Disaat lampu jalanan mulai terang benderang, disaat itulah
kehidupan malam di Bangla Road dimulai. Jedag-jedug dentuman lagu dari berbagai
aliran musik terdengar begitu meriah sesaat jalan tersebut ditutup untuk
kendaraan dan disulap menjadi jalan khusus pejalan kaki dan pusat keramaian
malam. Beberapa wanita dan waria dengan dandanan yang menor dan berbaju minim
mulai berdiri di sepanjang jalan itu mempromosikan café, lounge dan tempat
hiburan.
Kami menyeruak keramaian jalan itu untuk mencari makan malam.
Beberapa pramuniaga pun ikut menawarkan kami untuk melihat pertunjukan penari
waria dan wanita yang harganya tertera pada selembar kertas berlaminating yang
berisi daftar harga yang mereka tawarkan. Dengan sopan kamipun berlalu tidak
mengindahkan mereka dan lebih memilih menuju pasar malam untuk mencari makanan
halal. Perut yang lapar, uang yang terbatas dan iman yang kuat (*eeeh,) adalah alasannya kami menolak tawaran tersebut.
“Bangla Boxing Stadium,
The Real Fight at nine PM, Tonight!, Tonight!, Tonight!”
“Bangla Boxing Stadium,
The Real Fight at nine PM, Tonight!, Tonight!, Tonight!”
Suasana Jalan Bangla di Malam Hari |
Sayup-sayup suara promosi yang diputar pada pengeras suara mulai terdengar semakin nyaring. Sebuah mobil dengan bak terbuka yang dimodifikasi memiliki atap yang berbentuk podium di bagian atasnya berlalu melalui kami. Seorang atlet Thai Boxing berada di atas atap tersebut yang dikelilingi bendera dari beberapa negara sembari memperagakan gerakan tinjunya untuk mempromosikan Thai Boxing yang setiap malamnya di gelar di Bangla Boxing Stadium. Di hampir semua body mobil tersebut penuh oleh cutting stiker foto-foto petarung dari beberapa negara yang akan meramaikan pertandingan tersebut.
Bangla Boxing Stadium di Phuket, Thailand |
“Bangla Boxing Stadium, The Real Fight at nine PM, Tonight!, Tonight!,
Tonight!”
“Bangla Boxing Stadium,
The Real Fight at nine PM, Tonight!, Tonight!, Tonight!”
Sampai-sampai, saking seringnya mendengar tagline promosi tersebut kami sudah
hafal dengan iklan itu karena terus diputar berulang-ulang. Bang Amin pun
sempat berceloteh akan dibuatkan ringtones khusus untuk ini..”Hahaha.. ada-ada
saja celotehnya” Entah mengapa setiap kali mobil yang mempromosikan Thai Boxing
itu lewat, kami bisa tertawa sepanjang jalan membuat lelucon akan tagline iklan tersebut. Dengan aksen
Thailand dan nada yang khas yang begitu membekas diingatan, kamipun
berkali-kali menirukan suara itu.. “Tonight!,
Tonight!, Tonight!” dan diikuti dengan tawa canda kecerian bersama sahabat
perjalanan. “Hahaha…”
Pasar Malam Phuket Yang Tidak Jauh Dari Jalan Bangla Dan Pantai Patong |
Sajian Ayam Goreng di Pasar Malam Phuket, Thailand |
Salah Satu Kedai Halal di Pasar Phuket, Thailand |
Berputar-putar mengelilingi café di sekitar Patong agak sulit untuk mencari makanan halal selain masakan India atau cemilan seperti pancake. Kami terus berjalan hingga melewati Patong Shopping Paradise dan berlabuh ke pasar malam di Patong yang terkenal dengan surga kuliner jalanan dengan harga yang murah itu. Disinipun banyak tersebar aneka ragam makanan yang tampak menggiurkan, hanya saja karena beberapa tampak tidak halal kamipun tak berani mengambil resiko untuk mencobanya.
Telur Puyuh Goreng Yang Dijual Perpaket. |
Sajian Kuliner di Pasar Malam Phuket, Thailand |
Akhirnya kami lebih memilih banyak kuliner mencicipi berbagai jenis kue dan jajanan khas Thailand berharap bisa kenyang dengan makan jalanan tersebut. Satu persatu lapak yang tampak halal kami singgahi dan cicipi bersama. Barisan ketan yang bewarna ungu dengan topping buah nangka, mangga, abon dan sejenis wijen di atasnya yang disajikan di atas daun pisang tampak menggugah selera. Beberapa kue pancong dengan potongan pisang juga tampak lezat, ditemani oleh barisan kue lapis yang beraneka warna. Telur puyuh goreng yang digoreng garing di bagian pinggirnya namun kuningnya dibuat setengah matang juga menggoda. Kress..
