Songthaew Yang Parkir di Salah Satu Sudut Kuil di Kota Hatyai, Thailand |
Hampir satu jam waktu yang kami
tempuh dari perbatasan Malaysia di Stasiun Padang Besar hingga sampai ke
stasiun terakhir di kota Hatyai ini. Setibanya di stasiun ini aku melihat puluhan pedagang asongan yang berpartisipasi
dalam keramaian stasiun di tengah lalu lalang penumpang yang naik dan turun
kereta. Hal ini benar-benar mengingatkanku akan nostalgia di stasiun kereta di
Indonesia tahun 90an yang terdapat banyak pedagang asongan mangkal memadati
peron stasiun.
Kota tujuan berikutnya
yang ingin kami tuju yaitu Krabi dan Phuket. Karena dua kota itu tidak dapat
ditempuh dengan kereta api maka tidak ada pilihan lain selain mencari bus yang
dapat mengantarkan kami ke kota itu. Sembari mencari letak keberadaan terminal
bus kamipun mulai berjalan menyusuri kota Hatyai memanfaatkan waktu transit
kami di kota ini.
Suasana di Stasiun Hatyai, Thailand |
Salah Satu Peron di Stasiun Hatyai, Thailand |
Loket Penjualan Tiket Kereta di Stasiun Hatyai, Thailand |
“Yuk
Coy, kita keluar” Kami beranjak meninggalkan peron stasiun
menuju pintu keluar. Belum jauh
melangkah kami terhenti seketika setelah dihampiri seseorang pemuda dengan
logat Thai yang begitu kental.
“Assalamualaikum.. Muslim?, Im Muslim”
“Come with me”
“S̄wạs̄dī #@~!^* mā kạb
c̄hạn $%#@t~3
@`&)~? {~ ?”
“Waalaikum
salam” Jawab kami.
Coy
tidak bisa menangkap dengan jelas seluruh perkataannya karena aksennya sulit
dimengerti dan kurang terdengar. Sepertinya salam perkenalan Assalamualaikum
saja yang menjadi andalannya untuk menarik pelancong yang singgah dikota ini.
Begitu
kami bertanya mengenai Krabi kota berikutnya yang akan kami singgahipun dia
menjawab dengan bahasa Thai yang tidak kami mengerti sama sekali. Berulang kali
kami mengatakan “In english please, in english”
namun tetap saja pemuda itu berkata dalam bahasa Thai. Coy mulai merogoh tas
dan mengeluarkan kertas dan sebuah pulpen. Sepertinya dia kasihan melihatnya
yang dengan gigih terus mengikuti kami untuk menawarkan sesuatu. Sembari
menuliskan angka 700 di kertas yang disediakan Coy, seraya dia berkata “Big Buss..
Big Bust.. Big Bost..” Kedua tangannya yang terbuka lebar memperagakan sesuatu
yang besar.
“Bang
Her, lo ngerti ngga?” Coy tampak bingung karena terdengar samar antara bus atau
boat.
“Boat kali Coy, kan Krabi dekat laut”
Jawabku dengan tidak yakin.
“Kelamaan
kali Bang Her kalu pake boat”
Jawabnya sambil mengeryitkan dahi.
“Tadi
baca tulisannya keriting, sekarang gw denger bahasanya kusut Coy. Gak ngerti
gw” Balasku.
“Big Buss.. Big Bust.. Big Bost..” Tidak
putus semangat pemuda itu terus berbicara kepada kami.
“Iya
kayaknya bus Coy” Ucapku singkat.
Seperti
Budget Controller, Coy langsung
membuka beberapa catatan yang dia bawa. “Kemahalan Bang, ongkos ke Krabi untuk
dua orang seharusnya ga sampai 500 Bath” Ucap Coy.
“Iya
Bang, kita juga ga tau 700 Bath itu untuk perorang atau berdua” Berusaha dengan
ramah, kami segera pergi meninggalkan pemuda itu dan melanjutkan langkah kami
keluar stasiun Hatyai.
Berbekal
dengan peta yang kurang jelas dan telpon genggam ber GPS merek Nokia Type N milik
Coy yang sudah cukup jadul, kami menatap kota Hatyai dengan penuh semangat.
Sebuah kota yang terletak di Thailand bagian selatan yang merupakan wilayah
metropolitan terbesar di daerah selatan dan terbesar ketiga setelah Bangkok dan
Chiang Mai.
