|
Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, Indonesia |
Hari
itu pagi kelabu. Langit biru mematung lugu. Tiada hujan yang meluruh. Tiada
angin yang menderu. Tapi nanggroe ini hancur lebur. Goncangan bumi luapkan
samudra. Melumat daratan , Entah apa yang terjadi . Tak seorangpun bisa pahami.
Seketika saja semuanya tercerai berai. Saat air hitam menghantam kehidupan. Tiada
lagi sanak saudara. Biarkan saja mereka sendiri. Karena pelukan erat tak lagi
berarti. Pisahkan anak dari orang tua. Suami dari istri. Kekasih dari yang di
kasihi. Sementara awan kesedihan menggelayut manja. Menggantung pilu. Payungi
bumi yang kini berduka. Itu adalah sepenggal lirik lagu tentang tsunami di Aceh
yang menyayat hati bagi siapa saja yang mendengar dan melihat kembali tayangan
video bencana tersebut.
Memenuhi
janjiku kepada pak Sam yang menceritakan Cerita Pilu Bencana Tsunami di Aceh yang dialami keluarganya serta cerita pak Dede
yang telah banyak bercerita tentang kisah Wanita Bermata Biru di Lamno yang daerahnya juga luluh lantah karena
bencana tsunami tersebut, kami mampir ke Museum Tsunami Aceh yang memiliki
desain arsitektur yang unik dan mengagumkan. Desainnya sangat berbeda jika
dibandingkan dengan museum pada umumnya. Museum ini di desain oleh arsitektur
anak bangsa Pak Ridwan Kamil yang kini menjabat sebagai walikota Bandung.
Desainnya
dikenal dengan sebutan Rumoh Aceh as Escape Building’ yang menggabungkan rumoh
Aceh bertipe panggung dengan konsep ada bukit untuk evakuasi pada bagian
atapnya. Didalam bangunan ini didesain unik dan memiliki beragam filosofi pada
masing-masing yang mendeskripsikan gambaran tentang tsunami sebagai memorial
dari bencana besar yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam yang menelan
korban jiwa yang mencapai kurang lebih 240.000 jiwa.
|
Eksterior Museum Ini Memiliki Desain Yang Unik |
Museum
yang berlokasi di Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh ini buka setiap hari (kecuali
Jumat) pukul 10.00-12.00 dan 15.00-17.00. Masuk kedalam Museum Tsunami ini kita
tidak dikenakan biaya alias gratis. “Ingat untuk jaga ucapan dan jangan lupa
berdoa saat masuk ke Museum Tsunami.” Sesaat memasuki area museum aku langsung
teringat pesan yang disampaikan Pak Dede untuk menjaga ucapan dan perilaku di
museum ini. Dan benar seperti yang dikatakannya baru saja masuk Lorong Tsunami /
Tsunami Alley yang dikenal dengan Space of Fear yang merupakan akses
awal pengunjung untuk memasuki Museum Tsunami tubuh ini sudah merasa merinding.
|
Memasuki Lorong Tsunami |
Aku
tertegun memandang lorong yang memiliki panjang 30 meter dan tinggi mencapai
19-23 meter yang melambangkan tingginya gelombang tsunami. Air mengalir
di kedua sisi dinding museum, cahaya yang remang dan gelap, lorong yang sempit
dan lembab serta suara gemuruh air, mendeskripsikan ketakutan masyarakat Aceh pada
saat tsunami terjadi. Setelah berjalan melewati Lorong Tsunami, kami
menginjakan kaki ke Memorial Hall yang menampilkan gambar dan foto para korban
dan lokasi bencana yang melanda Aceh pada saat tsunami sebanyak 40 gambar.
Tempat ini dikenal dengan Space of Memory yang menggambarkan bencana
tsunami yang terjadi 2004 silam sebagai bencana yang tidak mudah untuk
dilupakan dan dapat dipetik hikmah dari bencana tersebut.
|
Cerobong di Space of Sorrow |
|
Ruang Sumur Doa |
Ketika
memasuki Ruang Sumur Doa atau yang dikenal dengan Space of Sorrow bulu kuduk ku berdiri merinding.
