City Hotel Dan Suasana Malam di Kota Krabi |
“Do you have a room?” Tanyaku kepada resepsionis di City Hotel. Pertanyaan
itu kami ajukan setibanya di kota Krabi dikala petang dengan kondisi kami belum
melalukan pemesanan berikutnya. Ya wajar saja kami bertanya apakah masih ada
kamar kosong karena jujur kami tidak ada rencana sebelumnya untuk bermalam di
kota ini. Rencana awalnya kami ingin bermalam di pantai Ao Nang atau
Noppharatthara namun apa daya kami baru tiba di kota Krabi disaat matahari
sudah terbenam dan angkutan umum ke pantai Ao Nang sudah tidak ada. Jadi mau
tidak mau terdamparlah kami di kota Krabi ini.
“Yes we have, Chı̀ reā @##$%^*^! mī h̄̂xng $#@%^*) phạk%^$#” Dengan
bahasa inggris seadanya dia mengatakan ada, namun apa yang dikatakan setelahnya
tak satu katapun dapat kami mengerti.
Tak sempat kami meminta
kamar termurah, kami langsung ditunjukan daftar harga kamar yang terendah dari
beberapa tipe kamar yang ada. Coy berceloteh sepertinya resepsionis itu
tersugesti dengan tampang kita yang kucel belum mandi selama dua hari.
Seorang bellboy mengantarkan kami melihat
penginapan yang ada di lantai tiga. Kami ditunjukan ke sebuah kamar privat
dengan dua kasur, satu kamar mandi di dalam serta dilengkapi fasilitas televisi
kabel dengan tarif menginap 450 Bath semalam atau setara dengan 75 ribu
permalam perorang. Harga tersebut terbilang murah untuk ukuran hotel dengan
fasilitas sebaik tempat ini.
Kamar Paling Murah di City Hotel Kota Krabi, Hanya 450 Bath Semalam Untuk Dua Orang |
Kamar Paling Murah di City Hotel Kota Krabi, Hanya 450 Bath Semalam Untuk Dua Orang |
Aku langsung meletakan
ranselku dan menjatuhkan tubuhku ke kasur yang empuk. Tak lama berselang
kamipun mulai tersadar listrik di kamar ini masih padam karena kondisinya
menjadi gelap sesaat bellboy meninggalkan
kami dan menutup rapat pintu kamar dari luar.
“Coy, tadi lo inget
pesan bellboy nya cara hidupin
listriknya?” Tanyaku sembari pencet tombol stop kontak yang tak kunjung hidup.
“Memangnya engga bisa
hidup bang”? Coy pun penasaran menekan tombol stop kontak yang sama.
“Bentar deh Coy,
kayaknya pertama kali masuk listrik masih nyala kan, tuh bellboy ngapain ya kok bisa hidup?”
Dengan konyol kamipun
berusaha untuk me-reka adegan ketika pertama kali masuk kamar, kemudian
memandangi sekeliling kamar untuk mencari tombol lain yang bisa dihidupkan.
Satu persatu stop kontak telah kami coba bahkan dilokasi terpencil pun
dibelakang televisi dan telepon kamar.
“Lo tanya ke
resepsionis deh Coy” Ucapku sambil nyengir
Sambil menunggu Bang
Coy, dengan rasa penasaran akupun terus berpikir keras berusaha mengingat
bagaimana menghidupkan listrik di kamar ini. Sampai Coy kembali kekamar pun
hasilnya masih nihil listriknya belum bisa menyala.
“Bang, dia bilang cari
boks di sebelah pintu terus tekan tombol on”
Dari informasi yang
dapat di mengerti seadanya karena perbedaan bahasa, hampir sepuluh menit kami
masih berkutat mengotak-atik boks yang terbuat dari lempengan seng untuk
menghidupkan listrik, namun hasilnya tetap sama, gelap. Sudah ditekan-tekan
boks nya, sudah ditekan-tekan tombol on
nya namun tak mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tidak ada petunjuk lain
selain berusaha mengerti cara kerja boks ajaib ini.
Apa boleh buat, Coy pun
kembali turun ke lantai satu untuk bertanya kembali ke resepsionis. Sekembalinya
Coy keatas, yang dia dapat mengerti hanya masuk cari boks kemudian tekan.
