, salah satu tempat dari pinggir tebing untuk melihat pemandangan pantai dan beberapa pulau kecil dari atas ketinggian. Jalan yang kami lalui semakin menanjak keperbukitan, rintik gerimis mulai berhenti menari di udara dan awan gelap kini berangsur-angsur pergi dari langit di atas kami. Beberapa waktu berselang tibalah kami di viewpoint, namun sayangnya tempat ini tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya yang dapat dinikmati umum, tetapi untuk bisa melihat pemandangan pantai dari ketinggian kita sebelumnya harus memilih masuk ke salah satu tempat makan atau café yang ada di kawasan ini. 
Pemandangan Dari View Point
Karena sudah kepalang tanggung sudah sampai sini rasanya sayang jika tidak bisa menikmati pemandangan dari viewpoint ini. Akhirnya kami masuk sejenak ke sebuah café yang bernuansa Jamaica & reggae untuk melihat pemandangan tersebut. Dari tempat ini hamparan laut terlihat indah, namun sayangnya semua terlihat kelabu karena hari ini cuaca masih mendung. Walau tak tampak gradasi laut dengan air yang berkilau bak kristal namun tidak mengurangi keindahan tempat ini.
Karena cafenya juga baru persiapan untuk buka, kami hanya izin masuk untuk sejenak menikmati pemandangan dari viewpoint ini sebelum turun ke pantai Kamala yang letaknya tepat berada di bawahnya. Dengan hamparan pasir putih serta sebuah pulau kecil yang terlihat di bagian kanan pantai ini menjadi magnet kuat para wisatawan untuk bersantai di tempat ini, terlebih lagi di pantai ini menghadirkan suasana yang tenang untuk bersantai. Semua ini ditambah lagi dengan fasilitas penginapan yang nyaman berupa beberapa bangunan villa dan hotel yang berada di tebing yang menawarkan panorama yang indah dari ketinggian.
Yang awalnya tujuan kami hendak ke Big Buddha, akhirnya kami memutuskan untuk menyusuri pantai di sepanjang jalur bagian selatan terlebih dahulu yaitu Pantai Kata dan Pantai Karon yang memiliki karakteristik yang sama dengan pantai Kamala. Kondisi di pantai ini sungguh berbeda dengan kondisi di pantai Patong yang begitu disesaki wisatawan, di tempat ini kami merasakan ketenangan untuk bersantai menikmati suasana pantai dan mendengarkan deburan ombak sembari menikmati makan siang kami di sebuah warung kaki lima dipinggir pantai Kata.

Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai
Teman Seperjalanan di PHuket, Bang Coy dan Bang Amin

Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai

Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai

Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai

Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai
Awan gelap masih menguasai sebagian besar langit Phuket hari itu, namun secara perlahan awan tersebut mulai menepi dan menjauh memberi kesempatan sinar mentari untuk menunjukan kilaunya. Hamparan laut yang semula kelam kini tampak berseri penuh warna gradasi mulai dari kilauan pasir putih, jernihnya air laut hijau toska hingga menjadi biru gelap ketika menatap ke samudera luas di ujung cakrawala nan jauh disana.
Sejauh kepala mendongak ke langit untuk melihat cuaca yang telah cerah di siang hari yang semakin terik, kini langit Phuket telah didominasi warna biru dan awan putih yang menggantung bergelayut diangkasa. Setelah perut sudah kenyang dan sudah merasa cukup kami bergegas melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan utama kami yaitu patung Big Buddha. Dengan kecepatan normal kami memacu sepeda motor menuju bukit tempat patung besar itu berada. 
Salah Satu Marka Jalan Yang Kami Temui di Kota Phuket
Jalan Raya di Phuket, Thailand
Setelah kembali ke jalur utama dan menemukan petunjuk menuju Big Buddha, kami terus mengikuti arah sampai akhirnya dari kejauhan sudah mulai tampak patung besar tersebut. Karena lokasinya tepat berada di puncak bukit patung tersebut masih terlihat kecil jika dilihat dari tempat kami berada saat ini. Kami terus menyusuri jalan di bukit ini yang terus menanjak yang semula jalanan beraspal hingga melewati beberapa bagian yang masih berbatu.
Sesekali kami berpapasan dengan rombongan biksu berpakaian dengan kain berwarna orange terang dan coklat yang berlalu di jalan yang sama menuju patung Buddha tersebut. Kami juga melihat beberapa wisatawan asing yang sedang mengendarai gajah untuk berkeliling di area bukit ini yang dipandu oleh tour guide yang tampak bahagia sedang mendapatkan pengalaman baru di negeri gajah putih ini. Semua tersirat dari senyum dan tawa mereka ketika gajah-gajah besar tersebut berjalan masuk ke sela-sela pohon yang rindang di bukit itu.


Pemandangan Indah Yang Tersaji di Kilometer 0, Phuket - Thailand

Di Dalam Kuil Patung Buddha di Kilometer 0

Patung Buddha di Kilometer 0, Phuket - Thailand
Sampai akhirnya kami tiba di patung Big Buddha yang merupakan patung terbesar di Phuket. Pada kedatangan kami saat ini bagian bawahnya terdapat susunan steger yang terbuat dari bambu dan kayu yang menandakan sebagian tempat ini masih dalam masa pembangunan. Pemandangan yang dihadirkan dari tempat ini sungguh indah, hamparan laut biru dan pulau kecil serta dermaga yang dilabuhi ratusan perahu dan yacht tampak kecil dari titik ini.

Pemandangan Indah Yang Tersaji di Kilometer 0, Phuket - Thailand

Pemandangan Indah Yang Tersaji di Kilometer 0, Phuket - Thailand
Satu persatu wisatawan yang datang pastinya segera berpose dan mengabadikan moment ini pada memori kamera yang mereka bawa. Beberapa kali aku diminta bantuan untuk memotretkan mereka dengan latar pemandangan tersebut. Senyum kebahagiaan terpancar dari raut wajah mereka karena dapat berbagi dan mengabadikan pengalaman seru di Phuket bersama keluarga dan sahabat terdekat dan kamipun melakukan hal yang sama.
"Selingan iklan"
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers,  beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Baca Episode Sebelumnya disini
           Baca Artikel Tentang Thailand disini

Follow my instagram @travelographers , twitter account @travelographers 
 and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)

10 comments:

  1. Waaaa Seruuu Om bisa touring gitu, apalagi di negeri orang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas jadi bisa hemat pengeluaran juga dan lebih praktis untuk menjelajah hehe.

      Delete
  2. Gw waktu ke phuket jalan ber 12 jadi kita sewa elf keliling phuket jauh lebih murah gagaga

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah seru tuh cum, kalo ketemu lawan bisa langsung diajak tanding bola hehehe.. :D
      iya seru ya traveling rame-rame gitu jadi bisa share cost dan jatoh nya bisa jauh lebih murah.

      Delete
  3. Do great measure of research before picking such supplier from the online world, as there are many fake travel operators those simply give fake claims on offering benevolent arrangements. By searching for a Phuket travel specialist you will guarantee that your outing will be smooth with one of a few transportation choices.www.luxuryrentalphuket.com

    ReplyDelete
  4. Bisa bawa kendaraan tanpa Sim internasional yah ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. dari pengalaman kami gpp tanpa sim internasional asal bawa sim indonesia. yang penting pas nyetir mengikuti peraturan dan jangan melanggar lalu lintas. tapi sangat direkomendasikan punya sim internasional kalo ingin menjelajah jauh dengan kendaraan khususnya bawa kendaraan sendiri, krn kalau kami hanya sesekali saja pas sewa motor sebagai turis.

      Delete