Lantuan ayat-ayat alquran yang diputar diruang ini begitu terdengar menyayat
hati. Aku mengedarkan pandanganku ke ruangan yang berbentuk silinder yang
memiliki ketinggian 30 meter ini dimana didalamnya memiliki kurang lebih 2.000
nama-nama koban tsunami yang tertera disetiap dindingnya yang di filosofikan
sebagai kuburan massal pada korban. Ruangan ini merepresentasikan hubungan
manusia dengan Tuhannya yang dilambangkan dengan tulisan kaligrafi Allah yang
terdapat pada bagian atas cerobong yang tampak bersinar dari pancaran sinar
matahari dari luar. Aku tertegun dan tertunduk mendoakan pada korban bencana
ini agar dapat tenang di sisi Nya.
|
Space of Confuse |
Ruangan lain yang aku tuju yaitu Space
of Confuse yang berupa lorong cerobong yang didesain dengan lantai
yang berkelok dan tidak rata untuk menggambarkan kebingungan dan keputusasaan
masyarakat Aceh saat didera bencana tsunami. Lorong ini didesain untuk menuju
jembatan harapan untuk melihat secercah cahaya alami yang bersinar dari atap transparan
dimana dibagian atasnya terdapat 54 bendera dari 54
negara yang ikut turut serta membantu Aceh pasca tsunami, jumlah bendera sama
dengna jumlah batu yang tersusun di pinggiran kolam. Di setiap bendera dan batu
bertuliskan kata “Peace” dengan bahasa dari masing-masing negara sebagai
refleksi perdamaian Aceh dari peperangan dan konflik sebelum tsunami terjadi.
|
Jembatan Harapan |
Ketika
ada pemutaran film, aku langsung ikut masuk kedalam studio itu. Beberapa video
dan foto-foto yang kembali ditayangkan membuat tubuh ini kembali merinding
membayangkan betapa kuasanya Tuhan atas bencana ini. Kita sebagai manusia
hanyalah mahluk yang tak berdaya. Di ruang sebelahnya juga terdapat beberapa
foto dan barang-barang yang menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya bencana ini
terjadi. Selain untuk renungan, museum ini juga bagus untuk pengetahuan dan
pendidikan karena telah dilengkapi dengan beberapa alat peraga yang telah
dilengkapi dengan simulasi gerakan untuk memudahkan kita mempelajari alam
khususnya bagaimana tsunami terjadi.
|
Pemutaran Film Dokumenter Bencana Tsunami |
Melihat
foto-foto dan video tersebut ada beberapa hal yang agak sulit dipercaya yaitu
di beberapa kota yang rata dengan tanah yang telah diluluh lantahkan ombak
tsunami, namun beberapa masjid besar masih berdiri kokoh diantaranya Masjid
Agung Meulaboh dan Masjid Baiturahman Aceh serta masjid lainnya yang konon
dipercaya bangunan ini naik ke permukaan sehingga selamat dari tsunami dan
menjadi tempat evakuasi yang aman untuk siapa saja yang berlindung di tempat
ini. Subhanallah dan Wallahualam, hanya kuasanya lah yang bisa membuat seperti
ini dan hanya Dia lah yang tahu karena sesungguhnya Tuhan Maha Tahu apa yang
terjadi di alam semesta ini.
|
Maket Museum Tsunami Aceh dalam Skala Kecil |
|
Foto-Foto Bencana Tsunami Yang terjadi di Beberapa Daerah di Provinsi Aceh |
|
Beberapa Barang Bukti Saksi Bisu Bencana Tsunami |
|
Alat peraga untuk eksperimen menggambarkan kejadian tsunami |
|
Ruangan Ilmu Pengetahuan |
|
Alat Peraga Untuk Bereksperimen Tentang Tsunami |
|
Tempat penjualan souvenir |
Museum
Tsunami Aceh bisa kukatakan adalah salah satu museum terbaik yang ada di
Indonesia, tidak hanya desain arsitektur yang merepresentasikan Rumah Panggung
Aceh namun didalamnya terdapat ruang-ruang yang didesain dengan filosofi yang
mendalam. Terima kasih Museum Aceh yang telah memberikanku banyak hal untuk
merenungi arti hidup dan terus menyadarkan kami akan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa. Aku Tertegun dan Merinding di Museum Tsunami Aceh.
gak bisa bayangin gimana rasanya jadi korban tsunami aceh :(
ReplyDeletebtw itu konsep bangunannya kreatif deh. bagian favorit di ruangan dengan nama Allah di atapnya :D
iya bener banget.. kita manusia terasa begitu kecil dan tak berdaya.
Deletebetul banget.. salah satu museum di Indonesia yang paling menarik untuk dikunjungi.
salam ransel :D