Tak harus mengeluarkan
kocek yang tebal untuk menyaksikan sebuah pertunjukan, salah satunya yaitu
pertunjukan wayang yang diselenggarakan di Museum Wayang Jakarta. Biaya yang dikeluarkan
untuk perorangan tiket masuknya yaitu dua ribu rupiah untuk umum, seribu
rupiah untuk mahasiswa dan enam ratus rupiah untuk pelajar. Harga tiket masuk tersebut
akan lebih murah jika dalam rombongan.
Museum Wayang
terletak dikawasan kota Tua yang berada disisi barat dari Sthadius Plain dan Museum
Fatahillah. Bangunan ini dulunya dikenal dengan nama Musium Batavia Lama atau
dalam bahasa kolonial Belandanya de oude Bataviasche Museum. Museum
ini memiliki ribuan koleksi yang terdiri dari prasasti kuno dan berbagai
jenis wayang dari berbagai daerah di Indonesia dan manca negara diantaranya berasal
dari sejumlah daerah di tanah air seperti Jawa, Sunda, Bali, Lombok dan Sumatera.
Terdapat pula
wayang mancanegara seperti dari China, Malaysia, Vietnam, Thailand, Suriname,
Perancis, Kamboja, India, Inggris dan Amerika. Jenis wayang yang terdapat
dimuseum ini diantaranya wayang kulit, wayang purwa, wayang golek, wayang
boneka serta topeng-topeng wayang yang ditata dengan rapih.
Untuk tetap
melestarikan Wayang yang telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia dari
Indonesia, pengelola museum melaksanakan sejumlah kegiatan diantaranya
pertunjukan wayang, peragaan pembuatan wayang dan karawitan ke pengunjung serta
perlombaan melukis dan mewarnai wayang untuk pelajar dan anak-anak. Dengan
kegiatan tersebut diharapkan para pengunjung khususnya generasi muda lebih
mengenal kebudayaan Indonesia khususnya mengenai wayang. Tentunya dengan lebih
mengenal kekayaan dan keberagaman budaya yang dimiliki negeri ini, generasi
muda dapat melestarikan kebudayaan tesebut.
Pagelaran
wayang melibatkan puluhan orang yang terdiri dari dalang yang merupakan memimpin
pertunjukan, sepasang pembantu dalang jika diperlukan serta pengiring yang
memainkan alunan lagu dengan alat musik tradisional. Dalam pementasan wayang
yang dilakukan umumnya menceritakan tentang kehidupan dan ajaran kerohanian dengan
kisah dan lakon yang berbeda-beda.
Sang dalang
umumnya membawakan kisahnya dalam bahasa Jawa, namun dalam perkembangan jaman
untuk memudahkan pengunjung yang menyaksikan pertunjukan ini seringkali
diselipkan beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia dalam setiap pertunjukannya.
Bagi yang ingin menonton pagelaran
wayang ini, pengelola mengediakan puluhan kursi yang menghadap langsung menuju
panggung.
Jika
masyarakat dunia melalui UNESCO saja tergerak untuk mengenal dan melestarikan
wayang, kenapa kita sebagai generasi penerus dan pemilik kebudayaan tersebut
tidak ikut serta melestarikan dan menjaga kebudayaan sendiri. Selain peran
serta pemerintah tentu saja generasi muda juga harus ikut berperan serta dalam
melestarikan kebudayaan asli Indonesia.
Follow me on twitter : @travelographers
Follow me on twitter : @travelographers
No comments:
Post a Comment