Pages

Friday, April 13, 2012

Borobudur aku kembali



Candi Borobudur, Indonesia
(Central Java Overland Part III) 
Perjalanan dari Ketep Pass Magelang ke candi Borobudur berjarak sekitar 26,1 km atau kurang lebih 1 jam 30 menit menggunakan angkutan umum, dimana lokasi ini juga menjadi salah satu tempat yang wajib disinggahi dalam ­­­perjalanan dari kota Magelang menuju Yogyakarta.
Lokasi candi Borobudur kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi Borobudur merupakan salah satu cagar budaya dunia yang masuk dalam UNESCO world heritage, dimana candi ini juga masuk dalam satu dari tujuh keajaiban dunia. Ada sebuah teori yang menyatakan nama Borobudur berasal dari kata Sambharabhudara, yang artinya gunung asal kata dari bhudara, dimana dilereng-lerengnya terletak teras-teras.
Nama Borobudur dari beberapa etimologi rakyat lainnya menyatakan Borobudur berasal dari ucapan para Buddha yang karena pergeseran bunyi menjadi Borobudur. Penjelasan lain adalah bahwa nama ini berasal dari dua kata yaitu bara dan beduhur. Kata bara berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain dimana bara berasal dari bahasa sanserkerta yang artinya kompleks candi atau biara, sedangkan beduhur  artinya adalah tinggi atau mengingatkan dalam bahasa bali yang berarti diatas. Jadi maksudnya adalah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah yang tinggi, dimana kita ketahui Borobudur terletak di daerah dekat pegunungan.


 Menurut sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja mataram dinasti Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima yaitu tanah bebas pajak oleh Çri Kahulunan Pramudawardhani untuk memelihara Kamulan yang disebut Bhumisambhara.

Candi Borobudur yang memiliki sejuta pesona

Istilah Kamulan sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhumi Sambhara Bhudhara dalam bahasa sansekerta yang berarti Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa, adalah nama asli Borobudur.
Perjalanan dari Ketep pass, Magelang ke candi Borobudur dapat diakses dengan bis kecil 2 pintu dari terminal Mutilan sampai terminal di Borobudur, ongkos yang dikeluarkan kurang lebih 3000 Rupiah. Dari terminal Borobudur untuk menuju candi Borobudur yang jaraknya kurang dari 1 km, dapat memilih untuk naik becak, ojek motor dan andong. Tarif yang ditawarkan bervariasi, jadi harus pintar dalam bernegosiasi untuk mendapatkan tarif yang murah. Karena jaraknya tidak terlalu jauh dapat menawar dengan kisaran 10.000 sampai 20.000 PP.
Untuk mendalami kebudayaan serta kehidupan masyarakat dan kebudayaan disekitar candi Borobudur, ada homestay rumah penduduk yang dapat disewa dengan harga yang murah mulai dari 80.000 Rupiah permalam. Objek dikawasan candi Borobudur yang bisa di datangi antara lain candi Mendut dan candi Pawon. Jangan khawatir untuk akses ke lokasi ini, karena dapat bernegosiasi dengan penarik becak atau andong untuk mengantarkan kelokasi yang diinginkan. Untuk yang menginap disektira Borobudur, dapat mengejar matahari terbit di candi Borobudur yang merupakan salah satu moment indah untuk dinikmati.
Bus Umum Tujuan Yogyakarta - Borobudur
Umumnya para wisatawan khususnya orang asing yang mengunjungi Yogyakarta pastinya akan menyempatkan dirinya untuk ke candi Borobudur, dimana candi ini merupakan salah satu bagian dari peninggalan sejarah candi candi lainnya seperti candi Prambanan. Perjalanan dari candi Borobudur ke Yogyakarta dengan menggunakan transportasi bus umum selama 1 jam dengan ongkos kurang lebih 10.000 Rupiah.
Apabila menginap di Yogyakarta dikawasan Malioboro, lebih baik turunnya di terminal Jombor, dari sini jarak ke kawasan Malioboro lebih dekat. Dengan menggunakan salah satu transportasi masal trans Yogyakarta yang memiliki banyak halte dan sudah tertata cukup rapih serta memberikan kenyamanan bagi penumpangnya merupakan salah satu angkutan favorite untuk mengelilingi Yogyakarta. Harga tiketnya pun kurang lebih 3000 Rupiah, angkutan ini konsepnya sama dengan busway trans Jakarta, hanya saja bisnya menggunakan bis kecil.
Untuk penginapan yang murah disekitar Malioboro, dapat dicari disekitar jalan Sosrokusuman, jalan Suryatmajan dan yang paling terkenal adalah jalan Sosrowijayan. Harga yang ditawarkan pun bervariasi tergantung fasilitas yang ingin anda dapatkan. Untuk kamar biasa dengan kipas angin (tanpa AC) anda hanya perlu mengeluarkan 75.000 permalam yang perkamarnya bisa diisi sampai 3 orang. Sedangkan untuk kamar yang ber AC tarif yang ditawarkan mulai dari 150.000 Rupiah permalam.  