Berpose Mengabadikan Momen Ketika Pertama Kali Menginjakan Kaki di Thailand |
Sebuah
foto Raja dan Ratu Thailand dibingkai emas yang terpajang di depan Haadyai
Station menjadi foto pertama kami berfoto bersama dengan penguasa negeri ini.
Sebuah foto di depan stasiun yang suatu saat nanti akan menjadi kenangan bagi
kami yang baru pertama kali menginjakan kaki di Negeri Siam ini. Hampir di segala
sudut kota dengan mudah kita temukan foto Raja Thailand yang begitu dicintai
oleh warganya.
Sembari
mencari tahu keberadaan terminal bus, kami berjalan ke kota untuk mencari
informasi sekaligus mencari tempat makan. Barisan Songthaew angkutan umum
seperti angkot berjejer di depan stasiun, namun kami tidak tahu kemana arah
trayek mobil itu. Karena ingin sekalian menyusuri kota Hatyai, tentu saja jalan
kakilah yang menjadi pilihan kami. Dengan kondisi perut keroncongan, satu
persatu kedai makanan terpaksa dilalui karena tidak halal untuk kami. Babi
kecil yang telah memerah dipanggang terpajang hampir di semua etalase
kaca paling depan di toko yang kami lalui.
Cuaca terik
siang ini tidak membuat kami
berlari berteduh, selangkah demi selangkah kami terus menyusuri trotoar pertokoan
yang sudah mulai ramai, melewati beberapa kuil tempat peribadatan umat Buddha
sampai akhirnya menemukan letak dimana terminal bus itu berada. Setibanya di
terminal bus Hatyai lagi-lagi kami disambut sederetan tulisan keriting diatas
papan informasi dan di loket-loket penjualan tiket. Mataku terus menjelajah
berusaha untuk mencari dimana letak bus tujuan Krabi berhenti sampai bertemu
dengan satu titik di platform 7 dengan tujuan Hatyai – Trang yang didepannya
terdapat beberapa bus tujuan ke Phuket. Kalau dilihat dari peta, posisi Phuket
itu setelah kota Krabi, dugaan kami seharusnya bus ini pasti lewat Krabi.
Suasana Kota Hatyai di Pagi Hari |
Salah Satu Sudut Kota Hatyai |
Angkutan Umum Yang Melintas di Salah Satu Kuil di Kota Hatyai, Thailand |
Salah Satu Jalan Utama di Kota Hatyai, Thailand Selatan |
Suasana Terminal Bus Hatyai, Thailand Selatan |
Suasana Terminal Bus Hatyai, Thailand Selatan |
Bus Yang Berbaris di Terminal Bus Hatyai, Thailand Selatan |
Salah Satu Loket Penjualan Tiket di Terminal Bus Hatyai, Thailand Selatan |
Bus
yang berwarna dasar putih dengan corak warna biru muda inilah yang akan membawa
kami menuju Krabi, kota tujuan kami selanjutnya.
Bersambung.
Telah Terbit Buku Karya Saya Yang Berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. |
Telah terbit buku karya saya yang berjudul Overland, Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Penasaran bagaimana Trilogy buku ini? Baca Sinopsis lengkapnya disini : Buku Trilogy Overland - Dari Negeri Singa ke Daratan Cina. Sebuah memoar perjalanan jalur darat melintasi perbatasan 13 negara Asia Tenggara dan Daratan Cina.
Untuk teman-teman yang mau order atau tanya informasi detailnya boleh direct whatsapp ya +6287887874709. Bisa juga DM Instagram @travelographers, beli di website Leutikaprio atau di link marketplace ini ya.
* Tokopedia
* Shopee
* Bukalapak
Baca Episode selanjutnya disini:
Follow my instagram @travelographers , twitter account @travelographers
and google plus account +shuTravelographer
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
and if you found the post useful or interesting please do share! :)
Nah loh! Jadi ini kota namanya Haadyai atau Hatyai sih ya? :O
ReplyDeletehaadyai bahasa thailandnya. sama seperti Yogjakarta dengan Jogjakarta hehe
ReplyDeletewaaaww mantaappppp
ReplyDeleteterima kasih lia garut sudah berkunjung ke blog kami. Salam dodol garut. hehe
ReplyDeletehai, salam kenal... perjalan darat dengan bis dari hatyai ke krabi berapa jam perjalanan? thanks before :)
ReplyDelete