Lampung Part II
Tahun baru
selalu diidentikan dengan sebuah harapan baru untuk meraih sesuatu yang lebih
baik dari tahun sebelumnya. Harapan untuk menyongsong suatu perubahan yang diharapkan
terjadi dimasa depan nanti. Setiap menjelang tutup tahun, tak jarang banyak
orang yang akan menulis resolusi sesuatu yang ingin dicapai serta mereview
kembali pencapaian yang telah dilewati setahun kebelakang dengan berjalannya
waktu yang dilalui.
Bagiku, tak
pernah terpikirkan sebelumnya ada resolusi untuk menjelajahi tanah Sumatera
dipergantian tahun ini. Karena aku berpikir jangankan pulau Sumatera, pulau
Jawa saja masih banyak tempat-tempat tersembunyi untuk dijelajahi. Banyak orang
yang berbondong-bondong pergi mengunjungi ketempat yang jauh, tetapi kota
sendiri yang ditinggali belum dijelajahi. Terbesit dalam pikiranku, kadang kita
perlu menjadi seorang wisatawan dan menjelajahi kota sendiri atau kota-kota
disekitar kita sehingga kita dapat lebih mengenal lebih jauh.
Menginjakan kaki
pertama di tanah Sumatera ini, setidaknya menjadi awal untuk mengenal lebih
jauh negeri ku Indonesia, sebagai bagian dari sebuah rumah yang utuh. Sebuah
negeri yang konon begitu dikagumi karena memiliki tanah yang subur dan
keindahan yang tiada tara, semuanya ada di negeri ini. Tak heran dari jaman
dulu banyak sang pelaut ulung dari negeri seberang datang jauh-jauh untuk
mengunjungi negeri kita tercinta Indonesia.
Lelah seharian
dalam perjalanan, kamipun sejenak istirahat di kosan untuk meregangkan kaki dan
bersih-bersih untuk mempersiapkan diri menyambut pergantian tahun. Selepas
adzan magrib sebelum menuju pusat kota untuk tahun baruan, kami mampir ke
salah satu tempat makan bakso yang terkenal dengan kelezatan baksonya di kota
Lampung.
Belum ke Lampung kalau belum mencoba Bakso Sony. Ujar salah satu
teman ku.
Ada beberapa cabang Bakso dan Mie Ayam Son Haji – Sony dapat di jumpai di kota Lampung ini, sehingga tak salah tempat ini dijadikan salah satu andalan wisata kuliner di kota Gajah ini. Keistimewaan rasa dari Bakso Sony yaitu baksonya terasa begitu lezat di kunyah dikarenakan terbuat dari daging sapi asli pilihan seratus persen tanpa campuran. Selain itu kuahnya yang terasa begitu segar begitu memanjakan lidah konsumen yang menikmatinya. Honestly, ini salah satu bakso terlezat yang pernah ku nikmati dengan harga yang terjangkau.
Ada beberapa cabang Bakso dan Mie Ayam Son Haji – Sony dapat di jumpai di kota Lampung ini, sehingga tak salah tempat ini dijadikan salah satu andalan wisata kuliner di kota Gajah ini. Keistimewaan rasa dari Bakso Sony yaitu baksonya terasa begitu lezat di kunyah dikarenakan terbuat dari daging sapi asli pilihan seratus persen tanpa campuran. Selain itu kuahnya yang terasa begitu segar begitu memanjakan lidah konsumen yang menikmatinya. Honestly, ini salah satu bakso terlezat yang pernah ku nikmati dengan harga yang terjangkau.
Perut sudah
terasa kenyang, kamipun mulai bergegas keliling kota dan menuju pusat perayaan
tahun baru di kota Lampung yaitu pada Alun-Alun Kota dan Bundaran Gajah Bandar
Lampung. Pada bundaran ini di tengahnya terdapat tugu Adipura yang diperoleh
sebagai penghargaan kota besar terbersih dari Presiden RI. Tugu tersebut
dikelilingi 4 ekor patung gajah yang sedang bermain bola yang merupakan simbol
dari kota ini. Sepak bola gajah merupakan salah satu ciri khas kota Lampung
dimana pada provinsi ini terdapat tempat konservasi gajah yang dipusatkan di
Way Kambas.
Waktu terus
berlalu dan suasana di jantung kota Bandar Lampung ini semakin padat dengan
kedatangan berbondong-bondong orang untuk merayakan tahun baru bersama. Sepeda
motor datang menyerbu menuju Bundaran Gajah Lampung bak semut mengerubungi
makanan. Telihat petugas dari kepolisian yang terlihat begitu sibuk dengan
pluitnya, mereka terlihat mengalami kesulitan mengatur lalu lintas yang sudah
semakin stuck dan tak bergerak,
karena semua orang mulai memarkirkan kendaraannya dibadan jalan sambil menunggu
detik-detik pergantian tahun.
Taar Teer Toorr.. Suara
petasan dan kembang api juga semakin terdengar menggelegar
tak henti - hentinya mengelu-elukan detik-detik pergantian tahun. Suaranya
begitu memekakan telingaku karena seperti sahut-sahutan dari satu dentuman ke
dentuman berikutnya. Ada yang ukuran kecil, sampai yang begitu besar hingga
suaranya seperti sebuah bom yang meledak di tengah kota. Ketika sumbu petasan
dinyalakan dan mulai semakin pendek, semua orang menjauh dan menutup telinga
rapat-rapat.
Boooomm!, suara dentuman begitu
mengguncang ribuan orang yang berkumpul kemudian bersorak-sorai. Sebagian orang
berlari menuju kepulan asap yang cukup pekat dari hasil ledakan petasan
tersebut dan menari ditengahnya, dan meluapkan ekpresi kebahagiaan dan suka
cita yang terlihat jelas di raut wajah mereka.
Perayaan ini
berlangsung kurang lebih 1 jam dengan ditambah suara riuh terompet yang ditiup
tak henti-hentinya, belum lagi ditambah kebisingan suara motor yang memainkan
gasnya dimana sebagian motor dengan knalpot yang sudah di modifikasi sehingga
suaranya semakin menggelegar cempreng memekakan telinga.
Senang rasanya
mendapatkan pengalaman dan suasana baru merayakan pergantian tahun di kota ini.
Tetapi tubuh yang sudah terasa begitu lelah ini memaksa kami untuk kembali
menuju kosan untuk istirahat, mengingat besok paginya kami berencana menuju
Teluk Kiluan untuk bertemu dengan lumba-lumba di habitat aslinya di Samudera
Hindia. See u Soon Dolphin!
Follow me on twitter : @travelographers
th baru 2012???gw juga di Lampung tuh..di bunderan gajah liat fireworks..
ReplyDeletehehe, sdh 2 tahun yg lalu brontho :D, ini baru dimasukin ke blog.. habis ke bunderan gajah kurang lengkap ga lihat balapan liarnya.. hehe..
ReplyDelete