Salah Satu Pemandangan Indah Yang Tersaji Di Tengah Perjalanan Keliling Phuket |
Meski
baru jam tujuh pagi, jalanan di sekitar Bangla Road masih ramai. Mataku menyapu
jalanan tampak beberapa gerombolan orang yang baru kembali dari dunia malam di
Jalan Bangla, ada yang masih tampak segar ada juga yang berjalan
terhuyung-huyung sisa efek minuman yang mereka tenggak semalam serta ada juga
yang memang hidup di dunia pagi yang baru memulai kehidupan kesehariannya. Kami
segera berjalan menuju tempat penyewaan sepeda motor yang direkomendasikan
pemilik hostel yang letaknya masih di deretan jalan yang sama.
Harga
sewanya 200 Thailand Bath untuk perharinya yang dapat dipakai 24 jam namun
belum termasuk pengisian bensin. Dengan meninggalkan paspor sebagai jaminan,
kami dapat membawa motor ini untuk berkeliling Phuket. Karena kami bertiga
jadinya kami menyewa dua motor dari tempat penyewaan tersebut. Amin memilih
motor matik berwarna kuning sedangkan Coy memilih motor matik berwarna biru.
Starter
mesin motor matik yang Amin kendarai dinyalakan, menyusul Coy yang juga ikut
memanaskan mesin. Suara mesinnya menggema menggelitik gendang telingaku. Kami
mulai melajukan motor menuju tempat pengisian bensin pinggir jalan yang
direkomendasikan pemilik penyewaan sepeda motor. Dengan kondisi motor yang
telah diisi bensin, motor kamipun siap membelah jalanan untuk melaju ke
beberapa destinasi wisata di Phuket.
Dengan
berbekal peta hitam putih berukuran kecil yang kuperoleh dari hostel, dari
Pantai Patong kami melaju menuju patung Buddha yang besar yang letaknya berada
di atas bukit. Namun ketika sedang dijalan kami tak dapat memakai peta yang
kami dapatkan untuk acuan perjalanan kali ini karena kenyataan yang kami hadapi
dijalanan cukup berbeda. Dengan mengandalkan insting dan petunjuk jalan yang
ada kami terus berjalan menyusuri pantai yang membentang luas disebelah kiri
kami.
“Bang minggir bentar” Ujarku kepada Coy untuk berbelok
kearah yang aku tunjuk.
“Kesini?”
“Iya, Bang”
Coy mulai berbelok ke kanan perlahan lalu berusaha menepi.
Tiin Tiin, dengan suara klakson motor Coy berusaha memberi kode kepada Amin agar
ikut menghentikan laju motornya.
“Tempat apaan nih bang?” Tanya bang Amin.
“Gak tau bang, kayaknya kuil karena dari luar bangunannya
bagus, kita coba masuk aja”
Kami langsung menyandarkan sepeda motor tak jauh dari pintu
gerbang, ada sebuah bangunan kuil dengan atap dan ornament berwarna emas
dilengkapi dua ekor naga di kedua sisi anak tangga menuju kuil kecil itu.
Ketika kami berjalan kesisi sebelah kanan baru kami ketahui bahwa tempat yang
kami tuju ini merupakan sekolah.
“Mungkin kalau di Indonesia ini musholanya” Celotehku.
Setelah puas mengunjungi sekolah itu kamipun melanjutkan
perjalanan menuju tujuan utama yaitu kilometer nol di Phuket yaitu patung Big
Buddha. Namun di tengah jalan lagi-lagi kami melihat bangunan yang menyerupai
kuil dengan ornament keemasan di setiap sudut bangunannya yang begitu menarik
untuk dikunjungi. Kami sejenak menepi dan mengunjungi tempat yang tak dijaga
itu. Setiap orang bebas berlalu lalang masuk untuk mengunjungi tempat ini.
Rasanya kuil disini begitu mudah ditemui diberbagai sudut kota mengingat Buddha
merupakan agama terbesar yang dianut dinegara ini, sama halnya dengan di
Indonesia yang dengan mudahnya kita menjumpai mushola atau masjid karena negara
kita didominasi oleh pemeluk agama islam.
