(Central Java Overland Part I)
Di Jawa Tengah terdapat dataran tinggi Dieng yang dikenal sebagai dataran tinggi kedua dunia setelah Nepal, tingginya 2093 meter diatas permukaan laut atau mencapai ketinggian 6000 kaki. Dataran tinggi Dieng masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo yang letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, dimana secara administrasi dalam pemerintahan, Kawasan Dataran Tinggi Dieng termasuk dalam Kabupaten Wonosobo, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan.
Seperti halnya Yellowstone di USA atau Dataran tinggi Tengger di
Jawa timur, dataran tinggi Dieng adalah dataran dengan aktivitas vulkanik
dibawah permukaannya, yang dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa.
Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai disana yang sesungguhnya adalah kaldera
dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya dan terdapat banyak kawah
sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya.
Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Suhu di
Dieng Plateau sejuk mendekati dingin yang berkisar 15 sampai 20°C di siang hari
dan 10°C di malam hari.
Dari Musium Kailasa dan Dieng Plateau Theatre yang ada di kawasan Dieng,
terdapat penjelasan mengenai asal muasal kata Dieng, dimana kata Dieng berasal
dari gabungan dua kata bahasa Sunda Kuna: di
yang berarti tempat atau gunung dan Hyang
yang bermakna Dewa. Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat
para dewa dan dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dari bahasa Sunda karena
diperkirakan pada masa pra-Medang 600 daerah itu berada dalam pengaruh politik
Kerajaan Galuh.
Dataran tinggi Dieng merupakan kawasan candi hindu tertua di pulau
jawa yang diperkirakan dibangun sekitar abad ke tujuh, lebih tua dari prambanan
yang dibangun pada abad ke delapan. Disini begitu banyak peninggalan sejarah
yang tak ternilai dikawasan ini serta segudang potensi alam yang bisa dikelola
lebih baik untuk kesejahteraan penduduk sekitar. Sebuah kawasan yang menyimpan
sejarah masa lalu dimana terdapat beberapa komplek candi yang dibangun dibekas
cekungan sisa kawah. Para ahli arkeolog yakin komunitas hindu didataran tinggi Dieng
adalah awal lahirnya Dinasty Syailendra yang pada jamannya membangun candi yang
monumental dalam sejarah. Selain reruntuhan candi kita juga menemukan reruntuhan sisa-sisa kerajaan
masa lampau. Yang unik, candi-candi disekitar Dieng ini dinamai tokoh-tokoh
pewayangan Pandawa Lima.
Ada empat kelompok candi dengan total 8
candi, yakni kelompok Candi Dwarawati dan Parikesit, kelompok Candi Dwarawati
Timur, kelompok Candi Setyaki, Ontorejo, Petruk, Nala Gareng, dan
Nakula-Sadewa, serta kelompok Candi Arjuna, Semar, Sembodro, Puntadewa, dan
Srikandi. Kelompok bangunan candi Dieng ini terletak pada ketinggian 2.000
meter di atas permukaan laut dan ditemukan pada sekitar tahun 1800.
Lansekap
keindahan dataran tinggi Dieng merupakan alasan utama untuk melakukan
perjalanan yang panjang ketempat yang terisolasi ini, dari Jakarta membutuhkan
waktu perjalanan selama 11 jam menggunakan bus umum. Untuk mencapai kawasan
ini, Umumnya melalui Kabupaten Wonosobo, karena jalur ini lebih dekat dibanding
melalui jalur lain, walaupun jalan berliku serta jurang dengan dinding yang
terjal di kiri kanan jalan, tetapi pemandangan yang disajikan sepanjang jalan
begitu indah, terasiring lahan perkebunan yang tertata begitu indahnya
memanjakan setiap mata yang memkamung.
Untuk menghindari calo yang kerap menggangu dan terkadang juga
memaksa bahkan menipu penumpang saat hendak memilih bus untuk keluar kota di
terminal terminal bus di Indonesia, ada baiknya memilih untuk naik bus dari
pool bus yang terpercaya sesuai dengan kota asal, untuk masalah harga jangan
khawatir, karena tentunya dijual sesuai dengan jumlah harga yang tertera di
tiket sesuai dengan kelas yang dipilih, untuk kelas bisnis ekonomi kurang lebih
75.000 Rupiah untuk tujuan Wonosobo.
Ditengah perjalanan menuju Wonosobo tepatnya saat memasuki kota
Banjarnegara, akan disuguhkan pemandangan yang begitu indah, Gunung Sindoro dan
Gunung Sumbing yang terlihat dari kejauhan, hamparan luas perkebunan dan
persawahan penduduk sekitar serta tebing dan bukit serta sungai serayu yang
terkenal sebagai salah satu sungai untuk kegiatan adventure seperti arung jeram.
Suhu disini sangat dingin dan menusuk tulang.
Pada siang hari, dinginnya bisa berkisar antara 10 hingga 20 derajat selsius.
Bahkan, pada pagi hari, suhu bisa mencapai titik beku, alias nol derajat
celsius. Suhu pada bulan juli dan agustus dimana ini masuk musim kemarau, suhu
udara di Dieng dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang
berbentuk es yang oleh penduduk setempat disebut bun upas atau embun racun
karena dapat menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian penduduk setempat.
