Yang terlintas pertama kali dibenak kepala ketika mendengar kata Nusa Kambangan umumnya sebuah penjara yang terkenal menyeramkan dan didalamnya terdapat rumah tahanan khusus penjahat kelas kakap. Tapi selain itu sebenarnya daerah Cilacap & Nusa kambangan memiliki potensi wisata yang begitu mempesona dengan keindahan alamnya. Untuk menuju ke kawasan ini dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan menuju arah tenggara kota Cilacap.
Sebagai Cagar alam, pulau Nusa
Kambangan memiliki banyak kekayaan alam yang beragam yang terdapat flora dan
satwa yang dilindungi diantaranya yaitu beberapa jenis burung dan reptil yang
hidup dalam hutan yang terdapat pohon-pohon langka yang hidup di alam tropis. Dipulau
ini terdapat pantai berkarang dengan pasir putih yang indah serta reruntuhan
benteng kuno yang dibangun pada masa kolonial belanda yang menarik untuk
ditelusuri.
Selain dipulau, terdapat juga
sebuah Benteng kuno yang terletak dipesisir pantai teluk penyu bernama Benteng
Pendem Cilacap (Kustbatterij op de Landtong te Cilacap) yang dibangun pada
tahun 1861 yang dahulunya bangunan ini
merupakan markas pertahanan tentara hindia Belanda. Arsitektur bangunan ini
didominasi batu merah yang digunakan sebagai bahan baku utama yang pada setiap
dindingnya tak tampak konstruksi beton yang berulang.
Untuk yang memiliki ketertarikan
dengan goa, dapat mengunjungi sebuah goa yang konon berujung sampai pantai
selatan dengan kedalaman 4,5 km yang dapat dijelajahi, tetapi dikarenakan goa
ini memiliki bau yang begitu menyengat serta kadar oksigen yang rendah sehingga
kurang memungkinkan untuk memasuki goa jika tanpa dilengkapi peralatan yang
memadai. Bau yang menyengat itu berasal dari dalam goa yaitu terdapat sebuah
batu yang memiliki bau seperti mayat yang dikenal penduduk setempat dengan nama
Batu Gondho Mayit. Suasana seperti itu yang kerap kali menggambarkan tempat ini
begitu angker dan penuh hal mistis khususnya daerah disekitar mulut goa yang
terkadang dapat ditemukan sesaji untuk ritual atau tempat bersemedi.
Ada beberapa kepercayaan penduduk
setempat yang secara turun temurun telah menjadi tradisi hingga kini, salah
satunya ritual sedekah laut yang ditujukan untuk Nyai Roro Kidul penguasa Pantai
Selatan, ritual tersebut dikenal dengan Larung Sesaji. Tradisi ini dilakukan
setiap tahun pada saat awal bulan suro, prosesi upacaranya dilakukan oleh semua
nelayan dan penduduk setempat yang berbondong-bondong membawa sesaji untuk
sedekah laut dari daratan untuk dibawa kelaut.
Sedekah laut dipercaya oleh
penduduk setempat sebagai wujud syukur kepada Tuhan untuk mengharapkan
kelancaran dalam aktifitas selama melaut untuk dijauhkan dari bala dan mara bahaya
serta mendapatkan hasil tangkapan ikan yang melimpah. Ritual ini dimulai dari
Pantai Teluk Penyu kemudian secara berbondong-bondong puluhan kapal dari
berbagai kelompok nelayan ikut meramaikan dan turut serta memberikan sesaji
untuk sedekah laut.
Rasanya, jika kegiatan ini
dipromosikan lebih baik oleh Dinas Pariwisata setempat serta dikemas menjadi
event dalam agenda tahunan yang menarik, tentunya akan menjadi potensi wisata
yang bagus sehingga akan banyak wisatawan datang untuk melihat secara langsung
prosesi ritual larung saji tersebut yang tentu saja secara tidak langsung dapat
membantu meningkatkan dan menggerakan roda perekonomian penduduk sekitar
khususnya dalam bidang yang berkaitan dengan pariwisata. Kini, Nusa Kambangan
bukan tempat yang menakutkan untuk dikunjungikan?
Follow me on twitter : @travelographers
Follow me on twitter : @travelographers
No comments:
Post a Comment