Sebuah becak melewati Halte Transjogja
Gedung Tua di Kawasan KM 0 Yogyakarta



Piala Adipura yang diterima oleh Yogyakarta sebagai kota terbersih
Begitu banyak hal yang bisa di explore di Yogyakarta ini dimana kota ini merupakan salah satu surga para backpacker lokal maupun dunia. Di beberapa sudut kota dan kehidupan di kota ini seakan akan menyuguhkan anda kedalam suatu perjalanan sejarah ke masa lampau. Sejarah dan tradisi jawa yang masih terasa begitu kental memberikan suasana yang berbeda dan tentunya hanya bisa dirasakan di kota ini. 
Untuk merasakan denyut nadi kehidupan di Yogyakarta, coba berjalanlah di sepanjang kawasan jalan Malioboro khususnya pada malam hari, anda dapat menikmati suasana malam yang berbeda dibanding kota lain. Kumpulan pedagang kaki lima yang menjajakan pernak pernik untuk cinderamata, angkringan lesehan nasi kucing serta  musisi jalanan ikut meramaikan suasana dijalan tersebut. Disana juga terdapat pasar Bering Harjo yang masih berdiri kokoh sejak tahun 1765 ditengah tengah berkembangnya jalan Malioboro dengan beberapa bangunan pertokoan baru pada masa kini.
Tak lengkap rasanya jika tidak melakukan wisata kuliner dikota ini yang memiliki begitu banyak pilihan salah satunya angkringan nasi kucing atau yang lebih dikenal dengan nama sego kucing yang menyajikan makanan serta minuman khas Jawa khususnya Yogyakarta. Angkringan ini umumnya disajikan dengan cara lesehan atau pun duduk di dekat gerobak angkringan. Menu yang perlu dicoba salah satunya kopi joss yaitu kopi dengan arang kayu yang memberikan sensasi berbeda dalam menikmati secangkir kopi dimana kelebihannya kopi joss memiliki kadar kafein yang rendah karena di netralisir oleh arang kayu. 
Umumnya warung ini mulai buka pada malam hari mulai pukul 18:00, kawasan ini selalu ramai dikunjungi baik penduduk setempat maupun para pelancong, suatu lokasi yang bisa menikmati lezatnya makanan serta minuman yang dihidangkan serta sebagai tempat bersosialisasi dengan sesama salah satunya adalah angkringan Lik Man yang merupakan angkringan yang paling dikenal dimana para pedangannya merupakan generasi awal pedagang angkringan di Yogyakarta sejak tahun 1950-an.
Untuk bisa merasakan nuansa angkringan Lik Man, lokasinya tidak jauh dari stasiun tugu Yogyakarta dengan berjalan ke arah utara dari arah jalan Malioboro  atau dari stasiun tugu Yogyakarta hingga menemukan jalan kecil pada sederetan angkringan dengan ciri khas dua buah bakul yang di hubungkan dengan bambu, atau bisa juga berupa gerobak, kemudian ciri khas yang lain yaitu anglo dengan arang yang membara serta nampan yang berisi makanan sego kucing. 
Pasar Beringharjo, salah satu pasar tradisional yang menjadi lansekap kota Yogyakarta
      Untuk kuliner makanan tentunya kurang lengkap jika anda belum mencoba gudeg Yogyakarta yang banyak dijajakan di sepanjang jalan Malioboro, salah satunya adalah angkringan dekat pasar Bering Harjo. Angkringan ini buka hanya malam hari dan disajikan juga secara lesehan, bisa makan bersama dengan cara lesehan tentunya membuat anda lebih membaur dengan orang orang jogya dan merasakan kehidupan masyarakatnya yang masih begitu kental unsur budayanya.
          Satu lokasi lagi di Yogyakarta yang hanya bisa dirasakan suasananya pada malam hari yaitu alun-alun kota bagian selatan. Tempat ini selalu ramai didatangi baik penduduk lokal maupun para wisatawan. Untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan becak maupun andong, salah satu alat transportasi klasik yang masih bertahan ditengah kemajuan jaman. Salah satu kegiatan yang patut dicoba adalah berjalan ke tengah-tengah dua pohon besar di alun-alun selatan dengan mata tertutup dengan kain bewarna hitam yang didesain khusus untuk tutup mata yang dapat  disewa 5000 Rupiah. Konon jika dapat melewatinya dengan berjalan lurus permintaan atau impian kamu akan terkabul. Berani mencoba?

Follow me on Instagram & twitter : @travelographers

1 comment:

  1. I leave а response ach time I especially enjoy
    a аrticle on a website orr if I have something to add to thhe cߋnversation.
    It is triggered by the ƿasssion displayesd
    in the article I looked at. And afteг this post "Borobudur aku kembali".
    I waѕ moved enough to drop a thought :-PI actually doo have 2 questionѕ for you if you usually do noot mind.
    Cohld it be only me or does it look as if like a fеw off the remarks look like tthey are left by brain dead people?
    :-P And, if yoս ɑre posting on additional sites, I'd like too
    follow everytɦing new you Һave to post.
    Ϲould you make a list all of all your social pges like your Facebook page,
    twitter feed, orr linкedin profile?

    Here is my web blog; google play

    ReplyDelete