Antrean Pesawat Menuju Landasan Yang Menggambarkan Kepadatan Bandara Soekarno Hatta |
Langit masih gelap ketika diriku tiba di bandara. Walau suasananya masih remang pagi itu bandara sudah begitu ramai, tak kalah riuhnya dengan terminal bus dan stasiun komuter yang ada di pusat kota. Antrean sudah mengular panjang berkelok hingga pintu masuk setelah pemeriksaan dengan sinar x-ray. Tampak ratusan orang menunggu giliran untuk mendaftarkan diri ke beberapa loket yang telah disediakan. Deg! Jantungku berdetak lebih kencang setelah menatap jam dinding yang terpasang di salah satu sudut terminal yang seolah-olah terus mengejarku.
Rasanya kepadatan yang melanda sudut-sudut di kota-kota besar di Indonesia juga dialami oleh bandara-bandara internationalnya khususnya bandara terbesar yaitu Bandara Soekarno Hatta. Ratusan mungkin ribuan orang saling telah berada di bandara ini untuk menuju tujuannya masing-masing. Sayup-sayup terdengar suara bearing roda rusak dari trolley yang didorong para penumpang dan porter untuk mengangkut barang bagasi terasa memekakan telinga diantara suara riuh calon penumpang yang memadati ruangan. Bunyi dengung roda besi yang bergesek dengan lantai bandara itu menambah pening suasana hatiku yang sedang khawatir karena takut tertinggal jadwal pesawat.
Rasanya kepadatan yang melanda sudut-sudut di kota-kota besar di Indonesia juga dialami oleh bandara-bandara internationalnya khususnya bandara terbesar yaitu Bandara Soekarno Hatta. Ratusan mungkin ribuan orang saling telah berada di bandara ini untuk menuju tujuannya masing-masing. Sayup-sayup terdengar suara bearing roda rusak dari trolley yang didorong para penumpang dan porter untuk mengangkut barang bagasi terasa memekakan telinga diantara suara riuh calon penumpang yang memadati ruangan. Bunyi dengung roda besi yang bergesek dengan lantai bandara itu menambah pening suasana hatiku yang sedang khawatir karena takut tertinggal jadwal pesawat.
Kondisi Trolley Yang Rusak Namun Masih Aktif Dipergunakan |
Kondisi Roda Trolley Sudah Banyak Yang Usang dan Tidak Layak Jalan |
Namun seiring waktu ketika tenggat waktu yang diberikan pemerintah tentang pemberlakuan airport tax belum juga dilaksanakan oleh maskapai lain akhirnya pihak Garuda Indonesia dan Citilink pun berencana untuk mengeluarkan (kembali) airport tax dari harga tiket sehingga harga tiket mereka menjadi lebih kompetitif jika dibandingkan dengan maskapai lain yang tidak memasukan airport tax kedalam harga tiket. Hal ini (sepertinya) diperparah karena pemerintah yang labil dan tidak tegas serta otoritas bandara dalam hal ini Angkasa Pura dan pihak maskapai masih kisruh masalah mekanisme pembayaran airport tax dari maskapai ke pengelola bandara (cmiiw).
Sebegitu liciknya kah maskapai-maskapai penerbangan
sehingga tidak bisa dipercaya untuk menyetor airport tax kepada pemerintah sesuai tiket yang
terjual? Atau sebegitu bebalkan mental-mental para pejabat di pemerintahan kita
khususnya yang mengatur dunia perhubungan dan bandara sehingga begitu sulitnya
bertransformasi menjadi lebih baik. Ketika jaman sudah semakin maju dengan teknologi transfer
uang secara realtime namun sayangnya
bangsa ini (masih) lebih suka cara manual untuk mengumpulkan airport tax dengan pembayaran tunai dari
para penumpang.
Dengan jumlah penumpang yang menggunakan jasa penerbangan
mencapai ratusan juta orang dalam setahun tentunya perputaran uang untuk airport tax terbilang sangat
fantastis angkanya. Berkaca melihat realita yang ada tentunya semakin banyak
uang berputar (terlebih lagi secara manual) tentunya sangat besar berpotensi bocor
dan banyak celah penyimpangan. Akupun langsung bermimpi mudah-mudahan
suatu kelak bangsa ini dikelola oleh orang-orang yang lebih visioner dan tidak
takut untuk berubah menjadi lebih baik.
Kerugian dari sisi penumpang yakni mereka harus menyiapkan
uang tunai dan rela menyisahkan waktu lebih untuk mengantre membayar airport tax ini setiap kali mau terbang.
Namun disisi lain keuntungan dari sisi penumpang jika membayaran airport tax secara manual yakni ketika
membatalkan penerbangan atau gagal terbang saja sehingga hanya rugi di harga
tiket tanpa perlu rugi sudah membayar airport
tax. Namun dengan perkembangan zaman yang menuntut segalanya lebih praktis
tentunya pembayaran airport tax yang
sudah dimasukan dalam komponen tiket lah yang paling efesien dan efektif
khususnya untuk para penumpangnya. Dari sisi pemerintah dan maskapai tentunya
memudahkan untuk mengontrol perputaran uang airport
tax tersebut yang tentunya dapat dialokasikan untuk meningkatkan pelayanan
di bandara agar terus menjadi lebih baik.
Setelah membayar airport tax tanpa membuang waktu akupun langsung bergegas untuk menuju waiting room tempat menunggu keberangkatan pesawat. Ruang tunggu itu tampak penuh calon penumpang dan memaksaku untuk berdiri menunggu di salah satu sudut ruang. Jumlah kursi tunggu tidak mampu menampung para calon penumpang yang ada. Akupun memilih untuk diam menunggu waktu boarding tiba. Kondisi Bandara Soekarno Hatta di Jam Sibuk (phpto taken from desamodern.com) |
Majalah Di Soekarno Hatta Diikat Dengan Tali Supaya Tidak Hilang? |
Jalan Raya Untuk Pesawatpun Macet :D |
Dengan pertumbuhan industri penerbangan yang sangat
signifikan dan kebutuhan transportasi udara yang terus melonjak naik tentunya
bandara Soekarno Hatta harus terus meningkatkan pelayanannya ke publik baik
kondisi terminalnya, penambahan kapasitas landasannya, fasilitas umum di dalam
bandaranya, peremajaan trolley yang sudah usang, perawatan toilet yang baik dan
tentu saja transportasi umum untuk mencapai bandara. Ya aku berdoa (dengan sangat khusyuk) agar mereka
tidak diam atau sedang tertidur pulas. Berharap mereka dapat berkerja dengan
lebih cepat untuk meningkatkan pelayanan untuk memberikan rasa aman dan nyaman
bagi setiap penumpangnya.
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. |
Telah terbit buku karya saya yang berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Sesak banget dan terlihat belum banyak perubahan fisik dari tahun ke tahun, cuma penumpangnya aja yang terus bertambah semenjak harga tiket pesawat banyak yang murah Kak
ReplyDeleteiya nih. karena kebutuhan akan transporasi udara terus bertambah. jadwal penerabangan terus bertambah, tapi bandaranya belum mampu untuk mengimbangi. :(
Delete