Motor kami kembali melaju membelah jalan yang relatif sepi,
langit mulai gelap dengan awan kelam menggantung menghitamkan suasana. Sempat
turun rintik gerimis membahasi sekujur tubuh namun tak cukup untuk mengurunkan
niat kami untuk terus melaju. Sesaat kami kehilangan arah Coy kembali menepikan
motor di tepi jalan, tepat di pertigaan jalan di salah satu deretan toko.
Salah Satu Bangunan Kuil Yang Kami Jumpai di Tengah Perjalanan Keliling Phuket |
“Kayaknya kita salah arah deh” Ucap Coy.
“Coba lo liat peta dulu Coy” Sanggahku.
“Percuma bang, petanya susah dibaca”
“Kita ketempat lain aja dulu gimana?”
“Tadi sih gw lihat ada petunjuk ke viewpoint lewat sana, kayaknya bagus”
“Kenapa bang?” Amin turun dari motornya dan menghampiri
kami.
“Salah jalan kita bang, jadi kayaknya kita mau ke viewpoint dulu”
“Ya udah kita ke viewpoint
dulu aja” Jawabnya singkat.
Pemandangan Dari View Point |
Karena cafenya juga baru persiapan untuk buka, kami hanya
izin masuk untuk sejenak menikmati pemandangan dari viewpoint ini sebelum turun ke pantai Kamala yang letaknya tepat
berada di bawahnya. Dengan hamparan pasir putih serta sebuah pulau kecil yang
terlihat di bagian kanan pantai ini menjadi magnet kuat para wisatawan untuk
bersantai di tempat ini, terlebih lagi di pantai ini menghadirkan suasana yang
tenang untuk bersantai. Semua ini ditambah lagi dengan fasilitas penginapan
yang nyaman berupa beberapa bangunan villa dan hotel yang berada di tebing yang
menawarkan panorama yang indah dari ketinggian.
Yang awalnya tujuan kami hendak ke Big Buddha, akhirnya kami
memutuskan untuk menyusuri pantai di sepanjang jalur bagian selatan terlebih
dahulu yaitu Pantai Kata dan Pantai Karon yang memiliki karakteristik yang sama
dengan pantai Kamala. Kondisi di pantai ini sungguh berbeda dengan kondisi di
pantai Patong yang begitu disesaki wisatawan, di tempat ini kami merasakan
ketenangan untuk bersantai menikmati suasana pantai dan mendengarkan deburan
ombak sembari menikmati makan siang kami di sebuah warung kaki lima dipinggir
pantai Kata.
Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai |
Teman Seperjalanan di PHuket, Bang Coy dan Bang Amin |
Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai |
Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai |
Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai |
Mampir di Pantai Kata dan Kamala Untuk Makan Siang Dan Bermain di Pantai |
Awan gelap masih menguasai sebagian besar langit Phuket hari
itu, namun secara perlahan awan tersebut mulai menepi dan menjauh memberi
kesempatan sinar mentari untuk menunjukan kilaunya. Hamparan laut yang semula
kelam kini tampak berseri penuh warna gradasi mulai dari kilauan pasir putih,
jernihnya air laut hijau toska hingga menjadi biru gelap ketika menatap ke
samudera luas di ujung cakrawala nan jauh disana.
Sejauh kepala mendongak ke langit untuk melihat cuaca yang
telah cerah di siang hari yang semakin terik, kini langit Phuket telah
didominasi warna biru dan awan putih yang menggantung bergelayut diangkasa.
Setelah perut sudah kenyang dan sudah merasa cukup kami bergegas melanjutkan
perjalanan ke tempat tujuan utama kami yaitu patung Big Buddha. Dengan
kecepatan normal kami memacu sepeda motor menuju bukit tempat patung besar itu
berada.
Salah Satu Marka Jalan Yang Kami Temui di Kota Phuket |
Jalan Raya di Phuket, Thailand |
Sesekali kami berpapasan dengan rombongan biksu berpakaian
dengan kain berwarna orange terang dan coklat yang berlalu di jalan yang sama
menuju patung Buddha tersebut. Kami juga melihat beberapa wisatawan asing yang
sedang mengendarai gajah untuk berkeliling di area bukit ini yang dipandu oleh tour guide yang tampak bahagia sedang
mendapatkan pengalaman baru di negeri gajah putih ini. Semua tersirat dari
senyum dan tawa mereka ketika gajah-gajah besar tersebut berjalan masuk ke
sela-sela pohon yang rindang di bukit itu.