Sajian Ketan Dengan Berbagai Macam Topping |
Beberapa Cupcakes Yang Dijual di Pasar Malam Phuket |
Telur Putuh Yang digoreng Dengan Pinggiran Yang Garing Dan Renyah |
Salah satu yang membuat kami menitikkan air liur
karena kelezatannya begitu menggoda yaitu deretan nacos khas Thailand yang
tampak begitu renyah dan manis dengan taburan parutan kelapa dan wijen yang
telah disangrai kering di atasnya disusul Muslim pancake dengan pilihan rasa
pisang, kelapa, jagung serta kismis yang dijual disebuah lapak dengan label
halal di atasnya.
Bersama Bang Amin Menikmati Sajian Kuliner di Pasar Malam Phuket |
Sweet Nacos Dengan Krim Kelapa Yang Nikmat, Renyah! |
Memang dasar perut Indonesia, kalau belum ketemu nasi tetap saja rasanya kami belum makan malam. Beberapa cemilan yang telah kami santap bersama masih terasa belum nendang. Akhirnya kami menuju ke sebuah tempat bernama Jung Ceylon Mal yang di dalamnya terdapat berbagai outlet frenchise dunia untuk mencari makanan berat sekaligus menikmati pertunjukan gratis air mancur dan laser yang dikenal dengan nama Water Fountain Show yang patut untuk dilihat ketika berkunjung ke pantai Patong.
Pertunjukan Air Mancur di Dalam Jung Ceylon Mal, Phuket |
Pertunjukan Water Fountain Show di Dalam Jung Ceylon Mal, Phuket |
Bang Amin dan Bang Coy Yang Begitu Lahap Menikmati Sajian Menu di KFC Jung Ceylon Mal Phuket |
Karena cukup sulit mencari menu halal disini, kami memutuskan
untuk ke sebuah frenchise ayam goreng
bapak tua beruban putih yang sudah memiliki jaringan di seluruh dunia di tempat
ini. Selain halal seharusnya dari sisi harga tidak semahal makanan di café atau
lounge yang ada di sepanjang pantai Patong. Akhirnya hari ini di tutup dengan
menyantap sebuah menu yang tampak menarik di restoran ini yaitu menu Thai Green
Chicken Curry. Sebuah menu yang menyajikan nasi dengan kari hijau ayam yang
merupakan salah satu masakan Thailand yang populer disini. Mungkin beginilah
kebanyakan perut Indonesia, baru kenyang setelah ketemu nasi.
"Selingan iklan"
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. |
Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Baca Episode Sebelumnya disini
Cerita Perjalanan Darat Dari Krabi Ke Phuket Thailand
Perjalanan Menuju Pantai Patong Phuket, Thailand
Sebuah Pertemuan Dan Senja di Pantai Patong Phuket, Thailand
Menginap di Crown Hostel Backpacker di Jalan Bangla, Phuket Thailand
Perjalanan Menuju Pantai Patong Phuket, Thailand
Sebuah Pertemuan Dan Senja di Pantai Patong Phuket, Thailand
Menginap di Crown Hostel Backpacker di Jalan Bangla, Phuket Thailand
Baca Artikel Tentang Thailand disini
Follow my instagram @travelographers , twitter account @travelographers
and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
Thailand iini yg bikin gw selalu rindu dan ngak pernah bosan itu kuliner nya JUARA
ReplyDeleteBtw kamu mangkal di bangla kak ???? inget lho jangan sembarangan, mesti pake kondom kalo main hahaha
wkwkwk.. alhamdulillah untunnya nggak khilaf cum, inget isi dompet yang pas-pasan wkwkwkwkwkkwkwk
Deletejadi penasran sama kuliner thailand yang katanya enak-enak dan pas banget dengan lidah indonesia ..
ReplyDeleteiya rasanya enak dan harganya murah pas sesuai dengan kocek yang pas-pasan hehehe
Deletejadi kangen ke thailand lagi nih :( mau halan halan kesana tapi temen-temen lagi pada sibuk semua
ReplyDeleteNampak sedapnya...
ReplyDelete