Pages

Monday, October 1, 2012

Minang Nan Rancak, Sebuah Festival Kuliner di Summarecon Mall Serpong



Negara kita yang saat ini memiliki 33 provinsi hasil pemekaran wilayah memiliki beragam suku dan budaya yang beragam yang terkandung didalamnya. Dalam setiap budaya tersebut terdapat beberapa perpaduan dari beberapa kebudayaan yang melebur dan berkolaborasi satu sama lain baik kebudayaan dari negeri sendiri maupun budaya dari kaum pendatang atau negeri seberang diwaktu lampau.
Sama halnya dengan sajian kuliner pada suatu daerah umumnya ada yang memang khas tradisi suatu daerah serta ada juga yang memang hasil perpaduan atau adopsi dari budaya lain yang terus melekat menjadi tradisi dari jaman dahulu hingga kini. Tak heran jika negeri kita begitu kaya ragam akan budaya serta beragam kuliner yang patut kita lestarikan dan kembangkan agar tidak hilang termakan jaman.
Salah satu ancaman terbesar mulai langkanya makanan atau jajanan tradisional khas Indonesia dikarenakan diserbunya pangsa pasar Indonesia oleh berbagai jenis makanan dari luar baik itu berupa franchise fast food maupun restoran ternama. Pola konsumsi masyarakat kita sudah berangsur-angsur berubah seiring dengan pola hidup dan pola pikir masyarakat yang serba modern dan cepat. Kue-kue tradisional yang khas kini hanya dapat ditemui dibeberapa pasar tradisional yang mulai bersaing ketat dengan kue modern yang diadopsi dari budaya luar.

Ditahun 90an, setiap harinya mudah kutemui jajanan tradisional dengan berbagai macam kue disajikan. Tapi kini tak banyak lagi penjual yang menjajakan jajanan kue tradisional dengan varian yang selengkap dulu. Eranya telah berubah mengikuti perkembangan zaman dan selera pasar, karena bagaimanapun juga penjual untuk bisa tetap bertahan perlu mengikuti selera konsumennya.
Ada berbagai cara untuk melestarikan dan memperkenalkan beragamnya kuliner yang negeri kita miliki diantaranya dengan dikelolanya suatu kawasan yang menyajikan berbagai menu kudapan dan kuliner serta memperkenalkan ke masyarakat luas khususnya generasi muda dengan diadakannya event/ festival kuliner. Hal inilah yang kami lihat pada suatu event Festival Kuliner yang bertajuk Minang Nan Rancak yang digelar di Summarecon Mall Serpong pada 14 September sampai 7 Oktober 2012 yang lalu.

 Festival yang rencananya digelar setiap tahun memiliki tema yang berbeda dari tahun sebelumnya,  jika tahun lalu tema yang diambil yaitu Kampung Bali, untuk tahun ini adalah Minang nan Rancak bertemakan Minangkabau. Festival ini dapat dikatakan sebagai bagian dari pelestarian kekayaan kuliner dan ragam budaya negeri kita melalui tema ragam budaya dan keunikan kuliner Sumatera Barat yang tersohor hingga mancanegara.

Salah satu pengakuan internasional mengenai kuliner minangkabau ini yaitu diakuinya Rendang sebagai makanan terlezat nomor 1 di dunia. Olahan daging dengan racikan bermacam bumbu rempah-rempah yang khas dari tanah negeri kita  tentunya menjadi ciri tersendiri, jadi tak heran jika cita rasa makanan dari Indonesia terkenal sampai ke berbagai belahan dunia. 

 
Pada festival ini terdapat sebanyak 76 pelaku usaha yang ikut memeriahkan Festival Kuliner Serpong Minang Nan Rancak, yang terdiri dari menu sumatera barat dan masakan nusantara. Beberapa stand yang berdiri di festival kuliner ini diantaranya Oleh-Oleh khas Minang Christine Hakim, Rendang Asese, Sate Padang Mak Syukur, Londong Padang Taci Telok, Martabak Kubang HAYUDA, Ayam Goreng Indah Jaya Minang, Bubur Kampiun dan Cendol Duren Ampiang, Ketupat Gulai Pakis Kaparinyo, Nasi Kucing Sambel Gledek, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Nasi Ulam Misjaya,Warung Nasi Gandul, Nasi Bakar TACOSE, Bongkot Nasi Campur khas Bali, Nasi Briyani & Ayam Mercon Sisca Soewitomo, Sate Ayam Madura BlokS, sate Kambing Batibul Lakalaka, Sate Kuda Sedjati, Sate kelinci H. Zaenal, Sate Sapi Pak Kempleng.


 Selain itu ada juga stand Soto Mie Bogor "Sunter Hijau", Sote Medan pak Syamsuddin, bebek kaleyo, bebek Sedap Wangi, ketupat Sayur Rusmini, Kambing Bakar Sahara, Laksa Tangerang, Mie Aceh Sewulah, Pindang Patin & Pempek Sari Sanjaya, Es Durian Sakinah, Es Selendang Mayang & Risol setan, Aneka  Gorengan Pak Slamet, Martabak Medan, Martabak Bandung Asli, Putu bambu Medan, Cakue Medan Eko YAP, Tauge Goreng, Batagor Cuplis, Otak-otak Petojo AN, Siomay Armanda, Bakso Gun, Gado-gado Cemara 1947, Serabi Solo, Buah Potong Ding Dong, Rujak Shanghai, Bakso Sarkit Tanah Tinggi, Es Potong Singapore, Kedai Es Pisang Ijo, Tahu tek Teeek, Yamien Bandung "Cuplis dan beberapa stand lainnya.
Penataan stand pada festival kuliner ini didesain dengan suasana perkampungan di Minangkabau yang dilengkapi dengan ikon Sumatera Barat yaitu jam gadang dan rumah gadang. Untuk melakukan transaksi di tempat ini anda diharuskan untuk menukar voucher terlebih dahulu pada loket yang disediakan yang nantinya akan diberikan dalam bentuk lembar kertas khusus yang hanya dapat digunakan di tempat ini. Dengan adanya festival kuliner seperti ini tentunya akan menjadi bagian penting dari pelestarian kekayaan kuliner dan ragam budaya negeri kita dan semoga menjadi agenda rutin yang dapat diadopsi untuk tempat lainnya untuk menyelenggarakan festival sejenis. 

Follow my twitter : @travelographers

2 comments:

  1. Loh ini deket rumah saya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, setiap tahun ada event ini.., mau dimasukin ke list untuk dikunjungi. hehe

      Delete