Karena penggalan kata in, box dan push yang dapat disampaikan oleh resepsionisnya. Selebihnya hanya
masuk telinga kanan keluar telinga kiri karena tidak dapat dimengerti.
Kamipun mengulangi hal
bodoh yang sama dan akhirnya Coy menyerah karena hasilnya pun sama. Tidak
berhasil.
“Mentok gw Bang Her,
Gantian deh lo yang tanya, gw jagain kamar”
“Bahasa inggris gw
pas-pasan, lagi pula malu juga gw sudah dua kali nanya” Tambahnya lagi.
Masih penasaran akupun
terus menekan-nekan boks kecil itu. Karena rasa malas untuk naik turun dan
bertanya lagi, kamipun sepakat berinisiatif untuk menunggu seseorang yang lewat
lorong penginapan. Berselang beberapa menit akhirnya ada seorang bule berkulit
putih lewat kamar kami, tanpa ragu kamipun menghampiri dan meminta bantuannya.
Dengan santai dia membantu kami untuk menunjukan caranya.
“Jleb, Klik”
dimasukannya gantungan kunci yang berbahan mika transparan dengan ukuran 5 x 15
cm ke dalam boks kemudian ditekannya tombol on.
Penampakan "boks ajaib" di City Hotel, Kota Krabi |
Hahahahaha…. Pecahlah
tawa kami bertiga sesaat lampu kamar menyala. Dalam batin entah kami merasa
gaptek atau norak yang pasti kami sungguh merasa kantrok banget tidak bisa
menghidupkan listrik selama puluhan menit mengotak-atik boks itu.
“Thank you Sir!..”
“No problem, i've got the same problem with you guys. Hahaha. So Enjoy Krabi” Serayanya menertawai kekonyolan yang sama dengan kami kemudian ia berlalu turun ke bawah.
Suasana Kota Krabi Malam Hari |
Tak pernah terlintas
sebelumnya di kepala kami tentang canggihnya boks yang terlihat sederhana ini.
Sebuah boks yang menyerupai kaleng penyok dari lempengan seng yang memiliki
celah untuk menyimpan gantungan kunci baru kemudian dapat ditekan tombol saklar
on nya untuk menghidupkan listrik. “Lebih canggih dari hotel mahal nih Coy yang
pake kartu chip” Kelakarku.
"Selingan iklan"
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. |
Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Baca Episode sebelumnya
disini :
Baca Episode selanjutnya disini:
Follow my instagram @travelographers , twitter account @travelographers
and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
ngakak bgt bacanya. krn aku jg nginep disini dan kejadiannya sama. udha gt kok itin-nya persis. ke kl trs hatyai trs krabi.
ReplyDeleteddpn hotelnya ada pasar dan jual duren. udah uenak murah lg. hehe
hehe. wah ternyata bukan kami sama bule yang kami temui aja di hotel ini punya pengalaman yang sama, ternyata kita juga sama hehehe.. *salaman*
Deleteiya itinerarynya samaan ini ambil rute jalur darat yang sama. salam kenal, semoga bermanfaat dan menginspirasi :)
Ngomong inggris org krabi unik... Hotel kl mreka blg oteo... Pernah kejadian pas mau tny kamar resepsionisnya tny how many sinden do you have... Karna pergi ama ank2 dan semua pd ribut..suami yg heran sampai blg ke rep nya sinden ?? Dancing ?? Singing?? Sambil nari2 gtu Org hotelny kebingungan trus tunjuk2 ank2 ... Br lah ngeh kl blg children...sumpah ngakak
ReplyDeleteahaha. iya bener banget aksen nya kadang bikin kita diam dan mikir dulu untuk mengerti maksudnya apa. pas ngerti kita bisa ngakak kemudian hehehehehe
Deleteweeeeee kwernnnn yaaa
ReplyDeleteterima kasih :)
Deletewaah kereen banget nihh gan
ReplyDeletesemoga menginspirasi ya
ReplyDeleteDari KL mau ke hatyai naik kereta nya drimana mas??
ReplyDeleteqo search di easybook gbsa :(