Pages

Monday, January 5, 2015

Terpesona Changi International Airport

Suasana di Bandara Changi Singapore
Pesawat bersiap untuk lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. Suara bising mesin yang berputar semakin kencang memenuhi ruang kabin pesawat. Aku melemparkan pandanganku keluar jendela. Menatap antrean pesawat yang menunggu gilirannya untuk mengudara. Sampai akhirnya burung besi ini membawaku terbang menuju Negeri Singa yang selama ini aku impikan. Di atas langit aku melemparkan pandanganku pada awan-awan putih yang melayang diantara sayap pesawat. Sinar matahari pagi semakin menyilaukan mata membuatku memutuskan untuk menutup tabir penutup jendela untuk sementara waktu. Sepanjang perjalanan aku mencoba menikmatinya dengan membaca majalah yang disediakan secara percuma di pesawat.
Setelah dua jam berlalu, akhirnya aku tiba di Changi International airport yang terasa begitu besar dan megah dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya. Mengusung konsep arsitektur modern membuat siapa saja yang datang ke bandara Changi akan terpesona dibuatnya. Penggunaan kaca-kaca transparan di dalam gedung Terminal 2 memberikan pencahayaan alami dan memudahkanku untuk menikmati pemandangan dari segala sudut termasuk ruang belanja dan tempat makan. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling bandara. Ada ratusan gerai ritel ternama dan outlet restoran yang tersebar di bandara ini yang memberikan kesempatan berbelanja yang nyaman. Dengan berbagai fasiltias dan pelayanan yang baik bandara ini telah menerima ratusan penghargaan bergengsi salah satunya sebagai Airport Terbaik di Dunia.
Terminal 1 Changi International Airport
Jika dilihat-lihat bandaranya, Changi mendapat predikat salah satu bandara ternyaman sedunia untuk tidur. Mulai dari kursi tunggu yang keras hingga sofa yang empuk tersebar di beberapa sudut bandara. Fasilitasnya pun sangat lengkap mulai dari komputer lengkap dengan internet, games, theater, sampai TV berlayar lebar tersebar di berbagai penjuru bandara Changi. Rasanya dia bingung sendiri mau kemana karena bandara Changi memang begitu luas untuk dijelajahi.
Kereta Penghubung Antar Terminal di Changi International Airport
 Sejak turun dari pesawat aku berjalan mengikuti arus penumpang menuju antrean imigrasi di terminal 2. Pagi itu ada beberapa petugas imigrasi yang sedang bertugas melayani orang-orang dari berbagai penjuru dunia yang hendak masuk ke negara Singapura dengan beragam tujuan. Untuk memperlancar proses masuk aku mengikuti saja prosedur yang berlaku mengingat Imigrasi Singapura cukup ketat dalam menginjinkan pendatang masuk ke negaranya. 
Salah Satu Checkpoint Imigrasi di Bandara Changi, Singapore
 Perjalanan hari ini diawali dengan nasib baik yakni tanpa adanya kendala pasporku telah diberikan stempel oleh imigrasi untuk diperbolehkan masuk dengan batas waktu kunjungan maksimal 30 hari. Lepas dari meja pemeriksaan imigrasi akupun senang karena bisa segera menghirup udara Singapura. Dengan berbekal peta Singapura yang kuperoleh secara gratis di rak-rak brosur dan peta yang tersebar di bandara Changi dan Singapore Visitor Centres akupun sudah siap untuk menjelajah Negeri Singa ini.
Arah Petunjuk Menuju Transportasi Umum di Bandara Changi
 Untuk menuju pusat kota terdapat beberapa pilihan moda transportasi mulai dari taxi, bus atau kereta api Mass Rapid Transit yang dikenal dengan MRT. Dan untuk menghemat pengeluaranku tentu saja aku memilih untuk menggunakan MRT yang menawarkan ongkos yang lebih murah. Aku berjalan mengikuti petunjuk arah menuju stasiun MRT yang terletak di Teminal 2 Bandara Changi. Konsep bandara yang terintegrasi dengan stasiun MRT memudahkanku untuk menuju ke tengah kota.
MRT Singapore Maps 2015 & Future Line
MRT Singapore Maps 2015 & Future Line (source: https://s.yimg.com)
Setibanya di stasiun MRT Changi Airport aku memutuskan untuk membeli EZ Link Card yang tersedia di loket penjualan tiket. Kartu e-money ini adalah salah satu alat pembayaran elektronik yang diterima secara luas di Singapura. Dengan kartu ini aku dapat melakukan pembayaran secara praktis ketika naik transportasi umum seperti MRT, LRT maupun bus dengan cara menempelkan kartu di dekat mesin pembaca. Tak hanya itu kartu inipun dapat diterima di berbagai vending machine yang menjual minuman serta gerai ritel ternama sebagai alat pembayaran yang sah.
Bandara Terintegrasi Dengan Stasiun MRT Untuk Menuju Pusat Kota
Dari stasiun Bandara Changi dengan menggunakan MRT aku melakukan perjalanan menuju ke tengah kota. Berapa jarak tempuh MRT dari bandara Changi ke tengah kota? Total tak lebih dari 50 menit aku sudah sampai ke tujuanku dengan transportasi umum yang nyaman ini. Dari stasiun Changi Airport aku perlu naik MRT sampai ke stasiun Tanah Merah kemudian pindah kereta MRT ke arah Joo Koon. 
MRT Yang Melayani Penumpang Dari Bandara Ke Pusat Kota
Hal yang berbeda jauh dengan negeri kita yang tidak memiliki kereta menuju dan dari bandara yang membuatku mau tak mau rela menunggu lama bus Damri yang senantiasa berkeliling terminal untuk mengangkut penumpang sebelum akhirnya jalan menuju tengah kota. Belajar dari Singapura semoga saja negeri kita semakin cepat berbenah khususnya untuk memperbaiki fasilitas publik dan transportasi umumya sehingga dapat memudahkan dan memberikan kenyamanan pada rakyatnya. 

Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina.
Telah terbit buku karya saya yang berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers,  beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak

 Follow my instagram @travelographers & twitter account @travelographers 

No comments:

Post a Comment