Negara kita
yang saat ini memiliki 33 provinsi hasil pemekaran wilayah memiliki beragam
suku dan budaya yang beragam yang terkandung didalamnya. Dalam setiap budaya
tersebut terdapat beberapa perpaduan dari beberapa kebudayaan yang melebur dan
berkolaborasi satu sama lain baik kebudayaan dari negeri sendiri maupun budaya
dari kaum pendatang atau negeri seberang diwaktu lampau.
Sama halnya
dengan sajian kuliner pada suatu daerah umumnya ada yang memang khas tradisi
suatu daerah serta ada juga yang memang hasil perpaduan atau adopsi dari budaya
lain yang terus melekat menjadi tradisi dari jaman dahulu hingga kini. Tak
heran jika negeri kita begitu kaya ragam akan budaya serta beragam kuliner yang
patut kita lestarikan dan kembangkan agar tidak hilang termakan jaman.
Salah satu
ancaman terbesar mulai langkanya makanan atau jajanan tradisional khas
Indonesia dikarenakan diserbunya pangsa pasar Indonesia oleh berbagai jenis
makanan dari luar baik itu berupa franchise
fast food maupun restoran ternama. Pola konsumsi masyarakat kita sudah
berangsur-angsur berubah seiring dengan pola hidup dan pola pikir masyarakat
yang serba modern dan cepat. Kue-kue tradisional yang khas kini hanya dapat
ditemui dibeberapa pasar tradisional yang mulai bersaing ketat dengan kue
modern yang diadopsi dari budaya luar.
Ditahun 90an,
setiap harinya mudah kutemui jajanan tradisional dengan berbagai macam kue
disajikan. Tapi kini tak banyak lagi penjual yang menjajakan jajanan kue
tradisional dengan varian yang selengkap dulu. Eranya telah berubah mengikuti
perkembangan zaman dan selera pasar, karena bagaimanapun juga penjual untuk
bisa tetap bertahan perlu mengikuti selera konsumennya.
Ada berbagai cara
untuk melestarikan dan memperkenalkan beragamnya kuliner yang negeri kita
miliki diantaranya dengan dikelolanya suatu kawasan yang menyajikan berbagai
menu kudapan dan kuliner serta memperkenalkan ke masyarakat luas khususnya
generasi muda dengan diadakannya event/ festival kuliner. Hal inilah yang kami lihat
pada suatu event Festival Kuliner yang bertajuk Minang Nan Rancak yang digelar
di Summarecon Mall Serpong pada 14 September sampai 7 Oktober 2012 yang lalu.
Festival yang
rencananya digelar setiap tahun memiliki tema yang berbeda dari tahun
sebelumnya, jika tahun lalu tema yang
diambil yaitu Kampung Bali, untuk tahun ini adalah Minang nan Rancak bertemakan
Minangkabau. Festival ini dapat dikatakan sebagai bagian dari pelestarian
kekayaan kuliner dan ragam budaya negeri kita melalui tema ragam budaya dan
keunikan kuliner Sumatera Barat yang tersohor hingga mancanegara.
Salah satu
pengakuan internasional mengenai kuliner minangkabau ini yaitu diakuinya
Rendang sebagai makanan terlezat nomor 1 di dunia. Olahan daging dengan racikan
bermacam bumbu rempah-rempah yang khas dari tanah negeri kita tentunya menjadi ciri tersendiri, jadi tak
heran jika cita rasa makanan dari Indonesia terkenal sampai ke berbagai belahan
dunia.
Pada festival
ini terdapat sebanyak 76 pelaku usaha yang ikut memeriahkan Festival Kuliner
Serpong Minang Nan Rancak, yang terdiri dari menu sumatera barat dan masakan
nusantara. Beberapa stand yang berdiri di festival kuliner ini diantaranya Oleh-Oleh khas Minang Christine Hakim, Rendang Asese, Sate Padang
Mak Syukur, Londong Padang Taci Telok, Martabak Kubang HAYUDA, Ayam Goreng
Indah
Jaya Minang, Bubur Kampiun dan Cendol Duren Ampiang,
Ketupat Gulai Pakis Kaparinyo, Nasi Kucing Sambel Gledek, Nasi Goreng Kambing
Kebon Sirih, Nasi Ulam Misjaya,Warung Nasi Gandul, Nasi Bakar TACOSE, Bongkot
Nasi Campur khas Bali, Nasi Briyani & Ayam Mercon Sisca Soewitomo, Sate
Ayam Madura BlokS, sate Kambing Batibul Lakalaka, Sate Kuda Sedjati, Sate
kelinci H. Zaenal, Sate Sapi Pak Kempleng.
Selain itu ada juga stand Soto Mie Bogor "Sunter Hijau",
Sote Medan pak Syamsuddin, bebek kaleyo, bebek Sedap Wangi, ketupat Sayur
Rusmini, Kambing Bakar Sahara, Laksa Tangerang, Mie Aceh Sewulah, Pindang Patin
& Pempek Sari Sanjaya, Es Durian Sakinah, Es Selendang Mayang & Risol
setan, Aneka Gorengan Pak Slamet,
Martabak Medan, Martabak Bandung Asli, Putu bambu Medan, Cakue Medan Eko YAP,
Tauge Goreng, Batagor Cuplis, Otak-otak Petojo AN, Siomay Armanda, Bakso Gun,
Gado-gado Cemara 1947, Serabi Solo, Buah Potong Ding Dong, Rujak Shanghai,
Bakso Sarkit Tanah Tinggi, Es Potong Singapore, Kedai Es Pisang Ijo, Tahu tek
Teeek, Yamien Bandung "Cuplis dan beberapa stand lainnya.
Penataan stand
pada festival kuliner ini didesain dengan suasana perkampungan di Minangkabau
yang dilengkapi dengan ikon Sumatera Barat yaitu jam gadang dan rumah gadang.
Untuk melakukan transaksi di tempat ini anda diharuskan untuk menukar voucher terlebih dahulu pada loket yang
disediakan yang nantinya akan diberikan dalam bentuk lembar kertas khusus yang
hanya dapat digunakan di tempat ini. Dengan adanya festival kuliner seperti ini
tentunya akan menjadi bagian penting dari pelestarian kekayaan kuliner dan
ragam budaya negeri kita dan semoga menjadi agenda rutin yang dapat diadopsi untuk
tempat lainnya untuk menyelenggarakan festival sejenis.
Follow my twitter : @travelographers
Loh ini deket rumah saya hehe
ReplyDeleteiya mas, setiap tahun ada event ini.., mau dimasukin ke list untuk dikunjungi. hehe
Delete