We just an ordinary travelographer family who love travelling & travel photography. An ordinary family with an ordinary dreams to travel the world. Thanks God the world is just awesome. We hope our photos can inspire you to see the world. Let's go see and travel the world, enjoy your life. Come and see it by yourself.
Pages
▼
Wednesday, March 4, 2015
Asia Overland, "Ngalong" di Kota Tua Melaka, Malaysia
Gereja Tua St Francis Xavier
Sore itu bus umum yang kami tumpangi berhenti tepat depan
alun-alun kota Melaka yang dikenal dengan sebutan Dutch Square. Disebut
demikian karena dalam sejarahnya bangunan yang berada di sekitar alun-alun yang
menjadi pusat kota ini dibangun oleh pemerintahan Belanda pada tahun 1650
sebagai area kantor gubernur dan wakil gubernur. Aku mengedarkan pandanganku ke
Gereja Kristen Melaka yang sudah kokoh berdiri sejak tahun 1753. Hal ini dapat
langsung kuketahui dari tulisan tahun yang tertera di bawah nama gereja yang
tertulis dengan cat berwarna putih. Walau sudah menjelang senja suasana di
depan gereja kristen protestan tertua ini terbilang masih ramai. Dari kejauhan
dapat kuamati puluhan pengunjung sedang asik mengabadikan momen mereka di depan
lanskap utama kota tua Melaka ini. Beberapa di antaranya memilih duduk di
sekitar kolam air mancur atau berpose di
sebuah menara jam yang berada di dekat persimpangan lampu merah.
Sebelum gelap, kami
bergegas berjalan menyusuri trotoar di sepanjang jalan dibawah rindangnya
pohon-pohon yang berjajar dan merasakan dinginnya hembusan angin yang menerpa
wajah dan sekujur tubuhku untuk mencari tempat menginap malam ini. Kiri kanan
kami berjejer bangunan gedung-gedung tua yang tampak terawat dengan tata
pencayahaan yang indah membuat kesan kota tua yang dahulunya menjadi ibukota
Kesultanan Melaka dan pusat peradaban Melayu pada abad ke-15 dan 16 ini begitu
cantik jauh dari kesan angker.
Suasana di Dutch Square dan Gereja Kristen Melaka di Sore Hari
Suasana di Dutch Square Melaka di Sore Hari
Welcome to Melaka
Dengan berjalan kaki kami
menghampiri sebuah bangunan di sudut jalan yang sebagian besar dindingnya
dihiasi mural. Terdapat gambar tangan dengan beberapa bahasa di setiap jarinya
yang memiliki arti selamat datang. Bangunan tersebut adalah Discovery Café
& Guesthouse yang di dalamnya juga terdapat penginapan. Kami melangkah ke dalam
café yang sudah ramai beberapa orang asing sedang asik mendengarkan musik
sambil menikmati minuman meraka.
Connecting
people around the world, tulisan tersebut tertulis di bagian
atas dinding yang menyambut kami di tempat ini. Walaupun belum melakukan
pemesanan sebelumnya keberuntungan kembali memihak ada kami karena penginapan
ini masih terdapat dua kasur untuk kami di dormitory
room yang dalam satu kamarnya terdapat 8 kasur bertingkat. Biaya
menginapnya pun sesuai dengan budget kami yaitu 17 Ringgit Malaysia
permalamnya, sebanding dengan fasilitas yang seadanya serta kondisi kamarnya yang
cukup sempit dan lembab.
Discovery Cafe & Hostel - Melaka
Tenang sudah
mendapatkan penginapan, rasanya belum ke kota Melaka jika belum merasakan
suasana malam di kota ini. Kami kembali menyusuri jalan setapak di sisi sungai
yang bermandikan cahaya lampu taman. Refleksi cahaya warna-warni dari perpaduan
lampu taman dan bangunan yang berada di kedua sisi sungai ini tampak indah.
Sesekali refleksi tersebut buyar sesaat perahu yang menawarkan wisata river cruise membelah sungai dan
menciptakan gelombang di tebing sungai.
Suasana Pedestrian di Tepi Sungai Yang Menghadirkan Nuansa Romantis
Sebuah
lagu dangdut dengan aransemen bergenre disko terdengar nyaring. Memecah keheningansunyi
di kota tua Melaka. Ketika berjalan mendekati pusat kota tempat sumber suara
itu terdengar ternyata suara itu berasal dari becak wisata
yang sejak lama telah menjadi identitas kota ini. Tidak ada becak yang biasa di
kota ini, semuanya diberikan atribut hiasan yang unik secara penuh menyelimuti
setiap sudut bagian becak. Mulai dari bagian depan, samping, hingga bagian atap
dengan lampu hias yang berkedip kerlap-kerlip dengan cantiknya di malam hari.
