Pages

Wednesday, August 15, 2012

Merasakan Pergantian Tahun di Kota Bandar Lampung


Lampung Part II

Tahun baru selalu diidentikan dengan sebuah harapan baru untuk meraih sesuatu yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan untuk menyongsong suatu perubahan yang diharapkan terjadi dimasa depan nanti. Setiap menjelang tutup tahun, tak jarang banyak orang yang akan menulis resolusi sesuatu yang ingin dicapai serta mereview kembali pencapaian yang telah dilewati setahun kebelakang dengan berjalannya waktu yang dilalui.
Bagiku, tak pernah terpikirkan sebelumnya ada resolusi untuk menjelajahi tanah Sumatera dipergantian tahun ini. Karena aku berpikir jangankan pulau Sumatera, pulau Jawa saja masih banyak tempat-tempat tersembunyi untuk dijelajahi. Banyak orang yang berbondong-bondong pergi mengunjungi ketempat yang jauh, tetapi kota sendiri yang ditinggali belum dijelajahi. Terbesit dalam pikiranku, kadang kita perlu menjadi seorang wisatawan dan menjelajahi kota sendiri atau kota-kota disekitar kita sehingga kita dapat lebih mengenal lebih jauh.
Menginjakan kaki pertama di tanah Sumatera ini, setidaknya menjadi awal untuk mengenal lebih jauh negeri ku Indonesia, sebagai bagian dari sebuah rumah yang utuh. Sebuah negeri yang konon begitu dikagumi karena memiliki tanah yang subur dan keindahan yang tiada tara, semuanya ada di negeri ini. Tak heran dari jaman dulu banyak sang pelaut ulung dari negeri seberang datang jauh-jauh untuk mengunjungi negeri kita tercinta Indonesia.
       Setelah mencicipi lezatnya durian, kami segera kembali ke kota Bandar Lampung. Beberapa lansekap utama yang menjadi ciri khas kota ini seperti alun-alun kota Lampung kami singgahi sebagai destinasi keliling kota dengan sepeda motor. Tak lupa kami berhenti sejenak ke Masjid Agung Al Furqon di tengah kota untuk beribadah dan mencicipi Pempek yang dijajakan penjual keliling yang kebetulan sedang ada di masjid itu.
Lelah seharian dalam perjalanan, kamipun sejenak istirahat di kosan untuk meregangkan kaki dan bersih-bersih untuk mempersiapkan diri menyambut pergantian tahun. Selepas adzan magrib sebelum menuju pusat kota untuk tahun baruan, kami mampir ke salah satu tempat makan bakso yang terkenal dengan kelezatan baksonya di kota Lampung.
        Belum ke Lampung kalau belum mencoba Bakso Sony. Ujar salah satu teman ku.
       Ada beberapa cabang Bakso dan Mie Ayam Son Haji – Sony dapat di jumpai di kota Lampung ini, sehingga tak salah tempat ini dijadikan salah satu andalan wisata kuliner di kota Gajah ini. Keistimewaan rasa dari Bakso Sony yaitu baksonya terasa begitu lezat di kunyah dikarenakan terbuat dari daging sapi asli pilihan seratus persen tanpa campuran. Selain itu kuahnya yang terasa begitu segar begitu memanjakan lidah konsumen yang menikmatinya.  Honestly, ini salah satu bakso terlezat yang pernah ku nikmati dengan harga yang terjangkau.
Perut sudah terasa kenyang, kamipun mulai bergegas keliling kota dan menuju pusat perayaan tahun baru di kota Lampung yaitu pada Alun-Alun Kota dan Bundaran Gajah Bandar Lampung. Pada bundaran ini di tengahnya terdapat tugu Adipura yang diperoleh sebagai penghargaan kota besar terbersih dari Presiden RI. Tugu tersebut dikelilingi 4 ekor patung gajah yang sedang bermain bola yang merupakan simbol dari kota ini. Sepak bola gajah merupakan salah satu ciri khas kota Lampung dimana pada provinsi ini terdapat tempat konservasi gajah yang dipusatkan di Way Kambas.  

Waktu terus berlalu dan suasana di jantung kota Bandar Lampung ini semakin padat dengan kedatangan berbondong-bondong orang untuk merayakan tahun baru bersama. Sepeda motor datang menyerbu menuju Bundaran Gajah Lampung bak semut mengerubungi makanan. Telihat petugas dari kepolisian yang terlihat begitu sibuk dengan pluitnya, mereka terlihat mengalami kesulitan mengatur lalu lintas yang sudah semakin stuck dan tak bergerak, karena semua orang mulai memarkirkan kendaraannya dibadan jalan sambil menunggu detik-detik pergantian tahun.
Taar Teer Toorr.. Suara petasan dan kembang api juga semakin terdengar menggelegar tak henti - hentinya mengelu-elukan detik-detik pergantian tahun. Suaranya begitu memekakan telingaku karena seperti sahut-sahutan dari satu dentuman ke dentuman berikutnya. Ada yang ukuran kecil, sampai yang begitu besar hingga suaranya seperti sebuah bom yang meledak di tengah kota. Ketika sumbu petasan dinyalakan dan mulai semakin pendek, semua orang menjauh dan menutup telinga rapat-rapat. 
 


Boooomm!, suara dentuman begitu mengguncang ribuan orang yang berkumpul kemudian bersorak-sorai. Sebagian orang berlari menuju kepulan asap yang cukup pekat dari hasil ledakan petasan tersebut dan menari ditengahnya, dan meluapkan ekpresi kebahagiaan dan suka cita yang terlihat jelas di raut wajah mereka.
Perayaan ini berlangsung kurang lebih 1 jam dengan ditambah suara riuh terompet yang ditiup tak henti-hentinya, belum lagi ditambah kebisingan suara motor yang memainkan gasnya dimana sebagian motor dengan knalpot yang sudah di modifikasi sehingga suaranya semakin menggelegar cempreng memekakan telinga.
Senang rasanya mendapatkan pengalaman dan suasana baru merayakan pergantian tahun di kota ini. Tetapi tubuh yang sudah terasa begitu lelah ini memaksa kami untuk kembali menuju kosan untuk istirahat, mengingat besok paginya kami berencana menuju Teluk Kiluan untuk bertemu dengan lumba-lumba di habitat aslinya di Samudera Hindia.  See u Soon Dolphin!
Follow me on twitter : @travelographers

2 comments:

  1. th baru 2012???gw juga di Lampung tuh..di bunderan gajah liat fireworks..

    ReplyDelete
  2. hehe, sdh 2 tahun yg lalu brontho :D, ini baru dimasukin ke blog.. habis ke bunderan gajah kurang lengkap ga lihat balapan liarnya.. hehe..

    ReplyDelete