Kawasan wisata Dieng terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu Dieng 1 dan
Dieng 2 diantaranya yaitu:
1.
Telaga warna, sesuai dengan namanya telaga ini
kalo diperhatikan airnya terlihat gradasi warna dari hijau, biru bahkan jika
disiang hari terlihat pantulan sinar matahari yang membuat telaga warna menjadi
lebih indah.
2.
Telaga Pengilon dan beberapa gua yang diantaranya gua Jaran dan gua Semar
yang digunakan untuk tempat bertapa orang-orang yang memiliki kepercayaan
tertentu.
3.
Batu Tulis Gajah Mada dimana lokasi ini dijadikan tempat upacara potong
rambut yaitu upacara untuk dipercaya untuk membuang hal buruk dari anak
penduduk sekitar Dieng yang memiliki rambut gembel.
4.
Dieng Plateau Theater untuk menyaksikan sejarah mengenai Dieng, kondisi
alam serta kehidupan penduduk di dataran tinggi Dieng. Banyak hal dan
pengetahuan yang dapat diambil dari film dengan durasi kurang lebih 25 menit
tersebut.
5.
Kawah Sikidang dan candi Bima yang letaknya tidak terlalu jauh dari Dieng
Plateau Theater.
6.
Kawah Sileri, Sumur Jalatunda, serta Telaga Merdada.
7.
Musium Dieng Kailasa yang memiliki banyak benda benda bersejarah
diantaranya patung patung dari reruntuhan candi yang ditemukan penduduk
setempat. Dikawasan ini juga terdapat candi Gatot Kaca dan terlihat dari
kejauhan telaga Balekambang.
8.
Kawasan candi Arjuna yang terdiri dari beberapa candi diantaranya yang
masih berdiri kokoh yaitu candi Arjuna, candi Semar, candi Srikandi, candi Puntadewa
dan candi Sembaura.
Dikarenakan objek menarik yang bisa
dikunjungi letaknya berjauhan dan menyebar, serta kawasan ini ada yang berbeda
pengelolaan antara kabupaten Banjar negara dengan kabupaten Wonosobo, beberapa
tempat dikenai tiket masuk dengan harga yang bervariasi, ada yang 2000 ada yang
2500 Rupiah. Walaupun anda telah membeli tiket terusan seharga 12.000 Rupiah
perorang di Dieng 1, dibeberapa tempat lain masih di pungut biaya masuk. Untuk
yang berkunjung kesini tanpa membawa kendaraan, ojek motor disekitar Dieng bisa
menjadi salah satu pilihan untuk mengantarkan ke tempat-tempat wisata sekaligus
menjadi guide yang dapat menjelaskan mengenai lokasi yang dikunjungi dengan
kisaran harga 50,000 sampai 100,000 tergantung kesepakatan awal tempat-tempat
yang hendak dikunjungi.
Satu hal yang patut dikunjungi disini yaitu menikmati
matahari terbit dari Gunung Sikunir yang akan mengingatkan kita pada masa kecil
saat melukis pemadangan dua gunung, dimana ada matahari yang muncul di tengah
tengah kedua gunung itu. Ya.. golden
moment ini dapat diihat sini ketika matahari mulai muncul dari tengah
tengah gunung sindoro dan sumbing. Seiring bergeraknya matahari terbit,
kabutpun bergerak menyelimuti gunung
Sindoro yang membuat pemandangan gunung Sikunir seperti sebuah negeri
diatas awan. Sungguh pemandangan yang menakjubkan akan keindahaan negeri
Indonesia.
Dari matahari terbit ini pun terdapat
folosofi kehidupan yang dapat kita renungi diantaranya rasa bersyukur karena
kita masih diberikan umur untuk bertemu dengan hari ini dan renungan betapa
maha kuasanya Sang Pencipta dalam menciptakan alam yang begitu indah ini.
Disini terdapat banyak pilihan penginapan yang dapat disesuaikan
dengan budget dengan harga mulai dari 75,000 per malam per kamar. Kerana suhu
udara dan airnya yang begitu dingin, tentunya memilih tempat penginapan yang
memiliki fasilitas air hangat merupakan salah satu keputusan yang baik.
Jika ingin membawa buah tangan dari Dieng, manisan
carica dari pepaya khas dataran tinggi Dieng merupakan pilihan yang tepat,
dijual dengan satu toplesnya dengan kisaran harga 10.000 Rupiah atau kripik
jamur khas Wonosobo. Untuk makanannya kuliner yang patut dicoba yaitu mie khas
Wonosobo sebelum kamu pulang ke kota masing masing, mie khas tersebut banyak
dijual di kota Wonosobo yaitu mie ongklok yang terbuat dari dari mie, kola atau kubis, cabe, daun kucai dan kuah bumbu
kental pedas. Mie tersebut disajikan panas dimana pada beberapa warung ada yang
ditambah tahu bacem atau tempe kemul atau sate.
Follow me on Instagram & twitter : @travelographers
Follow me on Instagram & twitter : @travelographers
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. |
Telah terbit buku karya saya yang berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
No comments:
Post a Comment