Salah Satu Becak Wisata di Kota Tua Melaka, Malaysia
Malam ini kami mulai
menjelajah satu persatu tempat bersejarah yang populer di kota Melaka ini
diawali dengan gedung-gedung bersejarah yang berdiri di sekitar Dutch Sqaure
mulai dari Gereja St. Francis Xavier, Gereja Kristen Melaka, Galeri Seni
Melaka, Menara Jam Melaka, Museum Belia serta sebuah bangunan yang dikenal
dengan nama Stadthuys yang kini menjadi Museum Sejarah dan Ethnograpi.
Suasana Malam di Dutch Square Kota Tua Melaka Pada Malam Hari
Slow Speed Suasana Jalanan Di Sekitar Kota Tua Melaka
Suasana Malam di Dutch Square Kota Tua Melaka Pada Malam Hari
Suasana Malam di Dutch Square Kota Tua Melaka Pada Malam Hari
Clock Tower Di Malam Hari
Dari Jalan Merdeka kami
menyusuri Jalan Kota yang di kawasan ini berdiri sejumlah museum lainnya mulai
dari Museum Seni Bina Malaysia, Museum Islam Melaka, Museum UMNO, Museum
Layang-Layang, Museum Setem Melaka serta Museum Dunia Melayu Islam. Sayangnya
berhubung kedatangan kami malam hari museum-museum tersebut sudah tutup
sehingga kamipun tak dapat melihat warisan masa lampau
apa yang tersimpan rapih di dalamnya.
Museum Rakyat
Museum Setem Malaysia
Kapal dan Kereta Tua Di Kawasan Musium
Muzium Umno Melaka
Di persimpangan Jalan
Kota dan Jalan Parameswara perhatian kami tertuju pada sebuah reruntuhan
benteng tua dengan warna cat putih yang kusam pucat di sebagian besar
temboknya. Sebuah pintu gerbang yang berada di kaki bukit St Paul ini dikenal
dengan nama Porta de Santiago dan menjadi salah satu bagian dari benteng A
Famosa. Tempat ini menjadi pintu gerbang dari benteng Portugis yang didirikan
oleh Afonso de Albuquerque ketika ia berhasil menaklukan Kesultanan Melaka pada
tahun 1511.
Benteng Tua A Famosa
Independence Memorial
Dari
A Famosa kami beranjak berjalan menuju kawasan Jongker Street yang merupakan jalan pusat Chinatown
yang terkenal karena banyak toko-toko yang menjual barang antik disini. Jika
diselami lebih dalam dari bangunan yang ada di Melaka khususnya di sekitar
Jonker Street ini, telah terjadi akulturasi budaya yang dilatar belakangi oleh
sejarah yang begitu kaya dari peninggalan Portugis, Belanda, Inggris dan China
yang menyatu dengan kehidupan lokal bangsa Melayu.
Melaka Riversite
Suasana Kota Melaka Di Tengah Malam
Suasana Kota Melaka Di Tengah Malam
Suasana Kota Melaka Di Tengah Malam
Suasana Kota Melaka Di Tengah Malam
Di Beberapa Sudut Kota Tua Melaka Dapat Kita Jumpai Kuil-Kuil China
Di Beberapa Sudut Kota Tua Melaka Dapat Kita Jumpai Kuil-Kuil China
Masjid Kampung Kling
TS nya lagi galau di pinggir sungai :p
Waktu semakin bergeser
dan malam semakin larut. Kini jalan-jalan di seantero kota tua ini mulai sepi
hanya menyisakan turis-turis yang tidak normal seperti kami. Bagaimana tidak,
ketika sebagian besar pelancong sedang asik tidur terlelap dalam kasur empuknya
kami berdua masih saja berkeliling untuk menikmati suasana malam yang hening
ini. Bebunyian yang tersisa hanya deru kendaraan yang sesekali lewat atau suara
kayuhan becak yang hendak pulang ke rumahnya. Karena sudah tidak ada orang lain
di jalan pertanda untuk kami bergegas kembali ke penginapan untuk beristirahat.
Bersambung.
Tonton keseruan kami saat menjelajah kota tua Melaka di video dalam youtube channel kami berikut ini ya
*Selingan iklan*
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi
detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram
@travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya. * Tokopedia * Shopee * Bukalapak
hehe.. saya 2 kali ke Melaka malah lebih jalan-jalan malam. Sepi dan dingin :D. next time klo ada kesempatan lagi ke melaka mau coba panas-panasan deh hehe
Malam harinya melaka cakeep :D
ReplyDeletenanti foto pas siang harinya juga akan di share. untuk perbandingan hehe..
DeleteDeuh kangen Melaka, kangen panasnya haha
ReplyDeletehehe.. saya 2 kali ke Melaka malah lebih jalan-jalan malam. Sepi dan dingin :D.
Deletenext time klo ada kesempatan lagi ke melaka mau coba panas-panasan deh hehe