Pemandangan Indah Yang Tersaji di Kilometer 0, Phuket - Thailand |
Di Dalam Kuil Patung Buddha di Kilometer 0 |
Patung Buddha di Kilometer 0, Phuket - Thailand |
Sampai akhirnya kami tiba di patung Big Buddha yang
merupakan patung terbesar di Phuket. Pada kedatangan kami saat ini bagian
bawahnya terdapat susunan steger yang terbuat dari bambu dan kayu yang
menandakan sebagian tempat ini masih dalam masa pembangunan. Pemandangan yang
dihadirkan dari tempat ini sungguh indah, hamparan laut biru dan pulau kecil
serta dermaga yang dilabuhi ratusan perahu dan yacht tampak kecil dari titik ini.
Pemandangan Indah Yang Tersaji di Kilometer 0, Phuket - Thailand |
Pemandangan Indah Yang Tersaji di Kilometer 0, Phuket - Thailand |
Satu persatu wisatawan yang datang pastinya segera berpose
dan mengabadikan moment ini pada memori kamera yang mereka bawa. Beberapa kali
aku diminta bantuan untuk memotretkan mereka dengan latar pemandangan tersebut.
Senyum kebahagiaan terpancar dari raut wajah mereka karena dapat berbagi dan
mengabadikan pengalaman seru di Phuket bersama keluarga dan sahabat terdekat
dan kamipun melakukan hal yang sama.
"Selingan iklan"
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. |
Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Baca Episode Sebelumnya disini
Cerita Perjalanan Darat Dari Krabi Ke Phuket Thailand
Perjalanan Menuju Pantai Patong Phuket, Thailand
Sebuah Pertemuan Dan Senja di Pantai Patong Phuket, Thailand
Menginap di Crown Hostel Backpacker di Jalan Bangla, Phuket Thailand
Sepenggal Cerita di Jalan Bangla & Kulineran Di Pasar Malam Phuket
Baca Artikel Tentang Thailand disiniPerjalanan Menuju Pantai Patong Phuket, Thailand
Sebuah Pertemuan Dan Senja di Pantai Patong Phuket, Thailand
Menginap di Crown Hostel Backpacker di Jalan Bangla, Phuket Thailand
Sepenggal Cerita di Jalan Bangla & Kulineran Di Pasar Malam Phuket
Follow my instagram @travelographers , twitter account @travelographers
and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
Waaaa Seruuu Om bisa touring gitu, apalagi di negeri orang :)
ReplyDeleteiya mas jadi bisa hemat pengeluaran juga dan lebih praktis untuk menjelajah hehe.
Deletephukeet memang tiada duanya
ReplyDeleteiya seperti kijang memang tiada duanya hehehhe
DeleteGw waktu ke phuket jalan ber 12 jadi kita sewa elf keliling phuket jauh lebih murah gagaga
ReplyDeletewah seru tuh cum, kalo ketemu lawan bisa langsung diajak tanding bola hehehe.. :D
Deleteiya seru ya traveling rame-rame gitu jadi bisa share cost dan jatoh nya bisa jauh lebih murah.
Do great measure of research before picking such supplier from the online world, as there are many fake travel operators those simply give fake claims on offering benevolent arrangements. By searching for a Phuket travel specialist you will guarantee that your outing will be smooth with one of a few transportation choices.www.luxuryrentalphuket.com
ReplyDeletethank you
DeleteBisa bawa kendaraan tanpa Sim internasional yah ?
ReplyDeletedari pengalaman kami gpp tanpa sim internasional asal bawa sim indonesia. yang penting pas nyetir mengikuti peraturan dan jangan melanggar lalu lintas. tapi sangat direkomendasikan punya sim internasional kalo ingin menjelajah jauh dengan kendaraan khususnya bawa kendaraan sendiri, krn kalau kami hanya sesekali saja pas sewa motor sebagai turis.
Delete